3. Rindu

861 68 21
                                    

"jess, kayanya acara udah bisa dimulai nh." Jessica langsung tersentak ketika suara raffi yang tiba tiba muncul dari belakangnya.

"Oh euh ya fi. Ayo kamu juga ikut aku." Ajak jessica yang langsung melingkarkan tangannya di lengan raffi. Jessica sengaja melewati tempat dimana yoga dan gista duduk berdua, dan memang saat itu yoga pun melihat jessica yang dengan begitu mesranya menggandeng tangan raffi.

Jessica dan raffi pun mulai membuka acara tersebut, pertama-tama jessica yang memberikan kata pembuka dan selanjutnya raffi lah yang memberikan ucapan terimakasihnya.

Yoga yang hanya bisa menatap wajah jessica dari kejauhan dengan tatapan sendu. Rasa rindunya pada wanita cantik itu begitu mendalam saat ini dan ingin sekali rasanya yoga berlari dan memeluk tubuh jessica dan takkan pernah ia lepas lagi.

"kamu terlihat begitu cantik chika." Puji yoga dalam hatinya,dari dulu Ia begitu mengagumi jessica karena baginya hanya jessicalah wanita yang mampu menaklukan hatinya.

Wajahnya yang cantik serta kelembutan hatinya itu semualah yang menjadi daya tarik bagi yoga.
Setelah keduanya selesai menyampaikan ucapannya, merekapun turun dan bergabung dengan para undangan yang lain. Raffi yang memang ternyata bersahabat dengan yoga seketika langsung menghampiri yoga yang masih duduk berdua dengan gista.

"hallo bapak yoga syahputra." Sapa rafii dengan senyuman diwajahnya. Jessica yang berdiri disamping raffi sedikit meras kikuk karena bingung harus berbicara apa dengan yoga nantinya.

"rafi ahmad kamu disini juga ?" Tanya yoga yang langsung memeluk tubuh rafii. Ia sengaja pura-pura tidak mengetahui kehadirannya.

"iyalah, masa gw gak datang diacara perusahaan dimana gw kerja." Jawab raffi yang langsung ikut bergabung dengan gista dan yoga.

"oh ya ga gw denger-denger om rohman katanya mau nyerahin perusahaannya sama lo ya ?? jadi bos besar dong lo nantinya." Puji rafi yang terlihat begitu bahagia bisa bertemu kembali dengan sahabat karibnya itu.

"ah biasa aja fi. Lo tau sendiri ayah emang dari dlu pengen gw jadi penerusnya, yahh Cuma karena dlu ada satu hal makanya gw belum bisa mewujudkan keinginan dia." Yoga berbicara demikian sebari melirik jessica. Dan jessica sadar betul bahwa pria bergingsul itu kini tengah menyindirnya.

"ya ya ya.. gw tau itu semua pasti karena.." rafi menghentikan ucapannya ketika sebuah pengumuman dansa akan dimulai telah diumumkan.

Gista yang mendengarnya langsung begitu tertarik dan mengajak yoga untuk berdansa dengannya. Dan karena tidak ingin mengecewakan gista yogapun menuruti keingin wanita cantik tersebut.

"fii ayokk.." ajak yoga sebelum ia dan gista turun ke lantai dansa.

Rafi sama sekali tak sungkan mengajak jessica untuk turun dan berdansa dengannya. Dan dengan senang hati pula jessica langsung menerima tawaran rafi tersebut.

Dan ketika dansa berlangsung, Pandangan jessica tak pernah lepas dari yoga dan gista, kecemburuan semakin meningkat ketika ia melihat gista merebahkan kepalanya di dada yoga sedang tangan yoga melingkar di pinggang ramping gista.

Api kecemburuan tak kalah dirasakan oleh yoga. Ia begitu marah ketika melihat tangan kekar raffi yang melingkar di pinggang jessica, dan rasanya ingin sekali ia menarik jessica hingga jatuh kedalam dekapannya.

dan ternyata keinginan yogapun terkabul karena ketika raffi dan yoga memuturkan pasangan mereka, keduanyapun bertukar pasangan. dengan jessica yang kini sudah ada dalam dekapan yoga sedang gista dalam dekapan raffi.

Awalnya keduanya merasa begitu canggung, namun ketika mereka menikmati alunan music yang begitu romantic dengan refleks jessica merebahkan kepalanya di dada yoga dan yoga juga mendekap erat tubuh jessica dan sesekali mengecup puncak kepala jessica.

"aku merindukanmu ga." Tiba-tiba jessica mengeluarkan suaranya yang terdengar sedikit parau.

"aku lebih merindukanmu sayang." Tanpa yoga sadari ia menyebut jessica dengan sebutan 'sayang' serta mendekap tubuh jessica semakin erat ke dalam dekapannya.

Sampai lagu berakhir keduanya sama sama belum menyadari posisi mereka, sampai riuh tepuk tangan para undangan yang mereka dengan akhrinya memaksa keduanya haru melepaskan pelukan rindu tersebut.

Wajah jessica langsung tertunduk malu, dan semu merah pun Nampak jelas di kedua pipi mulusnya. Ia merasa begitu malu karena ia dan yoga sama sama terbawa dalam suasana malam itu.

Malam semakin larut, dan semua undanganpun Nampak mulai meninggalkan salah satu ruangan hotel berbintang tersebut, yoga yang memang sengaja belum pulang  memberanikan diri untuk menghampiri jessica.

"chika." Panggil yoga dengan lembutnya.
Jessica yang sangat mengenal suara tersebut langsung berbalik dan menatap yoga dengan senyuman termanisnya.

"yoga, kamu belum pulang ?" Tanya jessica sedikit canggung. Yoga hanya menggelengkan kepalanya serta senyuman simpulpun kembali ia berikan untuk jessica.

"hmm ini aku mau pamit." Jawab yoga yang tiba-tiba mengatakan ingin pamit. Padahal sebenarnya ia ingin mengatakan yang lain saat itu pada jessica.

"hmm ga ? apa bisa ngobrol berdua ?" Tanya jessica sedikit ragu.

"boleh." Jawab yoga singkat.

Jessicapun berjalan mendahului yoga yang berada dibelakangnya. ternyata jessica membawa yoga ke taman belakang hotel tersebut. Suasana yang sangat sepi dan gelap membuat jessica semakin gelisah, karena ia sungguh malu pada dirinya sendiri saat itu.

"kamu terlihat bahagia hari ini." Akhirnya jessicapun memberanikan diri membuka suaranya. Yoga yang duduk di samping jessica langsung melirik kesamping dimana wanita cantik itu kini tengah tertunduk.

"bagaimana bisa aku bahagia jes ketika hati aku entah dimana." Ucap yoga dengan nada yang terdengar begitu lirih.

Jessica sejenak memejamkan matanya, karena dari nada yoga bicara sepertinya pria tersebut masih begitu sakit hati karena pemutusan sepihak yang ia lakukan.

"maafin aku ga.." akhrinya tangisan jessicapun pecah begitu saja dihadapan yoga.

melihat air mata dimata jessica membuat yoga sesak sendiri, ia memang masih marah dengan jessica namun rasa cintanya untuk jessica telah menutup rapat-rapat rasa marahnya itu.

"hemm sudahlah jess. Apa perlu aku pergi agar kamu berhenti menangis ?" Tanya yoga yang sungguh tak sanggup jika harus melihat air mata di mata indah jessica.

Tanpa mengeluarkan apapun jessica langsung memeluk tubuh yoga, seakan ia ingin mengatakan bahwa yoga tak boleh pergi lagi Dari dirinya.

Jessica semakin mempererat pelukannya dan yogapun sedikit sedikit mulai membalas pelukan tersebut. Tanpa ia sadari air matapun ikut mengalir dari matanya namun dengan cepat yoga menghapusnya.

"aku menyesal telah melakukan hal itu pada kamu. aku begitu tersiksa selama 1 bulan ini tanpa kamu ga, dan asal kamu tau aku hampir gila karena aku merindukan kamu." Kata kata itu keluar begitu saja dari bibir manisnya.

Ia sama sekali tak memikirkan gengsinya karena baginya mengungkapkan perasaannya yang sesungguhnya adalah hal yang terpenting saat ini.

"aku memang bodoh. Terlalu cepat mengambil keputusan tanpa memikirkan perasaan ku sendiri." isaknya lagi semakin membenamkan wajahnya ke dalam dada bidang yoga.
"sstt sstt sudah sudah.. aku bahagia karena aku tau kamu masih mencintai aku sampai saat ini, biarlah yang lalu menjadi pelajaran untuk kita agar kita bisa berhati-hati dalam mengambil keputusan. Dan aku juga belajar bahwa kamu itu adalah nafasku dan kamu itu adalah detak jantungku." aku yoga pada jessica.  Dikecup nya puncak kepala jessica dengan kencang,  seakan berusaha menyalurkan kasih sayang yang sudah sebulan ia pendam. 

Begitu tulusnya kasih sayang kedua insan ini. Mereka begitu larut dalam pelukan yang seakan enggan untuk dilepaskan, dan rasanya ingin sekali mereka menghentikan waktu agar sejenak berhenti berputar saat itu juga.

To Be Continued

Untuk next part mau aku privat ya,  jadi yg belum follow dan belum menambahkan cerita ini ke reading list segera lakukan. Sebelum gk bisa baca lg nanti nya.

Makasih lohh untuk semua dukungan nya untuk cerita ini. 😊😄😘😍

Our Sweet Journey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang