Kelima

36 7 3
                                    

Dentingan musik yang mengalun memberi arti dalam tiap barisnya.
Bahkan saat intro saja memberi makna buat seseorang.

Hari sabtu.
Hari dimana perkuliahan libur.
Hari dimana sebagian remaja sibuk untuk berpergian.
Hari dimana kalangan remaja bingung mau mengisi waktunya sendiri.
Dan hari dimana Santi harus memutar otaknya untuk menghabiskan waktu.

Santi yang masih tidur meski matahari sudah sibuk menerobos masuk ke kamar.
Ia tahu hari ini sabtu dan ia merasa lebih baik memanjakan diri buat tidur.
Ia berencana untuk mengurung diri dalam kamar di temani oleh alunan musik namun rencananya tertunda saat Sari bertamu kerumahnya dan merusak rencananya.

"Hei bangunnnn." Sari menyelonong masuk ke kamar tanpa mengetuk. Santi sadar sebelum tidur ia menutup pintu kamar namun mengapa Sari bisa masuk?
Ohh mama ada duplikatnya batinnya.

"Jangan molor mulu, yuk kerumah teman kita " Sari menghempaskan tubuhnya ke kasur tepat di samping Santi.

"Kemana?" Ujar santi malas sambil mengusap wajahnya dengan tangan.

"Ada dehh. Buruan mandi sana." Sari mendorong tubuh temannya yang satu ini dengan kakinya.
Santi yang merasa terdorong dan masih lemas langsung saja terjatuh ke bawah. Ia tersentak dan langsung sadarkan diri.

Sari melihat temannya terjatuh hanya tertawa usil.

"Ahh kau mengganggu ku saja." Gerutu Santi cepat sebelum ia ke kamar mandi.

"Biarin." Sari menjulurkan lidahnya mengejek melihat wajah Santi yang kesal.

Tak butuh waktu lama hanya setengah jam untuk Santi bersiap-siap.
Ia mengenakan kaus oblong hitam dipadu dengan celana jeans biru dan tas kecilnya serta sepatu kets andalannya.
Santi memang tak perduli pada penampilan. Baginya yang penting nyaman sudah cukup buatnya.
Namun bukan berarti ia tak ingin berpakaian seksi layaknya wanita, hanya ia harus menempatkan diri.

Sari yang sibuk mengutak-atik ponselnya seketika terbengong melihat Santi yang berpenampilan seperti lelaki.

"Hanya seperti ini?" Sari gak habis pikir sambil menunjuk dari atas sampai bawah tubuh Santi memandang penampilannya.

"Jadi?"

"Wanita dikit, dong." Sari menyeretnya menuju lemari dan mencari baju yang pas.

"Gak lihat apa aku ini wanita? " Santi gk terima langsung membusungkan dadanya pada Sari.

"Orang buta aja gak tau kau itu wanita atau gak kalo bajumu kegedean. " tukas Sari cepat dan masih sibuk dengan pakaian di lemari.

"Ya iyalah. Namanya orang buta." Gerutu Santi.

"Ini doang baju mu?" Sari gak menemukan baju yang pas dihatinya.

"Yoi."

"Tau gini aku bawa aja bajuku buat kau pakai." Sari masih sibuk membongkar lemari.

"Lagian kita mau kemana? Kan mau kerumah teman doang. Emang harus banget cantik?" Ujar Santi menaikkan kedua alisnya.

"Iya. Kita ke kosan teman baru kita kemarin. Disana pasti ada cowok juga yang ngekost,siapa tau ada yang kecantol samamu "cibir Sari.

"Ya ampun Sariiiii. Gak semuanya cowok melihat dari penampilan. Kalo emang dia suka, ya harus suka dari semuanya dong. Jangan pernah berubah jadi orang lain buat disukai. Lagian aku gadak minat buat nyari pacar." Jelas Santi sebelum ia berlalu keluar kamar. Ia gak habis pikir dengan pemikiran Sari. Sejauh yang ia ketahui, Sari emang ngebet banget buat double date jika nantinya kami punya pacar.

SANG PENIKMAT ALUR CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang