sore

130 22 1
                                    

Vote sebelum baca!
















Siang ini masih terasa terik walau akan segera menjalang sore,angin sesekali berhembus menerbangkan helaian rambut blonde gadis yang tengah sibuk bersama seorang lelaki berkulit pucat disampingnya dengan tanaman tanaman bunganya.

Ino menegakkan badannya lalu mengusap peluh yang sudah bercucuran dari pelipisnya.Ia lelah.Jujur saja,ukuran halaman rumah sai bukan masalahnya,namun sai yang menurutnya beberapa kali salah meletakkan bibit tanaman.Bukannya membuat halaman itu menjadi rapi dan indah sai malah membuatnya agak berantakkan walau sebenarnya menurut sai hal yang dilakukannya sudah benar.

Ino membuat pola dengan lambang keluarga Shimura yang besar dihalaman rumah sai yang nantinya akan dibentuk dengan warna bunga bunga yang beragam.Dan sai sama sekali tidak berbakat atau sama sekali tidak tahu menau tentang cara membuat pola seperti yang ino lakukan.Dia hanya menuruti instruksi gadis yamanaka cerewet disampingnya itu.Walaupun ini halaman rumahnya.

"Ah..." ino mendesah pelan sambil melihat hasil kerja kerasnya bersama sai.Bibit bibit bunga itu sudah ditanam dan tinggal menunggu waktu untuk melihat karya mereka menjadi lebih indah lagi saat bunga bunga itu bermekaran dan membentuk pola sesuai yang dibentuk dan disusun itu.Ino terlihat sangat puas sekali karena ini bukanlah pekerjaan sepele yang mudah dilakukan apalagi bersama partner yang bisa dibilang masih amatir.Seperti sai.

Yah siapa suruh membuat yang seperti itu coba?Kan keinginan ino sendiri,sai hanya menurut saja.Sai tersenyum.Dia tahu ini sangat menyulitkan tapi toh hasil pertamanya lumayan walau belum sepenuhnya terlihat jelas.Halamannya juga sudah bersih dan tertata rapi sekarang.Berkat ino.Sai mengakui hal itu.

"Bibiku mempunyai toko bunga jadi aku sering membantunya bercocok tanam juga merangkai bunga," jelas ino tanpa ditanya."Kau kelihatan sudah terbiasa melakukannya,"kata sai menanggapi.Ino tersenyum lalu menatap hasil kerjanya lagi.Senyumannya melebar,terlihat dari wajah cantiknya dengan jelas.Sai bisa menangkap hal itu.

"Ia,aku sering melakukannya,makanya aku ingin membantumu,selain itu...Aku melihatmu kerepotan jadi aku mau membantu saja," jelas gadis itu sambil melepaslan topi jerami yang ada dikepalanya.Lalu mengipasi wajahnya sendiri dengan topi jerami berwarna kuning hampir emas itu.Membuat wajahnya terasa lebih segar.

"Baiklah,aku akan segera membuatkan minuman,bagaimana kalau kamu masuk dulu?" tawar sai.Ino tersenyum lalu menggeleng pelan."Aku hampir ketinggalan acara tv kesukaanku,sebaiknya aku segera pulang,"kata ino sambil membuka sarung tangan yang dipakainya lalu melihat jam tangannya,jam tangan yang sama dengan jam tangan punya hinata.Mereka membelinya bersama sama dan sengaja menyamakannya.Anggap saja kenang kenangan.

"Yakin tidak mau minum dulu?" tanya sai lagi sambil menatap ino yang segera membuka topi dan sarung tangan juga sepatu bootnya lalu memakai sepatunya yang semula."Ya,sampai jumpa besok.Oh ya,apa boleh aku melihatmu melukis?Kalau tidak boleh sih tidak apa apa,"kata ino lalu menyerahkan perlatan berkebun sai padanya.Sai balas tersenyum.

"Boleh,aku akan segera melukis besok siang sesudah pulang sekolah,kau bisa datang untuk melihatku melukis fotomu dan kelargamu nanti," kata sai menerima peralatan bertanamnya yang ia pinjamkan pada gadis blonde bermata aquamarine itu.

Ino tersenyum senang."Terimakasih banyak!"serunya girang.Sai menggeleng pelan."Tidak seharusnya kau berterimakasih,aku yang seharusnya mengucapkan itu.Terimakasih ino,"ujar sai.Ino mengangguk pelan"Sama sama,"balasnya lalu dengan cepat pergi ke luar area rumah sai sambil melambaikan tangannya.

Sai segera memasukkan kembali peralatan bertanamnya kedalam gudang yang berada dibelakang rumahnya,ketempat semula.Lalu segera memasuki rumahnya.Dia sangat lelah,tidak bisa ia bayangkan bagaimana nantinya kalau dia melakukan pekerjaan itu sendirian.Mungkin saja lebih lelah dari saat ini.
.

Suara Bisikan AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang