♧♧♧
Dan di sinilah gadis itu duduk, di depan cermin dengan balutan gaun putih yang Giselle pinjamkan dan juga dandanan tipis sederhananya.
Arkeyna bergeming sejenak memandang dirinya sendiri, gadis itu sengaja untuk melepas kacamata bulat yang setiap hari senantiasa bertengger di hidung mancungnya selama ini.
"Selesai," ujar Giselle seraya bangkit dan menutup bedak yang sedari tadi ia polesi di pipi adik sepupunya itu.
Arkeyna sedikit menoleh dan kemudian tersenyum samar—nyaris menangis, gadis itu sadar di hidupnya, kehadiran Giselle, pamannya, dan juga tantenya sangat berarti.
Bahkan Arkeyna sendiri merasa miris ketika ayahnya sendiri dengan seenaknya meninggalkan ia dan juga ibunya begitu saja. Tanpa kabar, bagai bumi telah melenyapkan kehadiran pria itu dalam sekejap.
Di tambah lagi Anna Abigail, yang tak lain adalah ibunya sendiri langsung terserang kanker tak selang lama kepergian ayahnya yang mendadak. Anna tidak bertahan lama di dunia, hingga wanita itu meninggalkan putri kecilnya untuk menghadap ke sang pencipta.
"Kamu baik-baik saja? Jangan nangis nanti make up-nya luntur." Giselle kembali berjalan mendekati Arkeyna dengan sedikit merunduk.
Giselle mengelap halus air mata yang jatuh di pipi sepupunya itu sembari tersenyum—berharap bisa menyalurkan rasa tenang pada gadis di depannya.
"Terima kasih, Kak," lirih Arkeyna.
Giselle menggeleng tanpa melunturkan senyumannya. "Sudah ya menangisnya. Ada aku di sini, Keyna. And everything will be fine."
Arkeyna mengangguk dan kemudian tersenyum samar.
Ting ... tong ....
Suara bel rumah yang berbunyi berhasil membuat Giselle menoleh dan kemudian tersenyum jahil ke arah Arkeyna.
"Sepertinya lelaki idamanmu itu datang," goda Giselle seraya mengedipkan sebelah matanya, yang sukses membuat pipi Arkeyna merona. Giselle bangkit dan kemudian bergerak keluar untuk membuka pintu dan melihat apakah benar yang datang adalah pasangan dansa adiknya malam ini.
Bevan? Is that you? Gadis itu membatin hingga tanpa sadar tersenyum.
Dengan cepat Arkeyna mengambil kacamatanya dan memasukkan ke dalam tempat kacamata khusus, gadis itu takut sewaktu waktu ia akan membutuhkan itu dikarenakan matanya yang minus.
Setelahnya dengan cepat Arkeyna berjalan keluar menuju arah pintu hingga ia menemukan lelaki yang ia sukai sejak dulu itu dengan tuxedo hitam yang membalut tubuh tingginya dengan sempurna. Seperti biasa, Bevan selalu tampil menawan.
Bevan menoleh ke arah Arkeyna yang berdiri mematung tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.
Dan di situ jugalah Arkeyna tampak gelagapan bercampur malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Night In Chicago ♧
Storie d'amoreArkeyna dipertemukan dengan Dominic yang dingin dan angkuh. Sang President Director Jordan Worldwide yang tanpa terduga turun tangan untuk menyelamatkan gadis lugu berumur delapan belas tahun yang pingsan di cabang hotelnya sendiri. *** Arkeyna Abig...
Wattpad Original
Ada 7 bab gratis lagi