Disetiap kehidupan pasti ada yang namanya di atas dan di bawah. Mungkin itu terdengar basi karena hampir semua orang di dunia pernah mengatakannya. Aku pernah percaya, percaya kata-kata itu benar adanya. Tapi semua keadaan ini mengatakan yang sebenarnya. Bahwa tak semua orang yang memiliki dunia selalu berubah di atas atau di bawah. Karena, kini aku baru meyakini saat aku mengalaminya sendiri. Setelah menunggu untuk berada di atas, ternyata kesempatan itu tak muncul. Bahkan tak pernah ada dalam hidupku.
Dulu..
Sangat dulu sekali. Aku merasa aku pernah diatas, merasa apa itu bahagia, apa itu senang, bagaimana tersenyum tulus, dan bagaimana rasa kebahagiaan itu hadir dalam hidupku. Semua itu pernah kurasakan sebelum dia masuk ke rumah sakit. Violet Wiza Kanawijaya, saudaraku. Tapi aku yakin hanya aku yang menganggapnya begitu.
Sepuluh tahun lalu, kami pernah ada di masa yang sulit. Wiza sakit. Dia tiba-tiba demam tinggi dan tak kunjung turun. Kami semua bingung, orang tuaku tak ada yang bisa berfikir positif. Namun akhirnya Wiza bisa selamat dua hari setelahnya di rumah sakit.
Tapi setelah kejadian itu, tepat satu bulan kemudian, kami bercerai. Kami hancur dan saling menjauh. Entah mereka yang membenciku atau aku yang memang tidak tahu apa yang sudah terjadi. Semua itu berubah begitu cepat. Otakku tak bisa menangkap semuanya. Bagaikan hidup seorang diri di dunia yang sangat luas ini. Tapi aku tak pernah lupa selalu berdoa untuknya.
Aku tak pernah mau berhenti. Aku akan terus menunggu kapan rodaku akan berputar. Aku yakin, aku akan mendapat hak kebahagiaanku. Hanya menunggu waktu.
Ya, hanya menunggu waktu. Maka kebahagiaan itu akan datang..
KAMU SEDANG MEMBACA
AM I SICK?
Teen FictionAku tak pernah tahu apa itu bahagia selama aku sendiri, maka aku tak pernah meraskannya. Berbanding terbalik dengannya. Dia yang selau ceria dan berkuasa. Tak ada yang bisa menandinginya dan tak ada yang mau bersaing dengannya. Bukan berarti aku cem...