Menyatukan berbagai karakter itu memang sulit, apa lagi menyatukan 42 kepala dengan watak yang berbeda-beda.
Kelas paling berisik,
Kelas paling bandel,
Kelas paling malas,
Kelas sarang penyamun,
Kelas pasif,
Kelas ter-rasis, dll.
Mungkin banyak orang yang membetulkan fakta yang beredar itu, tapi nyatanya mereka hanya melihat dari satu sisi saja tanpa tahu yang sebenarnya. Mereka hanya melihat sebelah mata.
Tangisan, tawa, kemarahan, kekecewaan, bahagia, sedih, kesal semua bercampur menjadi satu.
Bagaimana rasanya jika berada di kelas yang sudah dicap kelas terburuk?
Wellcome to class XI IPS 2 ...
🏫🏫🏫
Suasana kelas begitu hening, hanya terdengar bunyi jam dinding begitu seorang guru BK memasuki kelas Pasusa. Begitulah mereka menjuluki kelasnya, Pasukan Ips dua atau Pasusa. Terdengar aneh memang, tetapi mereka semua menyukai.
Tatapan Pak Heri bak laser yang siap menghancurkan apa saja yang ia tatap. Warga Pasusa hanya terdiam membisu ditempat masing-masing.
Pak Heri membetulkan letak kacamatanya, "Saya hanya mengingatkan kembali untuk kelas ini, terutama untuk Raka and the geng. Kasus kelas ini sudah menumpuk. Nggak ngerti lagi Bapak sama kelas ini."
"Bapak tidak mau mendengar laporan yang masuk ke ruang BK tentang kelas ini. Kalau sampai terjadi lagi, nama kalian akan ada di buku hitam kepala sekolah atau bahkan bisa dikeluarkan dari sekolah." Suara bariton Pak Heri memenuhi ruang kelas.
Raka yang namanya disebut pun mendengus. Sementara Arvan yang duduk disebelah Raka terkekeh pelan agar tidak terdengar oleh Pak Heri.
Warga Pasusa hanya diam patuh mendengar syair yang dikumandangkan oleh Pak Heri, mereka sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Sudah menjadi makanan sehari-hari bagi mereka menjadi buah bibir para guru dan kelas lain. Santai...
"Mengerti semua?!!" Tanya Pak Heri lantang.
Lantas semua murid menjawab dengan lantang pula, "Mengerti Pak!"
Setelah Pak Heri meninggalkan kelas, ruangan yang tadinya hening kini perlahan-lahan mulai ramai kembali.
"Rak, lo ngapain lagi dah ah?" Aqella berucap kencang dari bangkunya sambil mengeluarkan ponsel berlogo buah apel digigit lalu berkaca. Aqella ini termasuk anak famouse dengan berjuta juta followers, kalau anak jaman now bilang sih hits.
"Kepo amat anak perawan." Ujar Anggara dengan cengiran khasnya.
Aqella mendelik sebal kearah Anggara, "nggak nanya lo ya omes."
"Anjing dah, gue mulu, Ck." Decak Raka lalu bangkit dari duduknya.
Arvan yang melihat Raka yang sudah berdiri dari tempat duduknya pun bertanya. "Mau kemana?"
"Kamar mandi." Jawab Raka singkat kemudian berlalu begitu saja. Baru beberapa langkah Raka menghentikan gerak kakinya ia menengokkan sedikit kepalanya ke belakang, "Van ikut nggak?" Tanpa babibu yang diajak segera menyusul Raka.
"Raka, Arvan mau kemana?!" Tanya Allifa kencang dari kursinya saat melihat duo kecebong perusuh kelas ingin pergi keluar kelas.
Raka nyengir lebar, "kamar mandi, nggak lama dah suer." Ucap Raka, setelah itu mereka berdua melangkah pergi.
"Awas ya bolos!!" Teriak Allifa yang dibalas teriakan juga, "SIAP BOS!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PASUSA
Ficção AdolescenteClass without rules *** Mereka bukan kumpulan manusia berbakat. Biasa. Tak lebih. Mereka bukan kumpulan manusia yang selalu menghangatkan suasana. Kadang dingin dan menyebalkan. Mereka hanya kumpulan manusia yang bersedia dengan sukarela untuk salin...