waktu

96 13 3
                                    

jangan lupa buat vote and coment nya guys!Ditunggu ya!

Selamat membaca!Semoga suka










Jam 22 : 40...

Ini sudah malam,namun sai masih dirumah ino.Lebih tepatnya gadis pirang itu mencegahnya dengan berdalih kalau dia sendirian dirumah dan ingin ditemani.Tapi itulah kenyataannya kalau dia memang sendirian dan butuh teman.

Mungkin dia kesepian...Apa aku masih harus disini?Menemani gadis pirang cerewet ini?Astaga! Dia mengurungku!

Sai bertanya tanya dalam hati sambil sesekali mencuri pandang pada gadis pirang yang duduk disampingnya.Gadis yang masih sibuk dengan film yang tengah ia tonton sekarang ini Kelihatan sangat serius sekali.

"Maaf aku mencegatmu pergi..."kata gadis pirang itu sambil meminum  minuman soda dinginnya yang sebelumnya ia letakkan dimeja bundar yang ada didepannya."tak apa aku mengerti..."kata sai sambil tersenyum.

Kau kesepian Yamanaka...Aku tahu hal itu,aku mengerti...

"Sai-kun apa kamu pernah merasa kesepian?"tanya ino.Dia mencengkram erat kaleng soda yang sudah kosong itu.Berusaha menahan emosinya yang serasa akan meledak saat itu juga.Dia ingin menangis saat ini.Sedih membayangkan kalau dirinya hanya sendiri tanpa ada siapapun yang perduli dan berbaik hati mau menemaninya.Lain dengan sai dan hinata tentunya.

"Kau...Ah ya,aku memang pernah merasa kesepian tapi itu tidak lama,karena aku memiliki hal yang jauh lebih penting daripada memikirkan hal hal yang malah akan membuatku merasa sakit dan sedih,"kata sai sambil mengelus surai pirang panjang itu lembut."Apa aku bisa?"tanya ino lirih.Kepalanya tertunduk.Menyembunyikan air matanya yang sudah mulai turun, membasahi pipinya yang mulus itu.

"Sudahlah,jangan bersedih yamanaka,"kata sai masih mengelus surai pirang gadis yang mulai terisak itu."Kau tahu sai-kun?Ini lucu,aku membuat diriku sendiri menangis...Hiks...A-aku...Memang menyedihkan..."kata ino sambil menyeka air matanya yang terus turun.   Ck,bodoh!seharusnya aku bisa menahannya...kenapa aku lemah saat didepanmu sai-kun?  Batin gadis itu masih berusaha meredakkan tangisnya yang sudah memuncah dari tadi.

Grepp...

Sai memeluk gadis pirang itu.Hangat.Hanya itu yang ino rasakan saat sai memeluknya secara tiba tiba.Dan ini bukan yang pertama ingat?ini yang ke2 kalinya Sai memeluk ino begini.Tangisan gadis itu makin memuncah bukannya berhenti malah semakin menangis.Sai memeluk gadis itu sambil membelai rambut pirang berbau shampoo blueberry itu.Sangat wangi menurutnya.

" Kalau kau kesepian datanglah padaku,aku akan sangat senang menemanimu,"kata sai berbisik ditelinga ino.Ino membulatkan matanya tak percaya.Bahkan ia selalu berfikir kalau sai selalu merasa terganggu bila dia mendekatinya atau berada disekitarnya.Ternyata sai tidak begitu...Perkataan yang membuat perasaan kalut itu sirna begitu saja,Menguap dan hilang entah kemana.Rasa kalut yang belakangan ini selalu menganggunya.Berganti menjadi perasaan hangat.Rasa yang mengganggunya telah hilang...

"Hm...Aku tahu ini konyol,kita sama sama kesepian bagaimana kalau kita saling berbagi atau...Memberi dukungan maksudku,mungkin saja kita bisa berteman baik," ujar sai sambil melepaskan pelukannya lalu menatap ino meminta jawaban gadis itu.Ino tersenyum senang lalu menyeka bekas air matanya dipipi halusnya itu.Lamat lamat gadis itu mengangguk.

"Mu-mungkin 2 orang yang saling kesepian bisa saling mengisi..." kata ino sambil tersenyum."Ya"kata sai.

Aku mengerti kalau aku hanya membuat diriku sendiri menangis karena hal menyedihkan ini...Nyatanya ada seseorang bahkan banyak orang yang lebih sedih dari aku...Kau membuatku mengerti Shimura Sai...Bukankah kau juga sama?Bahkan kau lebih sering ditinggal dibandingkan aku,kadang hal itu membuatku bertanya tanya.Kau sepertinya tak merasa bersedih sama sekali...

Suara Bisikan AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang