Chapter 7.

1.5K 144 35
                                    

Jimin Pov.

Ah.... Ya Tuhan... Ini adalah hari dan pekerjaan terakhir mu Jimin. Cepatlah selesai kan, setelah itu kau bisa istirahat.

Aku mengerjapkan mata, sedikit kabur melihat pemandangan sekitar, mungkin terlalu sering memandangi laptop sialan ini.

"Hufft..." Aku menghela nafas berat, sembari melihat ponselku yang tergeletak. Entah kapan terakhir aku menyentuh nya. Ouh, Mina. Aku melupakannya.

Kali ini meeting di luar, Syukurlah aku tidak harus menyiapkan suara yang lebih, Suaraku sudah sangat terbatas untuk saat ini.

Tok.... Tok....

Atensi ku teralihkan oleh suara ketukan pintu, siapa sih?

Kaki ku bergerak mendekat hanya ingin untuk memperingati nya, aku sibuk.

"Permisi, maaf mengganggu Pak, Ada seseorang yang ingin menemui anda." Belum senpat aku membuka pintu, suara yang sangat familiar itu terdengar lagi. Suara Sekretaris sementara ku.

Aku segera membuka pintu, dengan tidak ada niat sama sekali. Terlalu malas untuk menemui orang yang tidak penting.

"Mana orangnya?" Tanyaku.

"Di sana!" Ujar nya sambil menunjuk seorang gadis yang tengah sibuk menerima telepon.

Aku mengangguk pada Sekretaris ku, bertanda dia boleh pergi. Dia pun berbalik arah menuju kamarnya.

Aku menunggu sosok gadis yang tidak asing dimataku itu, setelah selesai dengan urusan telepon nya, dia berbalik dan menatap ku dengan senyum manis nya. Senyum yang selalu membuat ku dilema.

Dia sedikit berlari kemudian memelukku. Dengan senang hati aku membalas pelukannya, mungkin ini akan sedikit me-refresh pikiran ku.

"Kau benar benar melupakan ku Park Jimin!" Ucapnya di pelukan ku. Aku terkekeh mendengar ucapan nya, dia sangat lucu.

"Kau tau kan, aku sibuk. Lagi pula, aku ke sini kan untuk pekerjaan. Sudah malam, kenapa kesini?" Tanyaku.

"Rindu membuatku gila. Menunggu sehari saja aku tidak bisa," Jawabnya manja. Dasar, gadis yang satu ini. "Apa kau tak mengizinkan ku untuk masuk?" Lanjut nya.

"Tapi ini sudah larut, aku juga sibuk. Aku tidak bisa menemani mu." Jawabku. Sebenarnya, aku tidak ingin dia ada disini. Dia akan menggangguku, Berbicara tidak jelas, Menggoda, Bermanja manja, mendadak sering bertanya, kalau tidak dijawab marah.

"Aku yang akan menemani mu. Tenang saja, aku tidak akan mengganggu mu." Tutur nya lembut. Selalu seperti ini, jika sudah sampai didalam, lupa semuanya.

Ku rasa, sebaiknya aku tegas.

"Maaf, tapi aku benar benar sibuk. Apa kau kesini naik mobil? Jika tidak, pulang lah naik mobilku." Tawarku. Pasti dia akan menolak. Sabar Jim, kau pasti bisa menakhlukannya.

"Kau tega pada ku, ini hampir tengah malam Jim, kau membiarkan kan ku pulang sendiri?" Bla bla bla... selalu saja protes, ku rasa, gadis yang yang tidak banyak proses hanya Mina. Dia terlalu menurut pada seseorang.

"Akan ku panggilkan sekretaris ku. Dia bisa mengantar mu," Tawarku lagi.

"Aku bahkan tidak mengenalnya Jim, bukankah dia adalah sekretaris baru mu?"

"Tapi, dia bisa dipercaya. Kau tenang saja, ok?" Sebelum aku mendengar penolakannya lagi, aku langsung menghampiri kamar Sekretaris ku itu, kemudian memintanya untuk mengantarkan Seulgi. Huh, kau berhasil Jimin.

"Hati hati!" Teriak ku melambaikan tangan. Seulgi berlalu dengan wajah masamnya itu, Yes! Kau bebas Jim!

***

Only You [PJM x MM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang