"dan sekarang aku ingin segera menghabisi kamu karena dengan itu barulah dendam ku terselesaikan." ucap gista yang entah sejak kapan telah memegang pistol dan mengarahkan nya ke arah kepala jessica.
"tidak gis.! Jangan.!" larang yoga yang sedari tadi berusaha melepaskan dirinya dari cekalan 2 pria bertubuh besar itu.
"katakan selamat tinggal kepada pria kesayanganmu itu jessica. Dan katakan hay kepada ayahmu di neraka sana.!" dengan gerakan pelannya gista mulai menarik peletuk pistol itu, dan ketika 1 Pelurunya keluar gista seketika tersenyum puas dengan tubuh jessica yang mulai lunglai di hadapannya.
"gista sudah menyelesaikan balas dendam kita mi." lirih gista dengan tangisannya.
***
Rohman terus saja mondar-mandir di depan ruang operasi, sedang wullan dan nur sedari tadi masih terus saja menangis dan berdoa untuk keselamatan yoga yang saat ini tengah berjuang melawan mautnya.
Saat itu Yoga terus saja berusaha untuk lepas dari jeratan kedua pria bertubuh besar yang masih mecekalnya, dan ketika di detik terakhir beruntunglah yoga berhasil. Ia menarik tangan gista dengan cepat. dan tepat saat itu peluru dari pistol gista tepat mengenai dadanya yang sebelah kanan.
Jessica yang terkejut dengan itu semua seketika lunglai, dan gista yang hendak melarikan diri tempat itu bersama anak buahnya terpaksa mengurungkan niatnya karena rupanya dirinya telah di kepung oleh para polisi yang dibawa oleh raffi.
Untunglah saat jessica pergi dari kantor raffi mengikuti bos nya itu, dan ketika jessica berhenti di depannya raffi juga ikut berhenti.namun ketika hendak mendekati mobil jessica raffi mengurungkan niatnya karena melihat keganjilan dengan mobil yang juga berhenti di depan mobil jessica.
Ia pun memutuskan untuk menunggu saja dan tak mau ikut campur. Namun saat melihat jessica dan yoga di cekal oleh pria bertubuh besar barulah raffi sadar bahwa ada hal yang tak beres hingga ia pun dengan cepat menelpon polisi yang datang tepat waktu saat gista hendak melarikan diri.
Wanita itu langsung digiring ke kantor polisi sedang jessica dan yoga di bawa kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif termasuk yoga yang terlihat luka parah.
Dan disinilah mereka saat ini, di depan ruang operasi menunggu hasil dari dokter yang tengah berusaha keras di dalam sana untuk menyelamatkan nyawa yoga.
"yoga.!"
Teriakan jessica seketika membuat wullan langsung menghampiri putrinya yang telah sadar dan setengah berlari ke arahnya.
"mi bagaimana yoga?" tanya jessica dengan deraian air matanya.
"tenanglah jess, ayo duduk dulu." ajak nur berusaha menenangkan jessica.
"engga mi, jessica ingin lihat yoga. Dia tidak apa-apa kan mah?" tanya jessica dengan deraian air matanya.
"dia sudah banyak berkorban untuk chika mi." isak jessica lagi. Di jatuhkan tubuhnya ke dalam dekapan wullan dan berusaha mencari ketenangan dari wanita paruh baya itu.
"jessica bodoh karena tak sadar dengan itu semua." lanjut jessica lagi masih dengan tangisannya.
Wullan pun hanya bisa memeluk tubuh Jessica karena ia juga tak bisa mengatakan apapun lagi untuk menenangkn jessica karena dirinya pun sangat sedih saat ini.
Ketika mereka semua masih terdiam hanya dengan tangisan, lampu ruangan operasi terlihat mati dan artinya opersi telah selesai.
Jessica langsung berdiri dari dekapan wullan dan berlari menghampiri dokter yang menangani yoga.
"dok bagaiman kondisi anak saya?" tanya rohman lebih dulu.
Sang dokter terlihat melepaskan masker dari mulutnya dan menatap keluarga pasiennya dengan tatapan penuh rasa bersalah.
"maafkan kami pak. Kami sudah berusaha tapi Tuhan berkehendak lain." jelas sang dokter yang seketika membuat rohman terjatuh ke atas lantai yang dipijaknya.
"tidak.!!" teriak chika dan nur bersamaan.
Chika langsung menghampiri dokter itu dan meraih leher baju serba hijaunya.
"dokter bohong kan? Enggak yah dokter ini bohong.!" isak jessica mengguncangkan tubuh sang dokter yang terlihat tertunduk lesu.
Jessica menatap rohman yang masih berada di atas lantai dengan deraian air matanya, sosok yang selalu tegas itu kini terlihat sangat rapuh dan begitu putus asa dengan kenyataan yang baru saja ia terima. Kenyataan dimana sang putra tunggal harus meninggalkan dirinya untuk selamanya.
"ayah.! Kenapa ayah nangis? Yoga masih hidup ayah. Ayo kita masuk kita lihat yoga" ajak jessica menarik tangan rohman.
Pria paruh baya itu semakin terisak, ia sama sekali tak menghiraukan tatapan orang yang menhasihaninya saat ini. Ia kehilangan putranya, putra semata wayangnya putra yang sangat ia sayangi.
"mah, ayo kita masuk kita lihat yoga." ajak jessica yang kali ini menarik tangan nur yang sudah berada dalam dekapan wullan.
"kenapa kalian diem aja sih?" bentak jessica dengan nada kesalnya.
Wanita itu terus saja menghapus air matanya namun rasanya air matanya tak pernah bisa mengering.
"ayo kita lihat yoga di dalam.!" sekali lagi jessica membentak orang orang yang ada di tempat itu.
Seorang suster yang baru saja keluar dari ruang operasi langsung di cegat oleh jessica.
"sus calon suami saya udah sadar kan? Kami boleh menemui dia kan?" tanya jessica dengan senyuman palsunya.
Sang suster yang sudah cukup sering menghadapi hal ini hanya berlalu begitu saja tanpa menjawab ucapan jessica.
Terlihat jessica mengerucutkan bibirnya karena perlakuan suster sombong itu.
"hiihh suster itu sombong banget sih, jessica bisa beli rumah sakit ini. Dan dia adalah orang yang pertama akan jessica pecat. " ucapan jessica yang tanpa dosa itu membuat wullan semakin terisak bersama dengan nur.
"sayang."
Dengan hati-hati wullan mulai menghampiri jessica dan di peluknya putrinya itu.
"yoga sudah tenang disana. Ikhlaskan dia" ucap wullan dengan deraian air matanya.
Jessica menggelengkan kepalanya dengan kencang, ia pun menatap wullan dengan sengitnya.
"ikut aku mi.!" dengan sangat kasar jessica menarik tangan nur untuk masuk ke dalam ruang operasi.
Sesampainya di dalam ruang operasi jessica menghentikan tindakan suster yang hendak melepaskan peralatan yang menempel di tubuh yoga."Kenapa di lepas suster ? Biarkan tetap di pasang." suruh jessica dengan tatapan tajamnya.
"tapi mbak pasien sudah.-"
"diam.!" bentak jessica sebari menutup kedua telinganya dengan telapak tangannya.
"berhenti mengatakan yoga meninggal. Dia masih hidup, lihatlah dia masih tersenyum." bantah jessica menatap wajah yoga yang masih terpejam dengan senyuman diwajahnya.
"honey, hon. Bangunlah." suruh jessica yang sudah berdiri di samping tubuh yoga.
"ayo bangun, kamu mau nikah sama aku kan? Ayo kita nikah. Ayo bangun sayang." isak jessica sambil menyentuh tangan yoga yang sudah terbujur kaku.
To Be continued
Ayoo jangan lupa vote dan coment nya 😁
Itu penyemangat aku loohh 😊😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sweet Journey
Fanfic(Completed) Cinta tulus, kasih sayang yang melimp ah itulah yang selalu mereka berikan satu sama lain dan itu membuat mereka semakin merasa bahwa kehidupan mereka kini adalah 1, dimana kelak nama yoga dituliskan akan ada juga nama jessica yang sela...