Judul bagian

19 0 0
                                    

Aku menatap leyyin, Annisa, Rosa, dan ica dengan pucat
"Udah nanti kita ambil, bilang baik baik" kata Annisa meyakinkan, ya semoga berhasil. Setelah latihan dan materi, kamu di izinkan istirahat.
"Kamu kan berani tas, ayo dong bilang" kata Annisa membujuk ku
"Ayo semuanya, nanti aku sama Ana yang ngomong" kata leyyin, aku dan yang lain hanya mengangguk.

"Pelatih, boleh ambil baju ga?" Tanyaku pelan
"Kalian tidak mendengarkan ucapan saya baik baik" Kaga pelatih afik tak mau di bantah
"Tapi kan berat" kata leyyin
"Kalian tidak patuh terhadap perintah!" Kata pelatih tegas
"Terus kami ga ganti baju gitu?" Jawabku sedikit kesal
"Itu urusan kalian, karna kalian tidak patuh perintah!" Ujar pelatih afik
"Yaudah de, makasih" jawabku setengah ngegas
"Baju kalian akan pelatih bakar" kata pelatih lalu pergi meninggalkan kami.
Aku dan yang lain hanya melotot, oke kurasa aku akan membencinya jika baju ku benar benar di bakar

Aku dan teman teman setendaku duduk di depan tenda
"Itu cape tau beresinya" kata leyyin kesal
"Ibuku udah cape cape sampe beli training buat LDKS doang cuma untuk di bakar?!" Kata Annisa hampir nangis
"Iya, aku dan mamah ku sampe muter muter nyari tu baju yang di suruh bawa tapi sampe sini ga di pake" jawabku kesal
"Gua mau keluar sekolah" jawab ica tiba tiba membuat kami kaget dan menatapnya
"Apa?!" Jawab ica dengan nada kesal dan pasrah
"Iya aku juga, kita juga bawa baju sekolah, sekolah pake apa nanti? Beli lagi?" Jawab Annisa sewot
"Udah woi, kita juga si salah ga denger" kataku pasrah
"Woi Na, tapi kalo beneran di bakar gimana?" Kata leyyin
"Kalo sampe di bakar, kita bisa protes kok" jawabku meyakinkan
"Gini aja deh, kita sama sama ga ganti baju sampe acara selesai" kata Jihan. "Lahh kasian dong yang bawa baju?" Tanya ica
"Engga, denger kan kata pelatih, kita harus kebersamaan" kata Jihan
"Yakin? Nanti pada perotes ga? Kan ini salah kita, masa kalian ikut susah" tanya leyyin kepada Jihan, jihan menatap Salma, dan Anggi
"Ga kok, kita kebersamaan" kata Anggi
"Kalo selagi Games gimana? Kan basah" tanya Rosa
"Gapapa, kalo pun kita sakit juga gapapa, nanti ibu kita yang bakal maju" kata Annisa kesal
"Oke, setuju ni?" Kataku mantap mareka
"Iya setuju" jawab mareka barengan, aku dan yang lain tersenyum.
Aku beruntung memiliki teman seperti mareka.

•••
"Na ke tenda doi yu" kata Annisa mengajakku, ya dari tadi aku belum melihat kay.
"Eh? Kemana?" Tanya leyyin
"Tenda doi, kayaknya yang lain juga pada ngumpul di sana" kataku menunjuk tenda di seberang kami, tendanya kay, Reza, Sigit, Arya, dan yang lain
"Ikut" kata leyyin menghampiri kami, kemudian kami berjalan menghampiri mareka, ya benar saja sudah pada di depan tenda ada anak anak band.
Ahmad menghampiriku "Oi Na" katanya menyapa
"Oi" kataku membalas
"Jangan deket deket napa mad" kata kay yang berada di sampingku, aku ga tau sejak kapan anak ini muncul hahaha
"Iye elah ga di ganggu" kata Ahmad meledek
"Ga ganti baju?" Tanya kay
"Bajuku di ambil terus mau di bakar" kataku curhat
"Sini duduk" kata kay, aku hanya mengikutinya. Tak lama anak anak band pada duduk seperti lingkaran, kami bercanda dan mengobrol

"Udah yu balik" kata leyyin
"Yukk, Nisa mana?" Tanyaku
"Aku di sini" kata Nisa menghampiri kami
"Yeh jin dasar hahaha" ledek leyyin, Annisa hanya membuang muka

•••
Jam 19.00 kami disuruh ganti pakaian, karna aku dan yang lain sepakat untuk tidak ganti baju ya baju aja ga punya.
"Eh kalian ga ganti baju?" Tanya nopi dari tenda samping
"Engga pi, ga punya baju di ambil" jawabku masih kesal dengan kejadian tadi
"Yaelah udah boleh tu ambil sana" kata nopi lalu masuk ke tendanya
"Hah? Emang iya?" Tanya Annisa senang
"Coba yu" kata leyyin lalu berdiri lalu berjalan menuju tenda pelatih. aku, Annisa, Rosa, ica pun mengikuti leyyin
"Mau apa?" Tanya pelatih
"Ambil baju" jawabku sedikit kesal
"Yaudah ambil sana" kata pelatih zamzam
Aku pun segera masuk, ya karna sudah malam aku agak susah mencari baju ku karna sama semua dengan baju yang lain. Aku rasakan silau di mataku, cahaya dari senter, kulihat siapa yang menyalakan telat di depan ku, ya pelatih "ambil cepat" kata pelatih afik
Aku tersenyum, ia membantuku agar lebih mudah mencari baju bajuku, aku melihat jaket kay, kuraih jaketnya. Setelah sudah mendapatkan semua bajuku, kuharap ga ketuker sama baju lainnya deh.
"Makasih pelatih" kata Annisa ya kurasa ia sudah tidak kesal
"Makasih" kata leyyin
"Makasih pelatih" kataku lalu di jawab dengan anggukan, kami langsung menuju tenda dan mengganti pakaian kami

•••
Jam 21.00 malam, kami berkumpul membentuk lingkaran di depan tenda, kami akan makan malam, ya aku paling benci kegiatan ini.
Makan pun di bagikan, dengan porsi yang bagiku untuk 2 orang.
"Habiskan, jangan sampe ga habis" kata pelatih afik
"Kalian hanya memakan makanan dari kami, tidak boleh jajan" kata pelatih afik menambahkan, pasrah deh.
Setelah berdoa kamu pun membuka makanan kami, tidak lupa di hitung 10 detik.
Saat aku berniat memindahkan posisi malan ku, blamm
Makanan ku tumpah, ya sisah dikit, walau begitu aku bersyukur jadi porsi ku hanya sedikit
"Gaboleh tumpah Na" kata Annisa mengingatkan, aku mengambil kresek hitam di belakangku, kurasa hari ini aku beruntung, nasi nasiku yang tidak bisa di selamatkan, aku masukan kedalam plastik dan aku selipkan di bawah tenda hahaha.
"Itu nasi kenapa jatoh?" Tanya pelatih afik
"Waduh tumpah Pak, saya di kasihnya yang jebol sih" kataku seolah tak bersalah ya emang ga salah hahaha
"Yaudah makan yang bisa dimakan" kata pelatih aku hanya mengangguk, ya adia sebenarnya baik cuma agak nayebelin sih ya.
Karna aku hanya makan beberapa suap, aku berniat untuk merencanakan sesuatu aku akan pura pura sakit lalu ke tenda guru, merayu guru agar dapet makanan hehehe ya karna ga boleh jajan jadi ya gimana lagi

TENTANG KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang