Prilly menghentak-hentakkan kakinya ke aspal jalanan. Prilly celingak-celinguk berharap ada sebuah ojek atau taksi yang dapat membantunya cepat pulang ke rumah. Berkali-kali helaan nafas kasar terdengar. Prilly merasa sebal kepada Ali karena telah meninggalkannya di rumah Ali yang megah dan tentunya sangat jauh itu.
Prilly merogoh saku roknya mengambil ponselnya. Prilly mendengus sebal karena ponselnya lowbat sehingga ia tidak dapat menghubungi ibunya. "Ish, ngeselin banget sih." Prilly memasukkan kembali ponselnya ke saku celananya.
Jam menunjukkan pukul setengah sebelas. Prilly masih berada di jalan menuju pulang ke rumahnya yang letaknya masih sangat jauh dari tempatnya berada. Mengingat ia yang berjalan kaki sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama untuk sampai ke rumahnya.
Rasa kecewa Prilly rasakan kepada Ali. Tidak menyangka bahwa Ali akan bersikap setega ini kepadanya. Prilly meredam amarahnya yang seketika memuncak saat mengingat nasibnya yang sekarang ini sangatlah malang.
Tepat pukul setengah dua belas Prilly sampai di kompleks dekat rumahnya. Keringat yang bercucuran di sekitar wajah cantiknya. Seragam putih abu-abu yang ia kenakan tadi pagi sekarang terlihat lusuh dan basah oleh keringat.
Tiba di depan rumahnya, Prilly melirik sekilas ke pintu rumahnya yang tertutup rapat. Pikirannya bertanya-tanya apakah ibunya menungguinya pulang atau tidak. Meski dalam hati ia berharap ibunya menungguinya dan menanyakan keadaannya baik-baik saja atau tidak. Tetapi itu semua hanya ilusi semata yang hanya menjadi pikiran semu yang sulit terjadi.
Prilly menghela nafas kasar mendapati lampu di depan rumahnya yang mati. Itu pertanda ibunya sudah tertidur. Sedih rasanya tapi ia tetap mencoba tegar dan mengembangkan senyum terbaiknya.
Prilly merogoh tasnya mencari kunci cadangan rumahnya. Setelah kuncinya di temukan. Prilly segera membuka pintu rumahnya dan setelah pintu terbuka Prilly langsung memasuki rumahnya.
Prilly menekan sakelar lampu untuk menghidupkan lampu di ruang tamu. Setelah lampu nyala, Prilly menghempaskan tubuh lelahnya pada sofa ruang tamu yang tidak terlalu empuk itu. Prilly mengibaskan tangan di depan wajahnya karena keringat yang semakin membanjiri wajah cantiknya.
"Shh, pegel banget kaki gue." Prilly memijit bagian kakinya setelah melepaskan sepatu serta kaus kakinya.
Dengan langkah gontai Prilly melangkah memasuki kamarnya. Sebelum sampai ke kamarnya, ia melewati kamar ibunya. Prilly berhenti sejenak membuka pintu kamar ibunya. Senyumnya mengembang mendapati ibunya yang tertidur begitu nyenyak. Prilly melangkah mendekati ranjang ibunya.
"Mimpi indah buk." Prilly mengecup singkat kening ibunya dan berlalu dari kamar ibunya menuju kamarnya.
. . .
Pagi kembali menyapa. Prilly terlihat masih asik bergelut dengan mimpi indahnya. Meski pancaran sinar matahari mengenai permukaan wajahnya. Namun itu tidak membuatnya terjaga. Mungkin karena terlalu lelah mengingat semalam ia yang tidur pukul satu dini hari.
Pintu kamar Prilly terbuka. Ibunya berkacak pinggang di ambang pintu. "Jam segini belum bangun nih anak." Geram ibu Prilly karena sudah pukul enam lewat lima belas menit Prilly belum bangun.
"Hehh bangun udah pagi." Ibu Prilly mengguncang tubuh Prilly kencang dan menyingkap selimut tebal yang menutupi tubuh mungil Prilly.
Prilly mengerjapkan matanya mengumpulkan kesadaran karena sebuah hentakan keras yang membuatnya langsung terjaga. Setelah kesadarannya terkumpul Prilly terduduk bersandar pada sandaran ranjang. Prilly terhenyak melihat ibunya berdiri di sisi ranjangnya.
"Enak banget ya baru bangun." Sindir ibu Prilly melirik jam dinding yang terpasang di dinding kamar Prilly.
Prilly mengikuti arah pandang ibunya dan membulatkan matanya ketika retinanya melihat jarum jam yang menunjukkan pukul setengah tujuh kurang sepuluh menit. Dengan gerakan kilat Prilly menuruni ranjang tempat tidurnya bergegas ke kamar mandi dan mengabaikan ibunya yang meneriaki namanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perforce
Fanfiction#BJPW #1 in #aliprilly [05.06.19] #14 in #bjpw [06.06.19] #137 in #happy [07.06.19] Dipaksa untuk mencintai seseorang yang baru di kenal karena suatu kejadian yang tak sengaja terjadi. Kejadian yang membuat 'dia' seseorang yang berparas tampan dan...