detik ke 11 : jawaban pesan misterius

162 21 0
                                    

BUGHH

Terlihat seorang wanita dengan tangannya yang diikat ke belakang. Duduk tak berdaya di ruangan minim pencahayaan. Luka di sekujur tubuhnya dikarenakan dirinya selalu berontak. Ujung bibirnya tampak sedikit robek sehingga darah segar mengalir deras.

"Udah gw peringatin lo buat diem!" Ucap seseorang dengan penuh emosi yang membara.

Suaranya yang berat membuat Alfa yakin jika pria itu berumur sekitar 40 tahunan.

"Siapa kamu? Mau apa kamu, hah?!" Ucap Alfa dengan sangat berani.

Pria itu melangkah sedikit demi sedikit namun pasti.

"Sssttt! disini nggak boleh teriak-teriak, ALFA." kata pria itu sambil menekankan kata 'ALFA'

"Kenapa kamu tau nama saya? Siapa kamu?!"

Kini pria itu membelai halus pipi chubby Alfa. "Gw tau segalanya tentang lo Alfa Elanka. Bocah ingusan, yang sok berani."

Alfa membanting wajahnya ke samping dengan keras.

"SINGKIRIN TANGAN KOTOR ITU DARI MUKA SAYA."

Plak!

Alfa mengadu kesakitan. Satu tamparan lolos di pipi kanan Alfa membuat aliran darah di ujung bibirnya semakin deras.

"Itu karena lo yang kurang ajar!"

Plak!

Satu lagi tamparan di pipi kiri Alfa. Saking kencangnya tamparan itu membuat sebagian muka Alfa lebam.

"Itu buat mulut lo yang nggak dijaga!"

"Dan ini.." lanjutnya.

Plak!

"Buat ulah kakak lo yang sok dewasa dan hampir ngegagalin rencana gw buat dapet duit!"

Darah mengucur semakin banyak dari wajah Alfa. Bahkan dia tidak sanggup lagi untuk berkata-kata. Pandangannya mulai kabur. Tapi dia bertekad untuk bertahan.

"Mana kakak saya?" Tanya Alfa dengan suaranya yang tak jelas karena bibirnya sudah bengkak.

"Apa?"

"Mana kakak saya?"

"APA?!"

Alfa sudah kehabisan tenaga. Dia benar-benar tidak bisa lagi berucap satu katapun.

Setelah mendapat sms bahwa Renatha masuk rumah sakit dari nomor tak diketahui, Alfa langsung bergegas menuju alamat yang tertera dalam sms tersebut. Karena kepanikannya dia tidak menaruh curiga sedikitpun tentang nama rumah sakit itu. Dia juga tidak berpikir untuk mengecek ulang di internet. Alhasil saat Alfa sampai lokasi dia tak menemukan rumah sakit yang dimaksud. Yang ada hanya gedung kosong. Itulah mengapa Alfa bisa berada di tempat ini.

Pria itu tertawa miris.

Dia melangkah menjauhi Alfa, mengambil sebatang rokok dan korek gas dari dalam saku celana, kemudian membakar dan menghisapnya. Kepulan asap keluar dari mulut pria tersebut.

"Tadi kamu bilang apa? Kakak? Kakak yang mana? Renatha?"

Tiba-tiba seorang wanita dengan sepatu hak tinggi merahnya muncul dari balik tembok. Usianya lebih muda dari pria itu. Penampilannya juga bisa dibilang sangat sempurna dengan barang-barang mahal di tubuhnya.

"Dia itu bukan kakakmu! HAHAHA." Kata wanita itu kejam sambil tertawa.

Wanita itu sedikit mendekat ke arah Alfa.

"Ya ampun. Sakit ya? Sampe berdarah-darah gitu." tanyanya meledek pada Alfa.

"Kamu nih gimana sih. Kan aku udah bilang jangan dibikin mati sebelum aku dateng. Nanti kalo aku udah pergi baru boleh dikirim ke alam baka." Katanya berbicara kepada pria itu.

"Tante kasih tau ya, Alfa. Keluarga kamu itu semua bodoh. BODOH SEMUANYA!"

Alfa mengernyitkan dahinya.

Wanita itu pura-pura terkejut. "Kamu belum tau?"

Alfa terus menatap tak suka pada wanita di hadapannya.

"Alfa sayang.. Kamu tau nggak kalo kamu dan Renatha itu lagi dibohongin sama orang tua kamu. Mamah tercinta kamu itu juga. Sama aja bodohnya kaya anak-anaknya."

"Tante heran ya sama mamah kamu. Udah disakitin tapi masih aja berlagak baik. Dia pikir dia siapa? Malaikat? HAHAHAHA. Bodoh banget kan?" Lanjutnya.

Kini dia berjalan memutari kursi tempat Alfa diikat.

"Tapi diantara kalian, tau nggak siapa yang paling bodoh?" Wanita itu berbisik di kuping Alfa.

Alfa terus mendengarkan ocehan-ocehan yang keluar dari mulut wanita itu.

"PASTINYA PAPAH KAMU! HAHAHAHAHA"

Kini dia berdiri tepat dihadapan Alfa.

"Kamu mau tau satu hal lagi?" tanya wanita itu.

Alfa memberikan tatapan menantang.

"Asal kamu tau Alfa. Renatha itu. bukan. kakak. kamu."

"Pem..bo..hhh.ongg.." Ucap Alfa tak jelas.

Dia marah sekali dengan semua perkataan wanita itu tentang keluarganya, terlebih dengan apa yang barusan wanita itu katakan.

"Apa? Aduh.. Nggak jelas nih. Tante kan jadi nggak bisa denger."

Kemudian wanita itu mendekatkan telinganya ke depan bibir Alfa.

Cuih!

Tepat disamping kanan wajah wanita itu, Alfa meludahinya. Alfa benar-benar muak dengan tingkah wanita itu.

Sontak wanita itu teriak. Pria yang sedari tadi hanya menonton itu langsung mengambil sepotong kain lalu diikatkan ke mulut Alfa.

"Kurang ajar!"

Plak!

Lagi-lagi Alfa mendapat tamparan keras di pipinya. Dia bahkan sampai tidak bisa merasakan sakit lagi.

"Kamu bener-bener ya anak nggak tau diri!" Murka wanita itu.

Dia mengeluarkan sapu tangan dari dalam tasnya, lalu membersihkan bagian wajahnya yang tadi Alfa ludahi.

"Jangan biarin dia kabur, kalo perlu jangan biarin dia hidup!" Titah wanita itu kepada pria tadi.

Dengan emosi yang membara wanita itu pergi dari tempat mereka menyiksa Alfa.

3600 Detik Bersama MikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang