BAB 8

74 3 0
                                    

"Maukah kamu menjadi pacarku?" suara lembut yang dikeluarkan dari bibir mungil milik Bryan, ya hari ini tepat tanggal 14 Februari hari kenangan paling indah untuk gadis remaja yang bernama Aida yaitu ditembak oleh pria yang selama ini disuka, cowok paling populer di SMP Maju Bangsa, suatu kebanggaan tersendiri untuk Aida memiliki pacar sepopuler Bryan yang notabene memiliki fans seantro sekolah yang tak diduga oleh Aida cowok yang dihadapannya akan menjadi pacarnya dalam waktu 2-3 menit mendatang, yang akan mengisi kehidupan Aida menjadi lebih baik, dengan kata ragu Aida menerima tawaran Bryan untuk menjadi pacarnya. Suasana gaduh dirasakan di ruang kelas IX A yaitu kelas Aida. Bryan Mandalika, blasteran Jawa-Belanda yang memiliki wajah tampan seperti Adam Lavine, memiliki tinggi 170cm dengan tubuh atletis karena Bryan merupakan Kapten Tim basket SMP Maju Bangsa.

***

"Sayang, kamu mau pergi kemana?" Bryan menghiraukan kata-kata Aida dia pun tetap pergi tanpa menatap ke arah suara pertanyaan. semakin jauh Bryan melangkah hanya terlihat bayangan dan bayangan pun mulai menghilang. "ARGHHH" jerit Aida kaget ketika tersadar bahwa tadi hanyalah dalam mimpi, yang mengingatkan kembali masa masa disaat Bryan meninggalkan dirinya tanpa kabar sedikit pun, dan disaat itu hubungan Aida dan Bryan sedang rukun-rukunnya, tidak pertengkaran apapun yang sedang terjadi."Apaa-apaan si gue ini, masih aja mikirin hal yang ga penting."

Aida melirik jam berwarna pink menunjukan pukul 7 pagi, yang artinya dia kesiangan untungnya hari ini sekolah diliburkan karena sekolah Aida digunakan untuk tes masuk perguruan tinggi. Aida langsung mengambil ponsel untuk menelepon sahabatnya Tina "Tin, lu lagi apa? lu tau ga kemaren gue ditembak kak Aldo dan gue dicium ama kak Aldo" " APAAAA!!!!!kamu ditembak kak Aldo? terus lu jawab apa???udah kamu terima kan Da????jangan mbok sia-siain makhluk seperti itu, Kak Aldo merupakan Makhluk terindah yang ada dimuka bumi ini" jawaban bersemangat dari mulut Tina. "Nah itu dia gue bingung, gue belum jawab Kak Aldo makanya gue nanya lu dulu Tin,gimana enaknya. Entah kenapa semalem gue juga mimpiin si Bryan" jawab Aida sekenanya. "Aduh gue kok punya temen kayak begini ya, udah yang jelas yang harus lu lakuin pagi ini adalah menjawab Kak Aldo dengan Kata IYA!masalah Bryan g usah dipikir lagi toh anaknya juga ga jelas sekarang ada dimana" suara yang dapat digolongkan dengan sedikit emosi. "Iya Tin gue mau telepon kak Aldo mau jawab yang kemaren. Makasih ya tinm lu emang sahabat terbaik gue" "oke Da, good luck ya Mrs Aldo" setelah percakapan dengan Tina berakhir Aida menelepon Aldo, dengan hati deg-degan apakah kata-kata yang kemarin masih berlaku.

AIda: "Halo kak Aldo?"

Aldo :"Ya, kenapa Da?"

Aida: "Ini Aida mau menjawab iya yang kak Aldo bilang kemaren"

Aldo :"Yang mana ya?"

AIda: " yang mau ga jadi pacarnya kak Aldo"

Aldo: "Be...beee.beneran LO terima tawaran gue?ga mimpi kan?"

Aida: "Beneran kak, Aida ga boong"

Aldo: "Akhirnyaaa diterima Juga!!ya udah ntar sore gue ke tempat lo ya sayang, gue mau rayain kisah kita ini"

Aida : "iya kak,udah ya Aida mau nemuin mama papa dl,ud 2 hari g ketemu"

Aldo : "iya sayang,hati-hati ya take care"

Setelah menutup telepon dari Aldo Aida bergegas menuju lantai satu untuk mencari mamanya tercinta yg telah dirindukan selama 2 hari ini dan akan menceritakan apa yang sudah terjadi pada dirinya.

"MAAaaa, Aida mau bilang Aida uda punya pacarr,yang kakak kelas tempo hari jemput Aida kesini" suara Aida yang nyarinf membuat mama Aida sedang duduk di ruang TV lalu menoleh ke arah suara yang datang. "Wah,anak mama uda gede ya ternyata,selamat ya sayang ttp fokus ke sekolah pacaran janan menjadi halangan untuk berprestasi ya sayang" sambil mengelus kepala putri semata wayangnya.
"Siap ma,Aida akan membuktikan prestasi Aida tidak bakal turun.lalu dipeluknya mama yang 2 hari ini tidak dirumah.
***


Let's Get Move OnWhere stories live. Discover now