8

3 0 0
                                    


Hari ini Viola bolos sekolah, ia tak memberi keterangan ijin sama sekali ke wali kelasnya tentang ketidak hadirannya kali ini. Selama hampir setengah tahun ia bersekolah di Indonesia sudah tiga kali ia absen dan sembilan kali ia ijin sakit. Tak seorangpun tahu apa dan kenapa gadis itu membolos. Saat sahabatnya, Sindy menanyakan kemana sebenarnya ia pergi, Viola hanya menjawabnya asal dan Sindy percaya-percaya saja dengan ucapannya. Tapi tidak dengan Xeon.

Xeon terus memanggil Viola melalui telfon, tapi Viola tak juga menjawab. Aneh.

Setelah pulang dari rumahnya kemarin lusa Viola tak apa-apa. Memang kemarin wajahnya terlihat pucat. Atau mungkin ia keracunan keripik di rumahnya?! Tidak. Tidak mungkin. Xeon menghampiri Sindy yang sedang sibuk mengerjakan tugas dari gurunya yang sedang keluar. Meskipun ini jam kosong, entah kenapa dia mau mengerjakan tugas yang biasanya hanya ditinggal tidur saja. 

"Miss V kemana, sih?" tanya Xeon to the point.

"Dia ada acara katanya, makanya gak bisa berangkat. Ini gua lagi mau salinin soal tugas buat dia, lo gak usah ganggu deh, Xe! Pergi sana," usir Sindy pada Xeon.

Xeon hanya terdiam, ia tak membalas ucapan Sindy lagi. Hatinya lega bahwa tahu Viola tak sakit, dia hanya sedang ada acara diluar sana. Meskipun begitu, jujur ia masih tak begitu percaya dengan alasan itu. Xeon segera kembali ke bangkunya dan mengambil buku tugas di atas mejanya. Ia berjalan menuju meja Jilo untuk menyerahkan tugas dan pergi begitu saja keluar.

Langkah kakinya berhenti setelah ia berjalan jauh sampai ketempat itu, atap gedung sekolah. Tak banyak yang mau datang kemari karena tempat ini lebih terlihat seperti gudang dengan bekas meja-kursi rusak dan barang lainnya yang sudah tak lagi terpakai. Xeon duduk termenung entah memandang apa. Tatapannya kosong. Baru kali ini ia merasa gelisah saat tahu Viola tak masuk sekolah.

TING

My V           : "Mau bolos gak Xe? Gua di depan gerbang"

Satu pesan masuk yang langsung membuat Xeon mengambil langkah seribu untuk segera turun dan menemui sang pengirim pesan. Hatinya lebih berdebar saat ini, entah mengapa menemui Viola membuat senyumannya kembali merekah. Tanpa mempedulikan apapun yang lain, Xeon langsung berlari menuju gerbang yang ternyata sudah setengah terbuka dan menampakkan seorang gadis yang berdiri memandangnya dari kejauhan di samping pintu mobil di belakangnya.

Viola tersenyum

Detik itu juga Xeon menghentikan langkah kakinya yang berjarak lima langkah di depan Viola. Senyuman yang selama ini tak pernah Xeon lihat, dan kini ia bisa melihatnya dengan jelas dan tentu senyuman itu hanya untuknya karena tak ada orang lain disana, terlebih lagi kedua sorot mata itu hanya tertuju padanya. Dalam waktu sepersekian detik, perasaan seperti dalam film-film ia rasakan kini. Jantungnya seperti akan berhenti berdetak dan nafasnya tiba-tiba ikut berhenti.

Viola memutar tubuhnya dan membuka pintu penumpang pada mobilnya. Diikuti Xeon yang segera memutar dan masuk ke dalam kursi pengemudi. Tak lama, mobil putih Viola berjalan menjauhi area sekolah.

"Kita mau kemana?" tanya Xeon setelah kurang lebih menjalankan mobilnya selama lima menit.

"Eum.. kita ke supermarket dulu ya," jawab Viola tampak antusias.

Xeon sesekali melirik dan memperhatikan Viola. Entah apa yang terjadi pada cewek ini, meskipun jantungnya sempat dibuat tak karuan, Xeon juga melihat wajah Viola yang terlihat lebih pucat dari sebelumnya. Tapi melihat senyuman yang sedari tadi tak banyak menghilang, membuatnya lebih penasaran juga menjadi lebih lega. Ia bisa melihat sosok Viola yang lain. Entah kali ini sosok Viola yang sebenarnya atau cewek disampingnya ini lagi-lagi hanya menggunakan topeng untuk menutupi masalahnya.

AM I SICK?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang