1

15.2K 687 6
                                    

...Happy reading...

Prilly Martha Anamora, gadis cantik bertubuh mungil yang hidup di keluarga dengan perekonomian serba kekurangan. Ia di juluki 'gadis miskin' oleh teman-temannya di sekolah. Semenjak kematian ayahnya empat tahun yang lalu akibat kecelakaan beruntun membuat ayahnya meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut. Dari situ lah awal dari kemiskinan keluarganya.

Dengan kondisi serba kekurangan membuat ibunya menjadi mengeluh karena keadaan. Yang awalnya berada dalam keadaan serba berkecukupan, kini semua seakan menjadi angan dan kenangan. Bumi berputar seiring dengan perubahan kehidupannya yang dulunya di atas sekarang di bawah. Miris!.

Prilly yang saat ini tengah menduduki Sekolah Menengah Atas kelas 12 dan yang berarti sebentar lagi ia akan lulus SMA. Untuk membantu ibunya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, setiap pulang sekolah ia bekerja di sebuah Caffe yang jaraknya dekat dengan sekolah. Meski sering kali di caci maki karena kondisi perekonomian yang serba kekurangan, sedikitpun tak melunturkan semangatnya untuk bekerja membantu ibunya.

Seperti pagi hari ini, terlihat Prilly yang tengah merapikan seragam putih abu-abunya di depan cermin besar yang terpajang di kamarnya. Ia menyambar tas sekolahnya yang ia letakkan di kasurnya. Setelahnya ia keluar kamar dan menghampiri ibunya yang tengah sarapan di meja makan.

"Ibu..." panggilnya pelan saat duduk di kursi berhadapan dengan ibunya.

Yanti, ibunya hanya meliriknya sekilas dan melanjutkan sarapan paginya. Prilly hanya tersenyum kecil melihat respon ibunya yang selalu seperti itu sejak kematian ayahnya yang membuat keluarganya menjadi miskin.

Ia melihat lauk pauk yang tersaji di meja makan, hanya tahu dan nasi putih. Ia memakan makanan tersebut untuk mengisi perutnya yang kelaparan.

"Bu, Prilly berangkat sekolah dulu. Assalamualaikum." Prilly mencium telapak tangan ibunya dan berlalu pergi.

"Waalaikumsalam. Jangan lupa kerja!" peringat ibunya yang ia jawab anggukan kepala.

Prilly berjalan di koridor sekolah yang terlihat mulai ramai karena sepuluh menit lagi bel masuk berbunyi. Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru koridor mencari sahabatnya. Ia melangkah kembali memasuki kelasnya yang mulai dekat dari tempatnya berdiri. Sebelum kakinya melangkah, sebuah teriakan yang menyebut namanya membuatnya menoleh ke asal suara yang sangat ia kenali itu.

"Prillyyyy...."

Prilly menoleh dan mendapati sahabatnya yang tengah berlari menuju ke arahnya.

Indah, sahabatnya sejak awal ia memasuki SMA. Hanya Indah yang mau berteman bahkan bersahabat dengannya di saat semua orang hanya memandangnya sampah!. Indah sangat tak peduli dengan kondisinya yang miskin itu. Setidaknya ia amatlah bersyukur dan beruntung memiliki sahabat yang menerimanya apa adanya.

Ia tersenyum saat Indah tiba di hadapannya.

"Ke kelas yuk!" Indah langsung menarik pergelangan tangannya, ia hanya pasrah dan mengikuti langkah Indah dari belakang.

"Eddahh..jangan cepet-cepet kali dah aku kesusahan nih." gerutunya karena Indah yang menarik kuat pergelangan tangannya sehingga membuatnya susah menyamai langkahnya dengan Indah.

PerforceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang