Prolog

45.5K 1.3K 31
                                    

"Al Hasan Al Bashri berkata,

إنَّ أحبَّ عبادِ الله إلى الله الذين يُحببون الله إلى عباده ويُحببون عباد الله إلى الله ، ويسعون في الأرض بالنصيحة

Sesungguhnya hamba yang dicintai di sisi Allah adalah yang mencintai Allah lewat hamba-Nya dan mencintai hamba Allah karena Allah. Di muka bumi, ia pun memberi nasehat pada orang lain. (Jaamiul Ulum wal Hikam, 1: 224).

Jatuh Cinta

Bukanlah hal yang mudah dijabarkan untuk seorang wanita. Terkadang seorang wanita yang jatuh cinta terhadap Lawan jenis tentunya harus rela menunggu apakah orang yang ia suka atau bahkan orang yang ia cinta juga memiliki rasa yang sama sepertinya.

Namun, berbeda halnya dengan mencintai karena Allah. Cinta yang kita luapkan karena rasa syukur kita terhadap Ke-Agungan Allah Subhanahu wata'ala akan terasa sangat indah.

Namun bagaimana kita menyikapi Cinta yang berlebihan ?

Simak Sabda Rasulullah صلي الله عليهوسلم berikut :

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu secara marfu:

أَحْبِبْ حَبِيبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيضَكَ يَوْمًا مَا، وَأَبْغِضْ بَغِيضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَكَ يَوْمًا مَا

"Cintailah kekasihmu sewajarnya, karena bisa jadi suatu saat dia akan menjadi seorang yang engkau benci. Dan bencilah orang yang engkau benci sewajarnya saja karena bisa jadi suatu saat dia akan menjadi kekasihmu." (HR Tirmidzi dan dishahihkan oleh syaikh Al Albani)

Tananmkan Dihati bahwa apapun yang ada didunia pasti akan lenyap. Karena itu bukanlah milik kita,melainkan milik Allah Subhanahu wata'ala.

Yakinkan diri bahwa kita akan Kembali kepada-Nya
Allah Subhanahu WaTa'ala berfirman:

وَمَنْ كَفَرَ فَلَا يَحْزُنْكَ كُفْرُهُۥٓ ۚ إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ فَنُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوٓا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُورِ

"Dan barang siapa kafir maka kekafirannya itu janganlah menyedihkanmu (Muhammad). Hanya kepada Kami tempat kembali mereka, lalu Kami beritakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati."
QS. Luqman 31: Ayat 23

Jadi apakah masih ada yang ingin mencintai bukan karena Allah? Sungguh Rugi orang yang seperti itu...."

Dengan tatapan sedih Qiya dan Ayu yang menghadiri kajian saling berpandangan karena mereka merasa telah melakukan hal tersebut. Mulai dari memikirkan seorang ikhwan yang bukan mahramnya, sering tertarik dan ingin membeli gamis untuk kepentingan dunia daripada menginfaqkan hartanya dan masih banyak sebagainya.

Ayu berbisik lirih, "Aku nyesel deh Qi...."

"Hah?! Nyesel kenapa?" Sahut Qiya berusaha memelankan suara. "Jangan bilang kamu nyesel ikut kajian?"

"Bukan lah!" Mata Ayu membulat menolak tuduhan Qiya. "Aku sering banget mikirin Ikhwan yang sama sekali haram buat aku. Terus aku harus gimana dong Qi?"

Qiya berpikir sejenak,"mending langsung aja deh tanya, bentar lagi ada sesi nya kok."

Tak lama kemudian, moderator membuka sesi tanya jawab. Dengan segera Ayu mengangkat tangan, "Ukhti yang memakai Khimar Hitam, silahkan..."

***

"Habis ini kita beli buku yuk ay..." ujar Qiya sambil membenarkan Khimarnya di cermin kamar mandi. "Aku pengen beli buku Fiqih Wanita yang belum sempat aku beli."

Ayu mengalihkan perhatiannya dari ponsel dan menatap Qiya yang sedang berbenah, "Boleh, dhuhur dulu ya? Nanggung banget."

"Iya dong tapi bilang dulu sama temen-temen biar nggak nunggu lama," balas Qiya.

"Mereka ada di Food court, katanya sih mau duluan pulang," jelas Ayu. "Banyak tugas kuliah juga."

"Oh gitu, yaudah kita tanya aja dulu mau barengan atau engga..."

Terlihat Nisa, Alfi dan teman-teman lain yang sedang berbincang. Qiya dan ayu yang baru saja hadir langsung disodorkan minuman dingin milik Nisa, "Nih minum, wajahmu keliatan kusut."

"Tau aja aku lagi haus Nis," ucap Ayu disertai dengan tawa ringan. "Aku sama Qiya mau ke Gramed, kalian mau ikut sekalian atau aku antar pulang?"

Aku menatap ayu dengan alis naik sebelah, "Aku?"
"Maksudnya diantar Qiya pulang, kan bareng aku juga." Dengus ayu yang dibalas tawa oleh Qiya.

Anisa berucap di sela gurauan, "Mending gausah deh, lagian aku sama Alfi mau olahraga renang."

"Wih serius? Kok ga ngajak aku sih?" Seru Ayu.

Aku mendengus pelan, "ngapain ngajak kamu? Ga bisa renang ga ada gunanya juga."

"Kayak kamu bisa aja Qi."
"Aku bisa kok,"
"Bisa gaya batu,"
"Nah itu bener!"

Alfi meringis Pelan mendengar perdebatan Qiya dan Ayu, "udahlah kalian sama aja."

Mereka tertawa bersama, memang benar Ayu dan Qiya sama sekali tidak bisa berenang. Ketika mereka ikut bersama Alfi dan Nisa tidak ada yang mereka lakukan selain hanya bermain air dan Alat bantu berenang.

As-Syauq, perjalanan hijrah dan pertemanan memang sangat menentukan jalan hidup. Saat kita memilih kawan, saat itu pula kita memilih jalan hidup. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda,

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

"Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman." (HR Abu Dâwud no. 4833 dan at-Tirmidzi no. 2378. (ash-Shahîhah no. 927))

Allahu'alam.


***

Salam, saran, dan kritik dapat disampaikan melalui Komentar di setiap part.
Saran dari pembaca akan saya pertimbangkan dan akan di jadikan acuan dalam pengembangan cerita.

Jazakumullah Khairan 💕

Assyauq [RE-EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang