"Bos, kami sudah temukan siapa yang akan menjadi 7 Brother." lapor seorang prajurit berkulit hitam yang memakai baju zirah kesatria. Seseorang yang dipanggil bos itu tersenyum kecil.
"Siapa saja mereka?"
Prajurit itu menunjukkan foto tujuh orang. "Merekalah yang akan menjadi 7 Brother, ketujuhnya yatim piatu korban serangan 9 tahun yang lalu."
Orang itu melihat foto itu sejenak, lalu menunjuk wajah salah satu orang yang ada di dalam foto. "Anak ini... dia anak kandung Junghyuk 'kan?"
"Ya, itu benar Bos."
Orang itu tersenyum semakin lebar yang membuatnya terlihat lebih menyeramkan. "Musnahkan mereka semua, jangan sisakan satu pun," titah orang itu.
"Dan aku ingin anak Junghyuk mati lebih dulu."
"Baik Bos."
***
Tidur Jaebum malam itu sungguh tak nyenyak, ia mengerutkan dahinya seakan ada sesuatu yang salah, tidurnya yang biasanya tenang kini tubuhnya bergerak kesana kemari karena gelisah.
Akhirnya Jaebum terbangun karena mimpi buruknya.
Di mimpinya dia dikelilingi oleh sekumpulan bayangan hitam, bayangan hitam itu hanya mempunyai sepasang mata merah tajam. Ketika salah satu bayangan menyerangnya ia merasakan sakit yang luar biasa di tubuhnya. Bukan hanya terasa di mimpi bahkan ia masih merasakan sakitnya hingga sekarang.
Tak lama pintu rumah mereka terbuka keras. Jaebum terbangun dan segera memeriksa ke ruang tamu.
Dan mimpi yang ia alami tadi kini menjadi kenyataan.
***
"Jaebum Hyung! Pagi!" sapa Yugyeom semangat, dibelakangnya ada Bambam yang mengikutinya sedari tadi.
Aneh, Jaebum hanya mengangguk kecil kemudian fokus kembali memakan sarapannya.
"Apa terjadi sesuatu yang aneh pada Jaebum Hyung? Apa mungkin kita tak sengaja berbuat kesalahan padanya?" bisik Yugyeom pada Bambam.
Bambam hanya menggeleng tak tahu.
Ketika bel istirahat berbunyi Jungkook, Bambam dan Yugyeom langsung pergi ke kantin lalu mengantri untuk mendapatkan makan siang.
"Jungkook-ah, bolehkah aku bertanya padamu?" Yugyeom berniat menceritakan kejadian pagi tadi pada Jungkook.
"Tanya apa? Santai saja."
"Menurutmu apa saja yang kita lakukan kemarin? Apa kita melakukan sesuatu yang salah pada hyung kita?"
"Apa ini berhubungan dengan kejadian tadi pagi?" tanya Bambam. Dijawab oleh anggukan Yugyeom antusias.
"Memangnya apa yang terjadi pada Jaebum Hyung tadi pagi?"
Setelah Yugyeom menceritakan kronologi peristiwa tadi pagi Jungkook menganggukan kepalanya mengerti.
"Kalian tahu 'kan kemarin kita bersama terus mulai dari berangkat sekolah sampai pulang sekolah? Menurutku mungkin hanya terjadi kesalahpahaman. Coba diskusikan hal ini dengan Jaebum Hyung nanti malam."
"Kami pulang!"
Ucap Bambam dan Yugyeom yang masuk ke ruang tamu. Tapi kenapa semuanya berkumpul disini dengan wajah serius?
"Apa ada yang terjadi Hyungdeul? Kenapa semuanya berkumpul disini?" tanya Bambam.
"Bambam, Yugyeom. Dengar Hyung ya?" namun bukannya mendapat jawaban mereka malah mendapat pertanyaan lagi.
"Hyung harap setelah ini kalian tidak bermain lagi dengan Jungkook, ya?"
"Memangnya kenapa Hyung?"
***
Taehyung Pov.
"Cara membedakan fisik devil shadow mudah. Mereka tidak mempunyai lambang kekuatan di tangan kiri mereka. Mereka juga mempunyai warna mata yang bisa berubah," Seo seongsenim mengajar di depan kelas.
"Namun mereka juga sangat hebat, mereka bisa menyamar diantara kita. Bisa saja diantara kalian ada devil shadow yang tersembunyi..." lanjutnya.
Aku memperhatikan Seo seongsenim yang mengajar. Aku bukanlah anak yang serius belajar di sekolah. Tapi materi kali ini sangat menarik, aku bahkan menulisnya di buku cacatan.
"Kamu mau ikut ke kantin?" tanya Jimin dan Jong Up yang menghampiriku.
"Ada yang harus kukerjakan." ucapku cuek lalu berjalan meninggalkan mereka yang terlihat kebingungan.
"Hyung! Ada tidak buku yang membahas tentang shadow, 7 brother atau devil shadow?" tanyaku yang menghampiri Namjoon hyung yang menjadi petugas perpustakaan umum. Ia memang sedang bertugas hari ini, dan tentu saja ditemani Dre, naga peliharaannya, yang mengecil.
Naga di negeri kami sebenarnya berukuran sama dengan naga yang ada di cerita dongeng, namun ukuran mereka bisa mengecil, karena setelah diadopsi oleh manusia, mereka harus mengikuti kemanapun sang Tuan pergi.
"Tentu saja! Ikuti aku!" ucapnya.
"Hyung, aku boleh meminjam beberapa 'kan?" tanyaku ragu.
"Biar kudata dulu." ucap Namjoon hyung yang mengetik informasi dasar dari buku tersebut.
"Tuan Taehyung ada tugas apa? Kenapa bukunya sebanyak ini?" tanya Dre, sementara Namjoon hyung menyodorkan buku yang kupilih tadi.
"Jadi begini, kemarin dalam perjalan pulang aku bertemu Jaebum Hyung. Hyung tahu 'kan? Aku dan Jaebum Hyung cukup dekat karena bergabung dalam club akting yang sama?"
"Lalu?"
"Biasanya dia selalu tersenyum ketika bertemu denganku. Anehnya, kemarin dia tak menggubrisku sama sekali. Dia malah menepuk pundakku ringan kemudian berkata 'Hati-hatilah dengan sesuatu yang hitam.' begitu katanya."
"Ya! Kim Taehyung! Kamu terlalu berlebihan jika menuduhnya sebagai Devil Shadow berdasarkan kejadian itu!" omel Namjoon.
"Tapi kalau benar bagaimana Hyung? Aku 'kan hanya waspada saja. Hyung ini."Aku kukuh dengan pendapatku.
"Terserahlah," balas Namjoon hyung kesal. "Pergi sana! Jangan mengangguku bertugas!"
***
'Yoongi-ya?'
Yoongi tersenyum ketika mendengar suara itu. Bang Minah. Teman sekelasnya sejak pertama kali ia masuk ke Bangtan Magic School. Mulai SMP, SMA bahkan hingga sekarang menginjak masa perkuliahan mereka terus mendapatkan kelas yang sama.
Setelah mengenalnya bertahun-tahun, Min Yoongi tak sadar jika dia telah jatuh pada pesona Bang Minah.
"Ada apa? Soal tugas 'kan?"
'Iya, aku kelihatannya tak bisa ikut kerja kelompok dengan Mino dan kamu. Aku ada acara besok, tidak apa-apa 'kan?'
"Tentu tak apa. Nanti akan kukirimkan tugas bagianmu." jelas Yoongi, tapi mendadak....
Telepon mati setelah Yoongi mendengar teriakan Minah dan bantingan keras.
"MINAH-YA!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
• 7 Brother, 7 Heroes • gotbangtan
FanfictionDon't forget, you are the hero of your own story. -Greg Boyle