Judul bagian

18 1 0
                                    

Aku menatap seorang lelaki masuk ke tengah kami, ya sekarang pelatih berjumlah 6 orang.
"Yang mau jajan, Silahkan jajan tapi jam 10 harus sudah tidur ya" kata pelatih yang baru saja datang
Aku tersenyum 'makasih Pak saya lapar loh hehehe' Benakku.
Kami dibolehkan istirahat sampai jam 22.00 malam.
Aku dan yang lain main ke tenda seberang ya karna lebih banyak anak band jadi aku, leyyin, dan Annisa menghampiri mareka.
Setelah sampai, aku melihat orang yang selalu membuatku tersenyum.
Kay menghampiri ku lalu mengelus rambutku "ga mandi ya?" Tanya kay
Aku hanya menggeleng dan tersenyum
"Dasar bau" balasnya, aku hanya menyipitkan mataku
"Percuma tau mandi, waktu aja mepet" jawabku manyun
"Iya sayang" kata kay lalu duduk, aku pun mengikutinya
Sekarang pemandangan kami adalah anak anak band yang gabisa diem, ada yang kejar kejaran rebutan senter, suit entah itu mau ngapain, ngegosip, cerita, dll.
"Makannya abis ga?" Tanya kay
"Ya seperti biasanya, kan aku doang yang udah langganan minta bantuin abisin" jawabku geli, kay hanya tersenyum
"Tadi ga abis, tumpah tapi aku taro pelastik biar ga ketauan" jawabku sambil menyenderkan kepalaku di bahu kay
"Yaudah, Kalo laper makan tu jajan banyak" kata kay, aku hanya mengangguk
Setelah lumayan lama dan hampir jam 22.00 malam kami balik ke tenda masing masing
"Eh aku laper, beli makan yu" kataku kepada leyyin
"Yuk" kata leyyin, kami pun berjalan menuju kang jualan, aku memesan pop mie ya kurasa cukup untuk mengganjal perutku dari pada harus pura pura sakit hahaha

Baru beberapa menit sampai di tenda, waktu tidur telah berbunyi
Damn! aku Belom makan woi
Saat sudah mulai sepi aku duduk dan menikmati pop mie ku, ya ga bakal ketauan lah
"Yeh si tuyul malah makan" kata leyyin pelan, aku pun hanya cengengesan
"Bagi dong" kata leyyin, aku mengangguk ternyata Annisa juga langsung merebut makananku
"Yeh laper bu?" Tanyaku pelan
"Nyobain doang kok" jawabnya santai lalu tidur lagi begitupun leyyin
Setelah makan, aku mantap Rosa dia ketawa wattde?!
"Sa kenapa?" Tanyaku mulai panik
Tapi Rosa hanya senyum lalu menarik narik baju Jihan, akhirnya jihan bangun
"Sa.. Ihh jangan gini" kata Jihan sambil menutup mata Rosa
"Kenapa?" Kata leyyin bangun
"Ih Rosa kenapa?" Kata Annisa panik, dan yang lain ikut bangun, Rosa tetep tersenyum dan kalau ditanya diem kadang ketawa
Katanya tadi sih pas lagi pada makan dia di bawa ke tenda guru, kayanya kesambet.
"Ehh panggil pelatih" kata ica, aku membuka tenda, dan pas banget pelatih ada di tenda sebelah
"Kamu kenapa belom tidur?" Tanyanya lalu menghampiri ku
"Rosa begitu lagi pelatih" jawabku panik
"Rosa sini ke pelatih" bujuk pelatih lembut kepada Rosa
"Apa si orang ga kenapa kenapa" kata Rosa tapi tersenyum lagi, akhirnya kami pun membujuk Rosa, karna dia juga daritadi ga mau. Akhirnya Rosa nurut dan di bawa keluar oleh pelatih, ya sepertinya di nasehati
Beberapa menit kemudian Rosa kembali, dan kami tidur nyenyak, ya mungkin hanya aku yang tidak terlalu nyenyak....

•••
Dar!darr!
Bangun woi!!
Suara petasan dan apalah itu berhasil membuat detak jantung ku berdetak lebih cepat, kaget woi.
Sekarang jam 12 malam, posisi kami tiarap, karna ga muat dan dadakan, kepalaku nongol, aku merasakan cahaya di mataku
"Heh! Kamu nunduk!" Kata salah satu pelatih, yang aku tak tau karna gelap
"Ga muat pelatih" ujarku
"Ya geseran lah" jawabnya lalu aku membenarkan posisiku.

Ya kami akan menjalankan jerit malam, Kalo ga lulus tahun ini akan ngulang tahun depan aku rasa itu hanya bercanda, tetapi benar saja diantara LDKS (khusus kelas 10) ada kakak kelas

"Masuk nya satu satu ya" kata pelatih afik, dan langsung di serbu banyak penolakan oleh para ciwai ciwai.
Gila aje jaraknya lumayan jauh, sendiri, gelap, tanpa senter.

"Ayah, tadi saya mau pipis tapi udah jam tidur, sekarang masih kebelet ni" kataku kepada pelatih afik
"Kamu liat bangunan di sana?" Tanya pelatih sambil menunjuk bangunan yang serem ya bekas kamar mandi
"Iya terus kenapa Yah?" Tanyaku menatap pelatih afik
"Kalo kamu berani kesana, kamu ga usah masuk di jerit malem, dan pelatih nyatakan lulus" kata pelatih, aku hanya melongo, gila kalo aku pingsan di sana gimana coba

"Ayo maju" kata pelatih zamzam, ya di depan adalah barisan perempuan ya ga pada mau, cowo aja belum tentu berani
"Cowo duluan aja pelatih" kata anggi
"Yaudah cowo barisan itu maju!" Kata pelatih
"Wihh Ana, masuk duluan ya" kata Paul dengan semangat
"Iye sono" jawabku
Baru beberapa menit dari dalam Paul udah teriak
"Waa Waa! Gilaa! Anjay! BOOM!"

Anak anak yang denger pada ketawa hahaha, dengan pedenya tapi sampe dalem malah teriak

"Na, batu Na batu" kata leyyin sambil nangis
"Lahh kenapa yin?" Tanyaku
"Ga kuat Na, aku takut mau pingsan" kata leyyin menangis sambil mengumpulkan kerikil kecil, aku hanya tertawa
"Mau ngulang tahun depan?" Tanyaku
"Engga, bawa kerikil aja de biar bisa nimpuk setannya" kata leyyin masih menangis
"Diem aja nis" tanyaku kepada Annisa
"Sutt panik ni Na" kata Annisa dengan wajah serius, aku hanya tertawa ya walaupun aku juga takut sih hahaha.

Akhirnya aku memberanikan diri untuk maju, kuharap aku ga pingsan deh di dalem, soalnya udah lumayan banyak yang nangis, dan pingsan

TENTANG KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang