BTS IMAGINES (Maknae Line)

Hold Me Tight

(kkwak jabajwo, nal anajwo
Can you trust me, can you trust me
jebal jebal jebal kkeureoanajwo~~////// berisikluthor

-  .-. Maafkan daku.

Kok baru skrg update?

- itu... Umm

Kemana aja lu thor?

- maaf, author ad--

Tega lu thor ama kita?

- bukan g--

UDAH GAK USAH BNYK BACOT, CEPET MULAI CERITANYA!

- okeeeeeee!!!! *langsung menghilang entah kmn*

--

Tahukah kalian dengan pangeran es di universitas ini?

"Jimin -ssi.. Dosen Choi memanggilmu."

Dia hanya menatapku sejenak dan langsung pergi begitu saja.

Mungkin pergi ke kantor dosen Choi.

Sudah paham kan kenapa dia disebut pangeran es?

Aku menghela napas sejenak.

"Yahhh!"

Here you go...

"Apa yang kau bicarakan dengannya?"

Dengan malas, aku pun membalikan badanku dan menatapnya.

"Bukan urusanmu, Bora..."

Bora.. Salah satu wanita yang dikenal karena obsesinya terhadap Sang Pangeran Es, Park Jimin.

"Kenapa kau selalu saja mendekatinya!"

Dari suaranya ku tau, dia sudah mulai geram terhadapku.

"Listen here, Bora... Gunakan telingamu baik - baik.... Sudah berapa kali aku bilang kalau urusanku dengannya hanyalah sebatas tugas dan perintah dari dosen Choi? Lebih dari 3 kali bukan? Apa telingamu bermasalah?"

Dia hanya berdecak kesal.

"Dari banyaknya gadis di jurusan kita ini, kenapa harus dirimu??? Gadis tidak berguna sepertimu kenapa harus dekat - dekat dengan Jiminku!"

Hmmm... Jiminku..

Aku pun menaruh telunjuk di daguku dan mulai berpikir.

"Mungkin gadis tidak berguna ini memiliki otak yang lebih cerdas dibanding otak yang hanya diisi dengan obsesi tidak berguna milikmu."

Kataku sambil tersenyum padanya.

Dia hanya menatapku dengan amarah dan berkata,

"Sampai berani merebutnya, kau tidak akan lepas dariku!"

Ia pun langsung pergi meninggalkanku setelah mengatakan itu.

'Aisshh... Jinjja.. Perempuan macam apa dia?' Gumamku.

Aku pun beranjak pergi ke taman kecil yang ada di universitas ini.

'Untuk kali ini saja aku bolos...'

Sesampainya di tempat itu, aku langsung duduk dibangku taman yang ada.

Aku menarik napas dalam - dalam dan mencoba untuk mengingat apa yang membuatku sampai disini.

Dititik ini.

Flashback

"Semua ini salahmu! Kalau saja waktu itu kamu tidak seceroboh itu, ibumu pasti masih ada disini! Bersama kita."