6

5.8K 429 3
                                    

Hari demi hari berlalu. Tak terasa tiga hari pula Ali mendiami Prilly tanpa sebab alasan yang jelas. Prilly yang tak tau apa salahnya mencoba bertanya kepada Ali. Tetapi Ali hanya mengacuhkannya begitu saja.

Seperti yang di lakukan Prilly saat ini. Prilly mencoba menunggu Ali di depan kelasnya. Berhubung jam istirahat kurang sepuluh menit lagi. Jadi Prilly memiliki kesempatan untuk mencegat Ali bila Ali mencoba menghindar darinya. Beruntungnya kelasnya di peristirahatkan terlebih dahulu karena di adakan ulangan harian. Jadi Prilly dengan santainya menyandarkan tubuhnya pada tembok dekat pintu kelas Ali.

Tak selang beberapa menit bel istirahat pun berbunyi. Prilly menegakkan tubuhnya menatap satu per satu teman satu kelas Ali yang berbondong-bondong keluar kelas. Mata Prilly terus mencari sosok Ali yang di carinya. Hingga tak lama kemudian muncul sosok Ali dengan wajah yang kusam dan kedua tangan yang di masukan ke saku celana.

Prilly diam-diam mensejajarkan langkahnya dengan Ali. Ali tidak menyadari bahwa ada Prilly di sampingnya karena Ali menundukkan kepalanya menatap sepatunya yang bersentuhan dengan lantai koridor sekolah.

"Ekhem, gak takut nabrak tembok apa jalan ngadep ke bawah."

Sontak Ali menghentikan langkahnya diikuti Prilly yang menatap Ali heran.

"Kok berhenti?" Prilly membuka suara lagi.

Ali menatap ke sampingnya yang ternyata disitu ada Prilly yang juga menatapnya. Ali menatap Prilly tak suka seperti terdapat sesuatu di diri Prilly sehingga membuat Ali merasa sangat tak sudi berdekatan dengan Prilly.

Ali melanjutkan langkahnya meninggalkan Prilly. Tidak perduli Prilly yang meneriaki namanya. Ali mempercepat laju langkahnya sampai pekikan seseorang terdengar begitu keras yang mampu membuat langkahnya mendadak berhenti.

"Aaaaaaa...,"

Sontak Ali membalikkan tubuhnya menghadap ke asal suara. Tidak ada ekspresi apapun di wajahnya saat tau Prilly terjatuh di lantai koridor dengan jarak yang lumayan dari tempatnya berdiri.

Ali masih diam di tempatnya tanpa menolong Prilly yang tengah menahan sakit di kepalanya yang berdarah. Ali menatap kosong ke arah kerumunan siswa yang membawa Prilly ke UKS. Entah ada apa dengan dirinya sehingga ia sangat enggan menolong Prilly yang terjatuh hanya karena mengejarnya.

Ali menghentikan langkah siswa yang tadi sempat membantu Prilly.

"Eh, gue mau nanya."

"Iya ada apa li?"

"Prilly tadi kenapa?" Tanya Ali dengan nada suara tampak ragu.

"Oh itu, si Prilly tadi lari gak tau ngejar apaan terus tanpa sengaja Prilly nginjek tali sepatunya yang lepas jadi jatuh deh sampek kepalanya terbentur tembok." Jelas siswa yang membantu Prilly yang bernama Bima itu.

"Oh iya thanks ya Bim." Ali menepuk pelan bahu Bima.

"Yoi masama li."

Ali diam sesaat memikirkan penjelasan Bima. Ternyata tidak ada yang melihat apa yang Prilly kejar sehingga Prilly berlari sampai terjatuh. Beruntung tidak ada yang melihat kalau Prilly ternyata mengejarnya, jadi ia tak perlu repot-repot menjelaskannya kepada guru BK.

Ali mengangkat bahunya acuh. Namun saat Ali kembali melanjutkan langkahnya, alis Ali mengerenyit saat mendapati teman Prilly berdiri di hadapannya. Ah, lebih tepatnya menghalangi jalannya.

Ali berdehem dan menatap tajam Indah yang menghalangi langkahnya dengan berkacak pinggang.

"Minggir gue mau lewat." Usirnya dengan ekspresi dingin.

Indah masih tidak bergeming di tempatnya.

"Lo tuli? Gue bilang minggir ya minggir!" Sentak Ali.

"Iya gue tuli! Dasar cowok berengsek!" Sentak Indah membalas tatapan tajam Ali.

Tatapan mata Ali menajam mendengar perkataan Indah. Indah yang di tatap bersikap santai acuh tak acuh.

"Lo cowo apa banci sih!? Lo pasti tau kan kalo Prilly terjatuh gara-gara ngejar lo! Lo kalo beneran cowo, lo pasti bantuin Prilly dan merasa bersalah. Prilly bela-belain selesai ulangan langsung ke kelas lo buat minta penjelasan ke lo tapi lo nya malah kayak gini!"

Indah meninggalkan Ali yang diam mematung menatap kosong ke lantai koridor. Entah kenapa perkataan Indah seakan menyudutkannya. Ali menatap tempat Prilly saat terjatuh, masih tersisa darah Prilly di sana. Diam-diam Ali melangkah ke UKS mengintip keadaan Prilly yang terkulai lemas di atas brankar UKS dengan kening yang di lapis perban.

***

Di rasa sudah mendingan, Prilly memilih kembali ke kelasnya untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. Tadi saat istirahat Indah memang mengunjunginya tetapi Prilly menyuruh Indah untuk kembali ke kelas karena kondisinya telah membaik dan tak parah.

Saat berjalan di koridor sekolah yang sepi. Di arah yang berlawanan seorang siswa yang baru keluar dari kamar mandi cowo. Langkahnya nampak terburu-buru dan tatapan matanya fokus memasang dasinya sampai tak tau kalau di arah berlawanan ada Prilly sehingga keduanya bertabrakan. Karena saat itu Prilly juga melihat ke arah lapangan basket sehingga tak melihat di arah berlawanan ada seorang siswa yang melangkah terburu-buru.

"Awss-," ringis Prilly saat keningnya yang di balut perban menabrak dada bidang siswa tersebut.

Keduanya saling bertatapan. Ada raut terkejut di wajah Prilly. Sedetik kemudian raut wajah Prilly menjadi berseri-seri.

"Ali."

Ya, yang dengan tak sengaja menabrak Prilly adalah Ali. Ali juga terkejut saat seseorang yang di tabraknya ternyata Prilly.

Ali berdeham sembari menatap ke arah lapangan basket. Sesekali melirik Prilly yang nampak ragu membuka suara.

"Ali, gue mau bicara sama kamu."

Ali menatap Prilly, "Apa?" Jawabnya singkat kembali mengalihkan tatapannya.

"Tapi bukan disini." Ali mengangguk dan Ali melangkah ke arah taman belakang sekolah diikuti Prilly.

Keduanya duduk di bangku taman yang telah di sediakan pihak sekolah. Tatapan Ali lurus ke depan menatap dedaunan kering yang berjatuhan. Berbeda dengan Prilly yang kini menatap wajah Ali.

"Li, aku punya salah apa sama kamu?" Prilly membuka suara setelah beberapa detik memikirkan perkataan apa yang cocok untuk di ucapkan.

"Gak ada," jawab Ali singkat tanpa mengalihkan tatapannya dari dedaunan kering yang berjatuhan di rumput taman.

Prilly mendesah pelan, "kalo aku gak ada salah sama kamu, terus kenapa kamu belakangan ini cuekin aku?"

Ali menatap Prilly sesaat sebelum kembali mengalihkan tatapannya, "Pikir sendiri."

Setelah itu Ali beranjak meninggalkan Prilly sendiri di taman dengan pikiran bertanya-tanya.

Follow IG : @shfiatn_

Vote & coment😘

Selamat hari minggu buat kalian yang berbahagia karena di ajak jalan sama doi :v buat yang jomblo sabar ya, jangan mandi sebelum ada yang ngajak jalan wkwk :v😂yang lagi di PHP-in semoga di hari minggu ini dapet PDKT-an baru ya😅😌



PerforceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang