Bel bordering tanda siswa/siswi masuk ke kelas, tapi hari itu adalah hari senin yaitu hari upacara rutin setiap minggu. Jadi siswa/siswi maupun guru mengikuti upacara bendera. Anggun, Ayu, Adel, dan Ainun sudah berada di lapangan untuk mengikuti upacara. Anggun melihat-lihat sekitar, dia mencari Bagas, dia khawatir nanti Bagas telat datang ke sekolah karena dari tadi Anggun dari tadi tidak melihat Bagas. Anggun ingin sekali menghubungi Bagas, tapi dia tidak tahu nomor telpon Bagas, dia hanya menatap layar hp nya. Tiba-tiba Anggun melihat Ejak, dia langsung menuju arah Ejak.
"Jak kamu liat Bagas nggak?" tanya Anggun kepada Ejak ditengah siswa/siswi yang sedang berbaris.
"Nggak nggun, aku aja baru nyampe sekolah ini," jawab Ejak.
"Hhmm bearti Bagas beneran telat kesekolah nih," jawab Anggun.
Ejak melihat-lihat kea rah pintu kelas mereka dan ternyata Bagas ada si sana dan sedang menuju lapangan upacara.
"Nggun tuh Bagas nya ada," kata Ejak memberitahu Anggun sambil menunjuk kearah Bagas yang sedang menuju lapangan.
"Alhamdulillah syukurlah Bagas nggak telat," jawab Anggun.
Anggun langsung pergi dari barisan Ejak dan segera menuju barisan kelasnya, dia takut nanti Bagas melihat dia disitu.
"Nggun kamu dari mana?" tanya Ayu.
"Hhmm ini aku tadi liat barisan kelas kita yang di belakang, takutnya nggak rapi nanti malah kena marah guru," jawab Anggun sambil menunjuk barisan belakang.
"oh gitu," jawab ayu singkat.
Anggun, Adel, dan Ayu berada di barisan depan, mereka bertiga tidak mau barisan di belakang karena tidak kelihatan pengibaran bendera merah putih.
Bagas masuk kebarisan di dekat Ejak.
"Hei Jak aku hamper aja telat nih," kata Bagas saat datang masuk barisan.
"Gas, aku punya kabar penting nih buat kamu," kata Ejak sambil tersenyum.
"Kabar penting apaan Jak, jangan buat aku penasaran dong," kata Bagas.
"Nanti ya abis kita upacra aku ceritain," jawab Ejak sambil merapikan barisannya.
"Oke, eh tapi kabar penting apa dulu nih ? baik atau buruk?" tanya Bagas penasaran.
"Nanti deh abis upacara," jawab Ejak singkat.
"Oke Jak," jawab Bagas dengan semangat.
Merekapun mengikuti upacara seperti biasa, dan tepat pukul 7.30 upacara selesai. Para siswa/siswi masuk ke kelas mereka masing-masing. Anggun, Ayu, dan Adel masuk ke kelas mereka, seperti biasa mereka istirahat sambil berkipas mendinginkan badan.
"Aduh aku haus banget mau minum," kata adel sambil memegang lehernya.
"Iya nih del sama aku juga haus, mana nggak bawak minum lagi," kata Anggun.
"Gimana kalau kita ke kantin aja," kata Ayu menawarkan ide.
"Hhmm boleh juga tuh, tapi nanti Pak Debet masuk ke kelas," jawab Anggun.
Pak Debet adalah guru IPS, bapak itu kalau mengajar hanya membaca buku sampai jam pelajaran selesai sehingga membuat siswa/siswi merasa bosan dengan pelajarannya. Tidak lama kemudian Pak Debet masuk ke kelas.
"Untung aja kita nggak ke kantin, tuh ada bapak nya masuk," kata Ayu sambil menunjuk arah Pak Debet.
"Yah aku haus banget nih," kata Adel dengan wajah memelas.
"Sabar ya del, nanti kalau udah selesai pelajaran kita langsung ke kantin," kata Anggun menenangkan Adel yang kehausan.
Mereka pun mengikuti pelajaran sampai selesai. Setelah bel berbunyi tanda istirahat dan Pak Debet keluar kelas. Adel langsung menarik tangan Anggun untuk cepat-cepat ke kantin karena dia sudah sangat haus dan lapar.
"Nggun ayo aku sudah haus banget," kata Adel sambil menarik tangan Anggun yang sedang memasukkan buku ke dalam tas.
"Iya ayo del," jawab Anggun yang mengikuti Adel keluar kelas.
Anggun, Ayu dan Adel segera ke kantin. Ditengah perjalanan ke kantin ada Ejak dan Bagas yang menghalangi mereka yang berlari kecil menuju kantin.
"Hei kalian kok lari-lari, nanti jatuh loh," kata Bagas sambil menghentikan Anggun, Ayu dan Adel.
"Aduh Gas kalo kamu mau ikut ke kantin ya ikut aja, jangan ngehalagi jalan kita dong," kata adel sambil menarik tangan Anggun dan Ayu untuk mrnuju kantin.
"Yah mereka malah pergi gitu aja," kata Ejak.
"Yaudah biarin deh Jak mereka ke kantin, sekarang kamu harus kasih tau aku kabar apa yang tadi di lapangan mau kamu omongi ke aku?" kata Bagas meminta Ejak memberi tahu kabar yang di janjikan pada saat di lapangan tdi.
Ejak pun mengajak Bagas duduk di bawah pohon tempat favorit mereka. Ejak menceritakan semua kejadian saat Anggun khawatir ketika bagas belum berada di sekolah saat upacara mau di mulai.
"Yang benar aja kamu Jak?" tanya Bagas kaget.
"Iya aku serius Gas, masak aku bohong sama kamu," kata Ejak.
Bagas sangat senang akhirnya Anggun perhatian dengan nya, Bagas semakin merasa bahwa Anggun mulai suka dengannya.
"Jak gimana nih rencana kita selanjutnya, suapaya aku bisa lebih deket lagi sama Anggun ?" tanya Bagas kepada Ejak.
"Hhmm... kamu udah punya nomor telpon Anggun belum?" tanya Ejak.
"Belum Jak, aku bingung mau minta nomor telponnya gimana," jawab Bagas.
"Kamu tinggal bilang aja sama Anggun mau minta nomor Hp nya," kata Ejak.
"Tapi aku takut Jak, nanti Anggun nggak kasih nomor Hp nya," kata Bagas.
"Aduh gimana sih kamu Gas, belum nyoba tapi udah nyerah duluan," kata Ejak sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Iya deh nanti aku coba dulu Jak," kata Bagas.
"Kamu harus semangat Gas, nggak boleh nyerah sampai kamu bisa dapeti Anggun," kata Ejak memotivasi Bagas sambil memegang bahu.
Bagas akan mulai memberanikan diri untuk mendekati anggun secara langsung, dia berjanji akan mendapatkan Anggun.
Bagas dan Ejak pun menyusul Anggun, Ayu dan Adel ke kantin. Sesampai di kantin Bagas langsung duduk di samping Anggun sambil tersenyum mendekatkan wajahnya kearah Anggun. Anggun kaget dan tersedak ketika melihat Bagas yang tiba tiba duduk di sampingnya. Bagas dengan reflex memberikan air minum kepada Anggun. Anggun langsung terdiam ketika Bagas memberikan air minum itu. Merekapun saling pandang.
"Maaf nggun gara-gara aku, kamu jadi tersedak," kata Bagas sambil memberikan air minum kepada Anggun.
"Iya nggak apa apa Gas," kata Anggun sambil mengambil air minum dari tangan Bagas.
"Eehheemm... cie ciee yang saling pandang," kata Adel yang memecah suasana gugup itu.
"Apaam sih del," kata Anggun sambil menyuap makanannya dengan muka yang memerah.
Ayu melihat kejadian itu sangat cemburu, dia merasa kalau Bagas dan Anggun mulai dekat dan saling perhatian. Mereka melanjutkan makan sampai selesai, dan setelah itu mereka kembali ke kelas masig-masing.
~~∞∞Ω∞∞~~

YOU ARE READING
BIMBANG
Teen FictionBimbang... Ketika percintaan terhalang oleh persahabatan. Kita harus memilih salah satu diantaranya. Bimbang, ya satu kata berjuta makna. Keadaan dimana kita sulit untuk memilih. Apakah yang harus dipilih, Persahabatan atau Percintaan ?