Mohon vote sebelum membaca...Semoga suka cerita saya,selamat membaca!
Angin berhembus pelan,membuat selambu putih tipis di jendela itu sedikit melayang diterpa angin.Angin yang membawa alunan musik merdu dari piano yang dimainkan oleh seorang lelaki berkulit pucat dengan rambut gelap dan 2 belah bola mata onyx yang terbingkai kaca mata bening.
Kelopak mata lelaki itu tertutup menyembunyikan sepasang onyx di baliknya.Menghayati alunan musik yang di bawakannya.Jari jari ramping nan pucat itu menari nari diatas tuts piano yang dimainkannya dengan tenang dan lembut.Mengundang angin untuk datang berkunjung ke sumber suara merdu itu berada.
Alunan alunan musik yang merdu terdengar sangat indah menentramkan jiwa.Menyentuh hati.
Lelaki berkulit pucat itu menghentikan sejenak acara musiknya lalu melepas kaca matanya.Membersihkannya dengan tissue dengan hati hati seolah kaca mata itu adalah hidupnya.Dia beranjak meninggalkan ruangan pribadinya itu menuju keluar rumah.Tak lupa memakai kaca matanya lagi.Lelaki berambut klimis itu memperhatikan sekitar,ekspresi wajahnya tetap datar.Langkah kakinya membawanya ke sebuah Taman dekat rumahnya.Tidak terlalu banyak orang disana.Bukan taman yang besar namun berpemandangan bagus dan menyejukkan pikiran lelaki itu sementara.
Ia duduk memilih untuk duduk dengan tenang di sebuah bangku taman yang masih kosong disana.Mata onyxnya manarawang keatas.Menatap langit luas yang lebih mirip seperti lautan jernih dibandingkan langit,bagai permadani biru yang menjadi penyejuk di bumi. Atmosfer langit memang indah,membuatnya dapat berfikir jernih,sejenak mengistirahatkan fikirannya yang mungkin sedang cukup buruk saat ini.Dia hanya lelah.
Seorang gadis berambut indigo menghampirinya sambil membawa ice cream ditangannya.Tanpa bertanya atau mengucapkan sepatah katapun dia duduk disamping lelaki itu.Mengusik ketenangan nya menikmati indahnya langit siang ini,berharap hanya sendirian tanpa ada penganggu.
"Sai-kun!"panggil gadis berambut indigo itu,memanggil lelaki bernama Shimura Sai yang masih terdiam diposisinya saat ini.Lelaki itu menoleh ringan lalu tersenyum tipis."Ada apa?"tanyanya,"Sai-kun,kau sudah baik baik saja kan?Aku mengkhawatirkanmu.Kau tahu?Selama seminggu penuh kau terus mengurung dirimu dikamar,bahkan menyapaku saja tidak!"sambung gadis itu cemberut.Sai,lelaki pucat itu terkekeh pelan.
"Hinata,"panggilnya.Gadis itu menoleh kecil.Mata amethys nya menatap sai,masih memegang ice cream tanpa ada niatan untuk memakannya.Hanya membuat tangannya dingin."Kau tahukan kenapa aku tidak keluar kamar?"sai bertanya,tatapannya beralih menatap langit biru cerah tadi.Tersenyum."Aku tahu,tapi...Bisakah kau menemaniku seperti dulu lagi?Aku menyukaimu!Paling tidak jadilah kakakku"Hinata bersih keras.Sai terkekeh pelan namun pandangan matanya masih mengarah pada langit.
"Hyuuga-sama,aku bukanlah kakakmu bukan juga siapa siapa,aku hanya temanmu ingat?"tanya lelaki itu lagi.Hinata,gadis dengan surai gelap itu mendengus sebal."Hanya teman?"tanya gadis itu,cemberut."Padahal aku menyukaimu..."kata hinata lirih,walau masih terdengar oleh sai."Jangan terlalu menyukaiku hei!Aku bukanlah lelaki yang pantas untukmu,Hinata,"kata sai,mengelus puncak kepala sang hyuuga sambil tersenyum.
Pandangan mereka bertemu."Tapi kalau sekedar kakak tidak apakan?"Dia benar benar berharap kali ini pada lelaki dihadapannya."Baiklah,tapi jangan terlalu berlebihan,kau masih punya Nii-san mu."ingat sai pada gadis hyuuga itu.Dia memasukan tangannya kedalam saku celananya.Berdiri."Sai-kun mau kemana?"tanya gadis itu yang melihat sai berdiri.Sai hanya tersenyum tipis lalu berkata ringan "Pulang," jawabnya lalu melangkah lebih jauh meninggalkan gadis yang masih mematung ditempatnya itu.
Hinata hyuuga,gadis cantik itu sangat senang,dia memang menyukai lelaki pucat bernama Sai itu tapi menyukainya sebagai kakak yang selalu melindunginya walau dia itu tertutup,walau hinata memang pernah menyukai lelaki itu lebih dari teman,berharap menjadi kekasih seorang shimura sai...
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Bisikan Angin
RandomAku hanya bisa menyapamu lewat kesunyian malam. Kita berbicara lewat angin yang seolah saling berbisik,saling menyahut... Angin itulah yang membuatku mengenalmu,membuat symfoni indah kisah kita... Syimfoni merdu yang mengisahkan kita berdua yang per...