Hari ini Viola ada undangan dari oma-opanya, orang-orang yang selama ini masih peduli dengannya. Mereka yang membiayai hidup Viola. Aneh memang saat mendengar seorang anak yang masih memiliki orang tua harus hidup lewat tangan-tangan orang lain. Apalagi keluarga Viola yang sangat terkenal kaya.
Viola sangat tampil beda. Penampilan yang sehari-harinya ia ubah menjadi lebih anggun di acara malam itu. Kedua orangtua dan saudaranya tak diundang dalam acara itu karena opa dan omanya tak mau melihat mereka. Setelah Viola dikucilkan, mereka jadi dijauhkan dari acara seperti ini.
Viola tampak tersenyum manis kepada setiap tamu-tamu yang mulai berdatangan. Ia akan menyambutnya dengan sangat baik, bak tuan rumah yang sangat menghargai tamunya. Ia selalu mendapat perhatian dari para tamu karena keramahan dan kecantikannya.
"Wah.. siapa ini? Cantik sekali," tanya seorang tamu setelah menyalami Viola. Viola dibuat merona dengan pujian itu, apa lagi wanita itu membawa serta putranya yang mungkin berbeda beberapa tahun di atas Viola.
"Ini cucuku, namanya Viola. Sayang, perkenalkan ini Tante Ria. Dia teman bisnis Oma yang baru. Dia juga salah satu keluarga Dirnata," ucap omanya memperkenalkan.
"Dirnata?"
"Ahh.. maaf, dia baru beberapa kali ikut acara ini. Pasti dia belum begitu hafal dengan rekan kerja saya," jelas oma Viola yang bernama Ina pada tamunya tadi dengan senyuman.
"Ah.. teman Oma yang sangat dekat itu? Maaf saya sempat lupa, maaf, Tante.." Viola sedikit membungkukkan badannya tanda menyesal tapi membuat wanita itu kembali menyunggingkan senyumnya.
"Dia memang gadis yang ramah dan sopan. Oh iya, perkenalkan ini anak saya, namanya Graha," laki-laki yang diperkenalkan itu tersenyum dan mengacungkan tangannya untuk berkenalan dengan Viola.
Viola menerima jabat tangannya dengan ramah dan menyebutkan namanya. Setelah bertemu dengan laki-laki itu, Viola diminta untuk menemaninya berkeliling rumah omanya yang sangat luas. Viola memang merasa sedikit canggung saat berjalan bersama, tapi laki-laki itu sering memecahkan keheningan dengan bertanya beberapa hal pada Viola, dan dia menjawabnya dengan santai.
"Jadi kamu anak tunggal?"
Satu pertanyaan yang membuat Viola mematung sesaat. Dadanya sesak saat seseorang mengatakan hal semacam itu. Ia pernah mendengar seseorang mengatakan kata-kata yang sama pada saudaranya, dan yang lebih menyakitkan saudaranya mengiyakan pertanyaan itu. Apa Viola juga harus menjawab dengan jawaban yang sama? "Enggak. Aku dua bersaudara, tapi dia gak bisa dateng malam ini," Viola mengucapkannya dengan lembut agar tak terlihat mencolok dengan jawabannya. Ia kembali melangkahkan kakinya meninggalkan laki-laki bernama Graha itu dan berhenti di tempat outdor untuk para tamu yang suka suasana malam. Jujur sangat dingin di luar sini, tapi akan semakin membuat sesak kalau Viola terus berada di dalam dengan pertanyaan-pertanyaan tentang keluarganya dari Graha.
Graha mengikuti Viola sampai di luar. "Jadi, kenapa saudara kamu gak bisa dateng?"
Sumpah kalau ia bukan anak dari teman omanya, Viola sudah mengusir Graha karena terus mengejarnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang sangat Viola benci. Tapi ia harus menahannya, Viola tak mau membuat oma dan opanya malu.
"Karena dia gak mau ketemu gue, Bang!"
Sebuah suara mengejutkan mereka. Membuat keduanya sama-sama melototkan matanya melihat siapa yang datang di tengah-tengah acara itu. Apalagi untuk Viola, ia tak pernah menyangka akan bertemu dia lagi disini.
"Kenapa? Lo kangen sama gua?" Viola memutar malas matanya. Tak pernah pertemuan mereka menjadi pertemuan yang mengesankan.
"Katanya lo gak dateng? Lo bohongin gue, ya! Hah..!" Xeon langsung mendapat serbuan dari Graha. Sedetik Viola tak menyangka kalau mereka bisa seakrab itu, tapi setelah mengingat kata-kata omanya tadi, semua menjadi jelas untuk Viola.
KAMU SEDANG MEMBACA
AM I SICK?
Teen FictionAku tak pernah tahu apa itu bahagia selama aku sendiri, maka aku tak pernah meraskannya. Berbanding terbalik dengannya. Dia yang selau ceria dan berkuasa. Tak ada yang bisa menandinginya dan tak ada yang mau bersaing dengannya. Bukan berarti aku cem...