"Y/N -ah.."
Sebuah panggilan membuatku terbangun dari tidurku.
Hal yang pertama kali kulihat ketika membuka mata adalah dia.... Park Jimin.
Dia adalah sahabatku sejak kecil.
Keluarga kami sangatlah dekat. Ibunya adalah teman ibuku sejak SMP.
"Kenapa kau disini... Aku masih ngantuk." Kataku ketus.
Beginilah sifatku.
Dingin, ketus, dan menyebalkan.
Jimin sudah mengenal sifatku yang seperti ini. Tapi, dia sama sekali tidak pernah mempermasalahkannya.
Aku sempat berpikir 'Tidakkah kau lelah dengan sifatku yang seperti ini?'
Tapi semua sikapnya padaku benar - benar menunjukkan bahwa dia tulus berteman denganku.
"Tentu saja aku disini untuk membangunkanmu... Eommamu sudah memanggilmu sejak tadi." Katanya sambil tersenyum.
Tentu saja, dia juga diperbolehkan keluar masuk rumahku karena orang tuaku sudah menganggapnya sebagai anaknya sendiri. Begitu pula sebaliknya.
"Ck... Arraseo." Jawabku.
Sedangkan Jimin hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum mendengar ucapanku.
"Aku tunggu dibawah ya.."
Aku hanya menganggukkan kepala malas.
Jimin pun keluar dari kamarku dan berjalan menuju meja makan.
"Haah... Padahal aku tidak bermaksud bersikap dingin seperti ini.." Kataku pada diri sendiri.
Ya... Aku memang tidak pernah bermaksud untuk bersikap seperti ini. Apalagi terhadap Jimin... Orang yang kusukai.
Orang - orang yang melihat kami mungkin berpikir bahwa Jimin hanya menjadi propertiku. Ini semua disebabkan karena, mereka sudah mengenali sifatku yang seperti ini.
Terkadang mereka merasa kasihan melihat Jimin yang selalu mengikutiku kemana saja aku pergi.
Tapi aku berani bersumpah...
Aku sama sekali tidak memiliki niatan untuk melukainya ataupun memanfaatkannya.
Aku ingin menjadi orang yang ramah. Aku ingin menjadi gadis yang dikenal baik oleh semua orang.
Tapi, itu sangatlah sulit.
Aku sempat ingin meminta maaf pada Jimin atas semua perbuatanku. Tapi, kata - kata itu tidak dapat keluar semudah yang aku kira. Melainkan aku hanya terdiam dan tak bisa mengatakan apa - apa.
Payah? Memang. Aku memanglah payah karena aku tidak bisa mengatakan apapun kepada orang yang kusuka.
•
•
•
•
•
Skip Time!
Aku dan Jimin berjalan menuju sekolah bersama.
Jimin terus mengajakku berbicara. Sedangkan aku? Aku hanya bisa diam menghiraukan setiap perkataannya.
Tapi, senyuman itu tidak pernah hilang.
Disini aku sadar akan betapa sabarnya dia menghadapi orang sepertiku.
Saat kita sampai disekolah, ada beberapa namja yang menghampirinya.
Aku mengenal mereka. Mereka adalah Yoongi dan Hoseok. Teman dekat Jimin di sekolah.
![](https://img.wattpad.com/cover/129033529-288-k382139.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS IMAGINES (Maknae Line)
FanfictionBaca aja dulu... Siapa tau baper = ̄ω ̄= 'Sesungguhnya, BTS hanyalah milik bighit, bang sihyuk PDnim, dan keluarganya seorang.' Request open!! Btw buat hyung line akan ada bukunya sendiri (mungkin)... Liat nnti aj ya... Annyeong~~~