detik ke 7 : renatha pulang

206 27 18
                                    

Sudah hampir seminggu Renatha meninggalkan sekolah dan rumahnya, sudah seminggu juga Renatha berada di apartment milik Brenda.

Kemarin Brenda baru pulang dari kampungnya, awalnya Brenda ingin tinggal dengan mamahnya. Mengingat mamahnya yang hidup hanya mengandalkan uang pemberiannya, Brenda jadi tak tega membiarkan mamahnya sendirian. Tapi mamahnya berpesan agar Brenda menyelesaikan sekolahnya dulu.

"Tha... lo mau sampe kapan kaya gini terus?" Tanya Brenda yang lagi membereskan kamarnya.

"Gini gimana?"

Brenda keluar kamar sambil duduk di sofa dan mengambil tempat disebelah Renatha.

"Lo tuh nggak pulang ke rumah udah hampir seminggu, ditambah sekolah juga nggak masuk."

Pandangan Renatha masih lurus ke arah TV di hadapannya. Sekarang mungkin TV yang menonton Renatha. Entahlah... Dia sudah tidak tau harus berbuat apa. Semangatnya untuk meraih masa depan seakan hilang.

"Gw nggak tau, Bren. Buat apa juga gua sekolah? Keluarga gw udah ancur. Jadi buat siapa gua nyiapin masa depan?"

"Seenggaknya lo siapin masa depan buat diri lo sendiri. Plis, jangan bego! Dunia luar tuh keras, Tha."

⏱⏱⏱

Hari senin mungkin menjadi hari yang paling dibenci anak sekolah. Masuk lebih pagi, upacara, apalagi amanat pembina. Pembahasannya pun tak jauh-jauh soal kebersihan, kalau enggak ya tata tertib sekolah.
Tapi tidak untuk Renatha. Menurutnya, hari senin adalah awal baru untuk menyambut hari lainnya.

Yap, hari ini Renatha memutuskan untuk kembali bersekolah. Kata-kata Brenda berhasil membuatnya termenung semalaman suntuk.

"Gw kira lo diculik." Ucap Raine santai sambil duduk disebelah Renatha.

"Temen lo baru masuk bukannya disambut." Gerutu Renatha.

"Nyambut elo? Mending gw nyambut Bu Etty deh." kata Raine sambil memutar bola matanya.

"Yakin lo berani nyambut guru killer gitu? Ntar beneran di datengin langsung kicep."

"Yeh... Emangnya gw cupu kaya lo..."

"Eh, btw, Kemarin pas gw nggak masuk Alfa bilangnya gw kenapa?" Tanya Renatha sedikit cemas takut-takut kalau absennya tidak ada keterangan.

Raine tampak mengingat. "Sedenger gw sih dia bilang lo kerumah nenek lo. Kepsek juga bilang gitu."

"Bagus" Batin Renatha.

Matanya kini mencari-cari keberadaan adiknya tersebut. Tapi bangkunya kosong. Hanya ada tasnya Adel.

"Nah, sekarang Alfa mana?" Tanya Renatha.

"Tha, plis deh. Yang kakaknya Alfa itu elo apa gw sih?"

Renatha menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil cengengesan.

"Udah yuk, turun. Bentar lagi upacara. Paling Alfa telat." Ucap Raine yang disetujui Renatha.

⏱⏱⏱

Lagi-lagi pembina upacara kali ini membahas tentang celana pensil yang dipakai para siswa laki-laki serta rok ketat yang tak seharusnya juga dipakai siswi perempuan.

"Gerah gw dengerinnya. Pegel banget lagi nih kaki. Langsung doa aja kek." keluh Adel.

Renatha berjinjit mencari-cari keberadaan Alfa dibarisan siswa yang telat, tapi tidak terlihat batang hidungnya. Itu membuat Renatha cemas.

Harapan Renatha sama dengan siswa lainnya, yaitu berharap agar upacaranya segera berakhir. Dan mungkin setelah itu dia bisa mengetahui keberadaan Alfa.

3600 Detik Bersama MikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang