Hari itu adalah hari Jum'at, Bagas seperti biasa pagi-pagi datang kerumah Om Roy untuk menitip membeli barang jualan papanya.
"Ccrriiiitt....," suara motor berhenti di depan rumah.
Bagas pun turun dari motor.
"Assalammu'alaikum, ujuk nang ada ?" tanya Bagas kepada Anggun sambil tersenyum.
"Waalaikummusalam, iya ada, tunggu sebentar aku panggil dulu", jawab Anggun sambil membalas senyuman Bagas.
Bagas tidak menyangka Anggun mau membalas senyumannya. Jantung Bagas terasa berdebar kencang. Anggun segera masuk ke dalam rumah memanggil Om roy. Dan bagas langsung memberikan catatan titipan kepada Om roy sewaktu Om roy keluar dari pintu. Setelah memberikan catatan titipan barang, Bagas langsung pamit pulang, tapi sayangnya Anggun setelah masuk ke dalam rumah, tidak keluar lagi. Bagas menarik gas motor sambil menoleh melihat kea rah pintu rumah, berharap Anggun keluar dari dalam rumah. Tapi Anggun tidak keluar. Setelah Bagas pulang, ternyata Anggun mengintip Bagas dari dalam rumah lewat jendela ruang tamu. Anggun tersenyum sendiri. Tiba-tiba Bik leni memanggil untuk menyuruh segera mandi.
"Anggun cepet segera mandi, nanti kamu telat sekolahnya," panggil Bik leni kepada Anggun.
Anggun pun bergegas mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Sebelum pergi ke sekolah, Anggun sarapan terlebih dahulu. Pada saat di sekolah, Anggun bercerita dengan Adel.
"Del, tadi ada Bagas dating ke rumah, dia nitip catatan barang papa nya," kata Anggun.
"Terus dia ngapain lagi?" tanya Adel.
"Nggak sih, dia cuma tersenyum aja sama aku, terus aku bales senyum balik deh," kata Anggun sambil tersenyum.
" Eh tumben banget kau bales senyuman Bagas, jangan jangan.....," kata Adel sambil menunjuk Anggun sambil menekatkan badannya.
Adel berpikir kalau Anggun mulai tertarik sama Bagas.
"Eh jangan sembarangan dong del, nggak lah mana mau sama dia," jawab Anggun dengan cuek sambil mengeluarkan buku pelajaran.
"Awas ya kalau kamu beneran suka sama Bagas, kamu traktir aku makan di kantin Mang Cen," kata Adel dengan tegas sambil mengeluarkan buku juga.
"Oke sip," jawab Anggun singkat.
"Oke aku pegang ya janji kamu", kata Adel.
Merekapun belajar seperti biasa. Tepat pukul 9.30 waktu istirahat. Anggun, Adel, dan Ayu seperti biasa ke kantin. Mereka berjalan lewat kelas 7.3, tiba-tiba Ejak memanggil Ayu.
"Yu, kalian mau ke kantin kan ?" tanya Ejak kepada Ayu.
"Iya jak, kami mau ke kanti, emag kenapa?" tanya Ayu.
"Kita mau nitip gorengan nih di kantin Mang Cen", kata ejak sambil memberikan uang kepada Ayu.
Disamping Ejak ada Bagas.
"Gas kamu mau nitip apa?" tanya Ejak kepada Bagas.
"Hhhmm aku nitip gorengan juga deh," kata Bagas sambil mengluarkan uang dari sakunya.
"Kamu nitip sama Anggun aja ya Gas, nanti Ayu susah bawak gorengannya," kata Ejak kepada Bagas.
"Hhmm Nngun, aku nitip sama kamu ya," kata Bagas sambil mengulurkan uang.
Anggun dengan sedikit canggung mengambil uang dari bagas.
"Iya nanti aku beliin, tapi maaf ya kami lumayan lama di kantinnya," kata Anggun gugup.
"Eehh ayok domg cepet, nanti keburu masuk lagi nih," kata Adel sambil menarik tangan Anggun.
Merekapun segera ke kantin. Bagas merasakan getaran di hatinya. Dia semakin yakin bahwa dia bisa dekat dengan Anggun dan bisa pacaran dengan Anggun.
"Nah beneran kan Gas, Anggun mulai luluh hatinya sama kamu," kata Ejak bangga dengan ide nya.
"Iya Jak, dia sekarang nggak lagi jutek sama aku," jawab Bagas dengan senang.
Mereka berduapun menunggu Anggun, Adel, dan Ayu di bawah pohon depan perpustakaan. Pada saat di kantin, Anggun, Ayu, dan Adel makan sambil bercerita.
"Nggun kamu sekarang nggak jutek lagi ya sama Bagas?" tanya Ayu kepada Anggun.
"Hhhmm iya nih, aku juga nggak tau kenapa bisa ramah sama dia, tapi aku pikir-pikir juga nggak ada hasil jutek sama dia, dan nggak ada alasan juga aku buat jutek ke dia," jawab Anggun sambil menyuap nasi.
"Iya nggun ngapain kamu mau jutek sama Bagas, toh Bagas kan baik sama kamu," kata Adel dengan tegas.
"Hhmm bagus dong nggun kalo kamu mikirnya kayak gitu," kata Ayu dengan nada pelan.
Ayu merasakan tidak enak hati, dia merasakan bahwa Anggun mulai tertarik dengan Bagas. Ayu sebenarnya sudah sejak MOSB menyukai Bagas. Dia ingin sekali dekat dengan Bagas dan pacaran dengan Bagas. Tapi Ayu takut nantinya Bagas menyukai Anggun dan mereka pacaran. Ayu sangat mengkhawatirkan hal itu.
Setelah mereka selesai makan, Anggun dan Ayu membelikan gorengan titipan Bagas dan Ejak. Setelah itu mereka kembali ke kelas. Bagas dan Ejak sudah menunggu di bawah pohon depan perpustakaan.
"Mana nih Bagas sama Ejak, kok nggak ada di depan kelas?" tanya Anggun kepada Ayu dan Adel.
"Iya yah kok merekanggak ada," jawab Ayu sambil melihat-lihat sekitar dekat kelas 7.1.
"Eehh tuh mereka lagi duduk bawah pohon depan perpustakaan," kata Adel sambil menunjuk arah perpustakaan.
Mereka pun menghampiri Bagas dan Ejak untuk memberikan gorengan.
"Nih gorengannya Jak," kata Ayu sambil memberikan gorengan kepada Ejak.
Anggun juga memberikan gorengan kepada Bagas.
"Makasih ya nggun," kata Bagas sambil tersenyum lebar kepada Anggun.
"Eehh kalian nanti aja ke kelasnya, mendingan duduk disini sama kita," kata Ejak menghalangi Anggun, Ayu, dan Adel untuk pergi ke kelas.
"Tapi aku mau ke kelas," jawab Anggun.
"Kan sekarang mati lampu nggun, panas loh di dalam kelas," kata Bagas sambil makan gorengan.
"Iya nih nggun panas tuh pasti di dalam kelas, mending duduk disini banyak angina," kata Adel sambil duduk di samping Ejak.
"Iya nggun nanti aja ya masuk ke kelas, kan guru IPS nggak masuk kelas juga," celetuk Ayu yang langsung duduk di damping Bagas.
Dan akhirnya Anggun terpaksa duduk juga bersama mereka. Mereka berbincang-bincang sambil tertawa. Ejak pandai bermain gitar, dan dia mengambil gitarnya di dalam kelas, kemudian mereka semua bernyanyi bersama. Suasana saat itu sangat nyaman, angina yang lembut menerpa mereka di bawah pohon yang rindang. Mereka menjadi dekat, tersa tidak canggung lagi. Dan akhirnya Anggun, Adel, dan Ayu merasa nyaman dengan Ejak dan Bagas. Dan akhirnya mereka berteman walaupun berbeda kelas antara kakak kelas dan adik kelas.
~~∞∞Ω∞∞~~
![](https://img.wattpad.com/cover/134027935-288-k932887.jpg)
YOU ARE READING
BIMBANG
Ficțiune adolescențiBimbang... Ketika percintaan terhalang oleh persahabatan. Kita harus memilih salah satu diantaranya. Bimbang, ya satu kata berjuta makna. Keadaan dimana kita sulit untuk memilih. Apakah yang harus dipilih, Persahabatan atau Percintaan ?