Shin Hye In POV
Rasanya sangat canggung, apalagi setelah kejadian tadi. Sampai saat ini belum ada satupun dari kami berdua yang memulai pembicaraan. Kyuhyun masih sibuk menyetir entah dengan mobil siapa ini yang jelas kendaraan ini terlihat sangat mahal. Sedangkan aku, jujur saja aku masih bingung harus menanyakan soal kejadian tadi malam atau tidak. Sungguh malu sekali. Bodoh kau Shin Hye In. Berkat soju pertamamu kau berhasil mempermalukan dirimu sendiri. Bodoh!
"Ehem," terdengar suara dehaman dari sebelah kiriku. Aku memandangnya begitu saja walaupun sempat terpesona dengan ketampanannya.
"Masih ingin di Jeju?" tanyanya sekilas menghadapku.
"Hmm.. jika tujuanmu sangat penting, tidak apa apa langsung ke sana saja"
"Kau yakin?"
Hye In mengangguk
Tampak Kyuhyun menekan tombol telpon pada tape di mobil ini. Jujur saja ini pertama kali aku melihat benda canggih ini. Jadi, aku sedikit... kampungan? bukan, penasaran.
"Yoboseyo," sautan dari speaker disana.
"Pak Lee, tolong batalkan keberangkatanku dengan pesawat dan siapkan helikopter setengah jam lagi aku akan sampai"
"Baik tuan"
Sambungan pun terputus.
"K-kau tidak berencana mengajak ku menaiki helikopter kan?" tanya ku sedikit gugup. Bayakngkan saja helikopter itu, bahkan aku belum pernah melihat wujud aslinya.
"Kenapa?"
"T-tidak apa-apa"
30 menit kemudian
Kini aku dan Kyuhyun tengah berada di landasan udara yang aku tidak yakin karena banyak sekali rerumputan disini. Bahkan Kyuhyun masih menggenggam tangan ku karena daritadi aku kesulitan berjalan.
Tampak sebuah helikopter yang besarnya tidak ku bayangkan, bahkan ini pertama kalinya aku melihat helikopter sedekat ini.
Sempat berbicara dengan bahasa asing dengan entahlah siapa namanya, sepertinya seorang pilot yang akan mengendarai helikopter itu. Dia tampak semakin keren dimataku. Jujur saja walaupun satu sekolah dengennya, aku sering iri dengan perempuan di kelas 3-1 karena disana mereka bisa melihat Kyuhyun setiap hari bahkan sepuasnya. Tentu saja Kyuhyun pantas mendapatkan kelas itu karena notabennya lelaki itu sangat sangat pintar, berbeda sekali denganku yang berada di kelas paling bawah.
Sebuah tangan besar kembali menghangati tangan kananku.