4

6.4K 466 4
                                    

' Rasa suka memang tak harus datang pada seseorang yang telah kenal lama. Tetapi, rasa bisa saja datang pada dua orang yang baru pertama kali bertemu dan berakhir dengan kata cinta pandangan pertama'

___________

Hari telah gelap, menampakkan cahaya bulan di malam hari. Prilly masih berada di rumah Ali. Berkali-kali Prilly mendengus kesal karena tidak ada tanda-tanda Ali mengantarkannya pulang. Matanya melirik ke pergelangan tangannya melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 9 malam. Prilly resah jika nanti ibunya kebingungan mengkhawatirkannya karena belum pulang. Meski ibunya sama sekali tidak menunjukkan rasa kekhawatirannya, tetapi ia bisa merasakan rasa khawatir ibunya kepada dirinya.

Prilly celingak-celinguk menatap ke sekeliling rumah Ali. Ia mengumpat dalam hati karena Ali yang belum juga keluar dari kamarnya. Merasa bosan, akhirnya Prilly memilih menghampiri pembantu Ali yang tak sengaja lewat dengan membawa sekantung plastik besar yang entah apa isinya.

"Buk," panggilnya yang membuat pembantu Ali menghentikan langkahnya dan menatapnya heran.

"Iya ada apa? Apa perlu sesuatu?" Tanya pembantu Ali sopan yang di sambutnya dengan senyuman.

"Gak ada apa-apa kok buk, cuma manggil aja." Ucapnya yang di akhiri kekehan kecilnya yang mendapat gelengan kepala dari pembantu Ali.

Prilly menyamai langkahnya dengan pembantu Ali yang menuju ke dapur. Sampai akhirnya pembantu Ali menatap heran ke arahnya.

"Ibuk kenapa liatin saya gitu banget?" Tanyanya heran sambil melihat penampilannya takut jika ada yang salah karena di tatap oleh pembantu Ali.

"Non ngapain ikutin bibik ke dapur?" Bukannya menjawab pertanyaan Prilly, pembantu Ali balik bertanya kepada Prilly.

"Mmm, itu buk saya ngerasa bosen duduk sendirian di ruang tamu. Jadi saya ikut ibuk deh ke dapur, hhehe."

Pembantu Ali mengangkat alisnya bingung yang membuat Prilly terheran-heran.

"Panggil saya bibik non," ucap pembantu Ali demikian.

"Loh, kenapa emang? Toh, lagian saya lebih suka manggil ibuk bukan bibik." Jawab Prilly santai sembari membantu pembantu Ali mengelap piring yang baru selesai di cuci.

"Saya di sini jadi pembantu non dan sudah seharusnya non manggil saya bibik. Apalagi non ini'kan pacarnya den Ali, jadi non juga majikan saya."

Prilly terdiam mendengar perkataan pembantu Ali. Pacar? H E L O W! Pacar katanya? Ya Tuhan! Bolehkan Prilly berteriak menentang keras apa yang baru saja pembantu Ali katakan itu. Kalau saja ia tidak ingat bahwa lawan bicaranya ini adalah orang yang lebih tua darinya, sudah di pastikan ia berteriak lantang tepat di telinganya kalau perkataannya barusan adalah KESALAHAN BESAR! Catat itu!

Prilly tersenyum kikuk menggaruk pelipisnya dengan jari telunjuknya. Ia menatap pembantu Ali yang sibuk dengan aktivitasnya dengan raut kesal.

"Mmm, saya sama Ali gak pacaran kok buk, cuma temen."

Pembantu Ali menghentikan aktivitasnya dan beralih menatap Prilly serius. Pembantu Ali memegang kedua pipi Prilly.

"Non beneran? Serius? Kagak bohong?" Tanya pembantu Ali dengan tampang tidak percayanya.

Prilly menganggukan kepalanya dengan raut wajah yang susah di baca karena pembantu Ali mengguncangkan tubuhnya.

PerforceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang