1 bulan kemudian..
Sekarang aku mempunyai sahabat disini yaitu Nicole, kini kami sangat akrab, kami juga sering hunting bareng, pokoknya kami selalu melekat layaknya seperti lem dan kertas. Aku senang mempunyai sahabat sebaik Nicole. Walaupun kadang-kadang jahil tapi itu yang membuatku merasa nyaman.
Malam ini aku berniat akan menceritakan tentang sekolahku pada Katy karena aku sudah berjanji padanya. Masih ingat dengan Katy? dia sahabatku di California. Aku berniat Skype-an daripada bertukar message, karna aku ingin melihat muka unyu Katy. Ya mengapa kubilang unyu? karena dia mempunyai pipi yang tembem seperti bakpau. Aku langsung menyambungkannya dan langsung tersambung.
"Hall--" Ucapku terpotong karena Katy yang sudah menyambutku dengan teriakan khasnya.
"Aaaaaaaa... Kim apa kabar? Bagaimana saat hari pertama sekolahmu? menyenangkan?? Apa kamu punya teman baru? Temanmu baik? dan--" Jawab Katy dan langsung melemparkan beberapa pertanyaan dan langsung kupotong karna pusing mendengar suaranya yang melengking itu.
"Stop Katy! bisakah kau tanyakan satu-persatu?" Aku mendecak kesal sambil melipat kedua tanganku didepan dada.
"Hahaha baiklah bagaimana saat hari pertama sekolahmu? Dan kenapa kau baru mengabariku?" Ucap Katy yang diawali dengan tawa kecilnya.
"Hmm..sangat menyenangkan dan kini aku punya sahabat baru. Dan maaf aku baru mengabarimu aku sangat sibuk " Jawabku sedikit sombong. Ya aku hanya ingin melihat wajahnya kesalnya ketika aku mengatakan itu.
"Sombong sekali kau!" Ucap Katy dengan wajah kesalnya sambil membuang muka ke arah pintu kamarnya.
"Hey My Katy, just kidding" Ucapku dengan tawaku yang sangat kencang.
"Okay Kimy.. bagaimana kau bisa secepat itu mendapatkan sahabat baru?" Ucap Katy penasaran.
"Hey sejak kapan namaku berubah menjadi Kimy? Dan entahlah, aku juga bingung." Ucapku santai sambil mengangkat kedua bahuku.
"Menurutku itu panggilan baru untukmu. Dan tapi jangan pernah lupakan aku ya jika kamu sudah punya banyak teman baru disana." Ucap Katy dengan wajah ditekuk. Dan aku hanya tertawa melihat tingkah Katy yang mulai kekanak-kanakan.
"Tidak akan! I'm promise! My Katy!" Ucapku sambil mengeluarkan jari kelingkingku dan langsung menempelkan ke layar laptopku. Dan Katy pun mengikuti hal yang aku lakukan, dan kini jari kami saling tertempel di layar laptop kami masing-masing. Itulah kebiasan hal buruk kami bertingkah seperti anak-anak. Kami terus bercerita sampai akhirnya tak terasa sudah jam 1 malam. Dan kami pun mengakhiri percakapan kami dengan kedua pasang mata yang sudah menyipit layaknya seperti orang China.
***
Tokk.. tokk.. tokkk..
Aku mendengar suara pintu terketuk dengan suara yang memanggil namaku, ya aku sudah bisa menebak pasti itu Steven. Aku mengabaikannya dan terus melanjutkan mimpiku. Kini aku tak mendengar suara Steven, tiba-tiba cahaya yang sangat terang kembali menyengat mataku. Itu bukan cahaya lampu kamar melainkan cahaya matahari yang baru saja Steven membuka jendela kamarku.
"Bangun!!" Ucap Steven sambil menarik selimutku yang bergambar harry potter.
"Sebentar lagi, 5 menit lagi Stev.." Ucapku dan kembali menarik selimutku lalu menutup seluruh badanku sehingga cahaya matahari tidak menyengat mataku lagi.
"Terserah kau saja, aku hanya ingin memberi tahu kalau sekarang sudah jam 7.15" Ucap Steven santai sambil berjalan keluar.
"What? 7.15? Aku terlambat lagi!" Ucapku kaget dan langsung berlari ke arah kamar mandi. Hari ini aku masuk jam 7.30 berarti aku masih punya waktu 15 menit.
Hanya dengan waktu 5 menit aku pun sudah rapi dengan seragam sekolahku. Aku langsung berangkat dengan diantar oleh Steven.
***
"Aku masuk dulu bye Stev." Ucapku terburu-buru dan keluar dari mobil.
"Tapi, kau melupakan uang ja-" Ucap Steven dari dalam mobil. Dan jelas saja aku tidak mendengarnya karena aku sudah berada di kejauhan.
Aku berlari menuju kelasku, aku teringat kalau hari ini aku ada kelas Mrs. Johana dan dia sangat sangar. Jantungku kembali berdetak kencang.
"Oh sial, dia sudah datang rupanya!" Ucapku yang mengintip dari sela-sela jendela. Yang ku maksud sudah datang adalah Mrs. Johana. Jantungku kembali berdegup dan kini semakin kencang. Aku memberanikan diri untuk mengetuk pintu kelasku.
Tokk...tokk.. tok...
Aku mengetuk pintu perlahan dan menunggu tanggapan dari Mrs. Johana. Dan benar saja dia menjawabnya.
"Masuk" Jawab Mrs. Johana dengan singkat.
Aku memberanikan diri membuka kenop pintu, dan masuk kedalam dengan jalan menunduk.
"I'm sorry Mrs. Johana aku terlambat." Ucapku dengan tertunduk.
"Kau tahu kan sekarang jam berapa?!" Ucap Mrs. Johana dengan nada suara yang mulai meninggi.
"I'm so sorry." Ucapku dengan gugup dan kini badanku mulai panas dingin. Aku memang orang yang tidak bisa dibentak, jika aku dibentak sedikit badanku langsung panas dingin dan pasti wajahku akan memucat. Bukannya dibilang manja, tapi itu sudah bawaan sejak kecil.
"Walaupun kau ini anak baru, tapi aku harus bersikap adil. Kau sekarang berdiri di depan tiang bendera dengan kaki terangkat satu dan tangan memegang kedua kupingmu! Kau boleh masuk setelah jam pelajaranku habis.Cepat!" Ucap Mrs. Johana dengan tangan mengarah ke pintu. Menandakan aku harus segera melakukan tugasnya itu. Ralat itu bukan tugas melainkan hukuman. Ya hukuman bagi murid yang terlambat.
Dengan berat hari aku pun harus mengikuti kemauannya. Sebelum keluar aku menaruh ranselku ditempat dudukku. Aku melihat Nicole dengan wajah khawatirnya. Aku tahu pasti Nicole sangat khawatir. Aku hanya tersenyum kepadanya dan langsung menuju keluar.
Aku berdiri sesuai perintah Mrs. Johana dengan satu kaki terangkat dan kedua tanganku yang memegang kedua telingaku.
Aku berdiri cukup lama sekitar 1 Jam lebih. Lama-kelamaan keadaan sekitar mulai ramai karena sebentar lagi jam pelajaran pertama akan habis dan berganti menjadi jam istirahat. Aku masih berdiri disini dengan posisi yang masih sama seperti tadi dan kini tubuhku sangat lemas dengan keringat yang mulai bercucuran diseluruh tubuhku, membuat pakaianku basah. Karena cuaca hari ini sangatlah terik. sial.
Orang-orang melihatku dengan tatapan ejekannya. Tapi aku tak memperdulikannya. Akhirnya bel istirahat berbunyi. Kini aku tak bisa menopang tubuhku dan akupun mulai terjatuh tapi aku bisa merasakan seseorang merangkup tubuhku dengan cepat sehingga aku tak jatuh ke tanah. Dan semuanya menjadi gelap.
***
Aku membuka mataku perlahan dan melihat sekeliling, ruangan dengan cat putih dan banyak alat-alat medis, tentu saja ini bukan kamarku. Ini di rumah sakit, aku juga memakai baju berwarna biru laut polos, pasti ini baju khusus untuk pasien. Dan aku melihat kearah lain dan mendapati seorang laki-laki yang sedang tertidur dekat lengan kananku. Aku memperhatikan wajahnya. Aku rasa aku mengenalinya. Saat aku terus memandanginya dan sedang berfikir keras siapa laki-laki itu, tiba-tiba aku merasakan kepalaku sakit.
"Arghh.." Rengekku dan membuat laki-laki itu terbangun.
"Ternyata kau sudah bangun? Kau kenapa?" Jawab laki-laki itu sambil mengangkat wajahnya menghadap kearahku.
"Kau?" Ucapku yang kini mulai mengingat laki-laki itu dengan tatapan muka kaget.
***
Hayoo siapa laki-laki itu? penasaran? tungguin kelanjutannya!!
Gimme your vomments yapp :)
#MuchLove
Anjani
KAMU SEDANG MEMBACA
Loved You First (Harry Styles L.S)
FanfictionApa yang kalian fikirkan saat mendengar kata cinta? Jika kalian tanyakan aku, aku tak tahu apa itu cinta. Hampir 17 tahun lebih aku tak pernah tahu bagaimana rasanya cinta. Disini aku bertemu dia. Dan disini pula aku merasakan apa itu cinta. Aku...