Flashback ~
"Nanti setelah selesai les, temani aku bentar ya." Ucap Alen di tengah perjalanan mereka ke tempat les.
"Kemana?" Tanya Santi.
"Ada deh. Pokoknya temani aku ya." Alen membuat Santi penasaran.
Mendengar jawabannya, Santi hanya diam kebingungan namun ia tidak mempermasalahkan itu. Ia percaya Alen tidak macam-macam dengannya."Belajar yang benar." Alen memperingati Santi ketika sampai tujuan.
"Iya iya bawel. " santi masuk ke dalam dan langsung menemui teman-temannya yang sedang diskusi.
"Ciee yang bareng Alen. " goda Rika dengan terseyum.
"Cieeeeeeee kompaknya." Ucap Rara, dan Lina serentak.
"Ya elah kami kan rumahnya deketan, yaudah barengan aja kesini."ujarku santai.
"Kalo kalian jadian jangan lupa PJ yaaa." Goda Rara dengan senyum penuh arti.
"Jadian? Ya gak lah. Kami itu sahabatan dari kecil. Lagian gamau ahhh sama alien kayak gitu."ucapku mencibir kesal.
"Hahah namanya Alen, santi. Alen. Bukan alien." Jelas Rika.
"Namanya Alen. Orangnya alien." Jelasku sambil mengambil buku.
"Justru dari sahabat bisa jadi Cinta loh. Kan banyak kayak begituan. " timpal lina.
"Kenapa jadi bahas jodoh dan Alen sih? Kita itu mau diskusi pelajaran bukan diskusi jodoh. Kalo mau diskusi jodoh, ke acara TV cari jodoh aja sana." Aku yang mulai gak ingin memperpanjang pembicaraan ini agar mereka gak semakin kepo antara aku dan Alen.
Jangan sampai mereka tau perasaan ku.
Tettttttttt.....
Bunyi bel les yang menandakan berakhirnya les dan kami pun beranjak pulang."Ayok pulang."Alen sudah selesai membereskan bukunya.
"Ayok."ujarku.
"Kita mau kemana?"aku tau ini bukan arah kerumah kami.
"ada deh." Jawab Alen yang membuat ku penasaran.
"Kamu kenal yang di depan kita gak?" Tunjuknya pada gadis yang didepan kami mengendarai motor sendiri.
Santi memandang ke gadis didepan dan menebak apakah ia mengenalnya.
"Gak kenal.""Dia itu satu les kita loh." Jelas alen.
"Siapa sih? Aku gak kenal dan kenapa kita ngikuti dia?" Ujarku yang gak paham sama pemikiran Alen.
"Kamu cuek apa gak punya mata buat lihat orang disekitar sih?" Alen gak habis pikir dengan Santi yang terlalu cuek sama sekitar.
"Emang aku harus kenal dia? emang dia siapa? Emang dia penting buatku? " Santi mulai kesal mendengar ucapan Alen.
"Dia terkenal loh di tempat les." Alen heran melihat sahabatnya yang terlalu tidak peduli dengan orang lain dan keras kepalanya.
" buktinya dia gak ku kenal berarti ia gak terkenal dong." Ujarku kesal karna Alen membelanya.
"Kita ngapain ngikuti dia? Buang-buang waktu aja. Mending balek pulang trus tidur udah malam ini." Aku melihat jam tangan menunjukkan pukul 7 malam.
"Aku kagum aja sama cewek ini karena pintar dan ia pendiam." Tutur Alen menjelaskan maksudnya.
"Ya ampun, jadi kita ngikutin dia karena itu? Kamu suka samanya? Gak gini juga cara ngedeketin dia.." Santi gak habis pikir sama sahabatnya yang satu ini.
Terbesit dalam hatinya perasaan sedih karena sosok pria yang di kaguminya menyukai orang lain dan wanita itu jauh lebih baik di banding dia.
Santi hanya diam di motor mengatur perasaannya yang nyesek agar ia tidak ketahuan oleh Alen."Kita balik aja yuk." Ujar Santi.
"Yaudah. Tapi kita makan dulu ya. Seperti biasa." Alen putar balik motornya dan melaju menuju tempat makan favorit mereka. Warung mie ayam. Mereka adalah dua remaja yang sangat menyukai mie ayam ditambah bakso.
Alen dan Santi memiliki hobby makanan yang sama.
Setiap mereka keluar rumah, pasti makan mie ayam dulu.
Santi sangat menikmati setiap waktunya bersama Alen. Karena Alen lah ia jadi menyukai makanan itu. Dan karena makanan itulah, Santi memiliki postur tubuhnya yang lumayan gendut. Dengan tinggi 155 cm dan beratnya antara 60-62 kg. Terkadang ia minder tuk mendekati cowok yang ia taksir di sekolah. Namun karena Alen slalu bersamanya makanya ia melupakan cowok itu."bang pesan seperti biasa ya." Ujar Santi kepada pedagang mie ayam sopan. Langsung saja santi duduk di tempat mereka seperti biasa yang kebetulan kosong sambil menunggu Alen memarkirkan motornya dan menunggu pesanan datang.
"Nanti malam kita belajar ya." Alen menghampiri Santi dan mengambil posisi duduk di depannya.
"Malas ahh. Jenuh kali aku." Santi masih ingin menenangkan hati nya yang kecewa
"Kenapa?"
"Aku lagi gak mood,Al. Besok aja ya." Ujar Santi melemas agar meyakinkan kalo ia lagi gak kepingin belajar bareng.
"Yaudah. Besok jangan ada alasan kayak gini lagi ya. Tinggal berapa hari lagi kita ujian PTN. Harus semangat dong. Kalo masalah hati dan perasaan agak disampingin dulu." Seketika Santi terkejut mendengar ucapan Alen yang tiba-tiba ngomong seperti itu.
Dari mana ia tahu ? Ahh dasar alien."Siapa yang ngesampingin perasaan? Gak kali. Perasaan mu aja tuh, alien." Cengir Santi berusaha menutupi perasaannya.
"Ini pesanannya mas." Pedagang datang membawa 2 mangkuk mie ayam bakso pesanan kami.
"Terimakasih ya mas."Alen mengambil pesanan dengam sopan.
"San, sekarang ada cowok yang kamu taksir?" tanyaAlen tiba-tiba ketika mereka asik dengan makanannya.
Huukkkk....hukk....
Santi yang ditanya seperti itu langsung tersendat. Alen langsung mengambil minum dan di berikan kepada Santi yang sedang batuk."Pertanyaan apaan sih itu? Buat mati orang aja. Kalo makan jangan nanya yang aneh-aneh deh." Santi yang masih merasakan sakit di tenggorokan nya.
"Itu pertanyaan yang biasa kali. Kamunya aja yang terlalu serius makan sampai keselek."
"Lagian kamu kenapa nanya begitu?"
"Gpp. Mau tau aja. Siapa tau kamu rahasiain dariku."
"Kita udah sahabatan lama. Jadi gadak rahasia-rahasia. Kamu kayak kenal aku semalam ajalah. "Ucapku kesal dengan pertanyaan konyolnya.
"Ohhh. Jadi jawabanmu apaan?"
"Masih nanya juga?" Alen yang masih gak paham apa jawabannya membuat Santi gak habis pikir.
"Iyaa. Memastikan aja."
"Sekarang aku gak ada naksir cowok." Terang Santi dengan suara naik.
"Ohh.baguslah. "desis Alen pelan namun masih terdengar oleh Santi.
"Kenapa nanya hal itu? Kamu ada naksir seseorang? "Santi penasaran arah pembicaraan ini.
"Ada. Tapi untuk ini aku gak bisa kasih tau." Ia menatap Santi dengan tatapan memohon agar santi tidak marah.
"Oh oke. Cewek yang tadi?"
"Gak. kqlo yang tadi aku hanya kagum aja samanya. Tapi cewek yang satu ini aku sulit ungkapinnya. Jangan marah ya kalo aku rahasia kali ini. " Alen takut sahabatnya kecewa atau merasa gak bisa di percaya karna ia gak ingin Santi tau perasaannya. Ia terlalu takut kehilangan sahabatnya.
"Oke. Pasti ia orang spesial, sampe aku sendiri ga tau wanita itu." Senyumku simpul. Sebenarnya aku penasaran dengan sosok wanita yang disukainya. Siapa wanita beruntung itu?
Ahhh beruntungnya ia mendapatkan mu. Dan aku mulai sekarang harus membuang perasaan ini. Hela nafas panjangku memikirkan ini yang sungguh ribet.Setelah selesai makan, kami langsung balik kerumah karena sudah jam 8 malam. Karena rumah kami berdekatan jadi Alen tidak perlu memakan waktu untuk sampai kerumahnya.
~
Terimakasih bagi yang sudah vote dan baca 😊
Jangan lupa comment dan terus ikuti ceritanya.
Maaf jika kebanyakan typo nya heheh.
Selamat malam 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG PENIKMAT ALUR CERITA
RomanceJika dalam diam saja aku bisa mencintai mu. Maka mengapa aku harus berteriak? Jika dalam malam saja aku bisa memandang mu dengan jelas maka mengapa aku merasa tak puas? Jika dalam hening aku bisa mengingat mu maka aku tak perlu suasana berisik. Ji...