Keenam

47 6 9
                                    

Rasa penasaran ku mendidih dalam dalam seperti bom waktu saat kau melintas dalam pikirku.


Rendy Aditya. Cowok yang jauh dari kata humoris dan friendly. Cowok yang memiliki tinggi badan 170 cm dan berat 60 kg. Ia anak ke 2 dari 3 bersaudara. Teman-teman sering memanggilnya Adit. Ia kuliah sama di kampus Santi. Adit memang menginginkan kuliah disitu berbeda dengan Santi yang di paksa oleh orang tuanya.
Adit memang baru pindahan dari rumah saudaranya menjadi ngekost di satu tempat dengan Tata.
sebenarnya Adit di ajak oleh temannya sekelasnya yang kebetulan juga kost di situ.
Teman sekelas nya bernama Tomi Gunawan.
Tomi berbeda dengan Adit. Ia cowok yang humoris dan ramah. Tomi memang teman pertama Adit di kampus saat ospek.

Adit pov...

Hari ini sabtu.
Adit memang belum kompak dengan teman se rumahnya.
Ia bingung menghabiskan waktu weekend nya ini.

"Dittt.... kau udah bangun?" Seseorang mengetuk pintu kamarnya.

Aku membuka pintu dan ternyata Tomi berada di balik pintu itu.
"Udah, kenapa tom?"

"Ntar teman-teman pada mau datang, jadi kita kumpul di kamar mu aja ya. Kamarku berantakan. "Ujar Tomi menyelonong masuk ke kamar Adit.
Bisa di bilang,kamar Adit memang berbeda dengan kamar cowok biasanya.
Kamarnya bersih dan rapi. Oleh karena itu, Tomi sering menginap di kamarku dan membuat kamar berantakan.

"Ohhh oke. Berapa orang?" Ujarku dengan dingin. Sebenarnya aku malas jika orang lain masuk ke kamarku. Namun aku segan menolak permintaan Tomi. Ia sudah cukup baik padaku dan dialah teman dekatku semenjak masuk kuliah.

"Ga banyak. Paling 3 orang trus di tambah kita jadi 5 orang lah."jelas Tomi santai.

"Kenapa gak di ruang tamu aja kita? " timpalku memberi saran.

Tomi berjalan ke arah ku dan berbisik pelan hingga aku samar mendengar nya.
"Ada sesuatu yang gak boleh di ketahui orang lain. "

Adit yang penasaran memang tidak terlihat oleh raut wajahnya. Aku memang diam.

Tokkk....tokkkkk..
"Permisi" teriak orang dari luar rumah.

"Itu mereka! "seru Tomi langsung keluar kamar dan membuka pintu untuk mengizinkan mereka masuk.

"Hai, brooooo." Peluk hangat dari salah satu teman mereka dan diikuti yang lainnya.

"Ehh haiii brooo." Ujar Tomi.

"Masuk dulu yukkk" sapa Tomi ramah pada teman-teman mereka.

"Kita di kamar Adit ya, dia udah kasi izin, kok" ucap Tomi enteng sambil memberi petunjuk jalan.

"Asekkkkk. Aku udah bawa yang kita butuhkan." Balas Raka riang sambil memukul tasnya menandakan bendanya ada di tas.

Tomi mengangguk mengiyakan "Bagus" disertai acungan jempol nya.

Aku yang sebagai pemilik kamar hanya pasrah jika kamarku berantakan karena ulah mereka.
Huhh dasar, buang-buang waktu saja batinku dalam hati.

"Kalian bawa cemilan kan?" Tanya Tomi saat mereka masuk ke kamar ku.

"Bawa dong. " ujar Sandro sambil mengangkat kantong plastik yang ia bawa.

"Mantap. Selamat datang di kamar Adit." Tomi mempersilahkan mereka masuk dengan membungkuk sedikit ala-ala korea.

"Wauuu. Kamarmu rapi ya." Raka terpukau melihat kamar ku.

"Biasa aja kok." Ujarku dingin seperti biasa. Sifat dinginku emang ga bisa di tolerin.

"Mana laptop mu?"

SANG PENIKMAT ALUR CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang