"Renatha, kata Ka Dio nanti sore lo nggak usah siaran dulu. Ada anak magang baru dateng," ujar seseorang di balik telepon.
"Oh, iya. Siap Mbak!" Sahut Renatha yang duduk di tepi ranjang.
Dia mematikan teleponnya.
Renatha tampak memandang seisi kamarnya.
Terlihat sumpek, seperti... seperti apa ya? Hhhmm.. mungkin kandang sapi(?)
"Kayanya gua harus tata ulang apartment ini," Ucapnya sambil mengangguk menyetujui opininya sendiri.
Ting!
Satu pesan WhatsApp masuk.
Mika
OnlineWill u go to breakfast?
With me?
07:44Serius?
07:442rius
07:45Tapi gua mau beresin apartment.
07:45Ok. Gua bantuin.
07:45Serius?
07:46Jan serius2 ah ntar baper.
07:46
HAHAHA
07:46
Apartment yg kmren kan?
07:46Iya
07:50Pesan itu hanya dibaca oleh Mika.
Tanpa ba-bi-bu Renatha bergegas menuju kamar mandi. Entah setan apa yang merasuki Renatha dua hari ini.
Kemarin Renatha mengizinkan Mika mengantarnya hingga ke apartment. Berkat kecerobohannya itu, kini Mika tau tempat tinggalnya. Dan hari ini, Renatha mengizinkan Mika masuk ke dalam apartmentnya. Aigoo!! Mengapa dia terbuka sekali...
⏱⏱⏱
Dengan bawahan selutut dipadukan dengan kaos hitam, Mika tampak sederhana namun tetap menawan.
"Temenin gua dulu ya belanja?" Pinta Renatha setelah menjamu Mika dengan teh hangat dan roti selai cokelat.
"Lah? Tapi gua kesini pake motor. Lo nggak bilang si! Kan gua bisa bawa mobil tadi," sahut Mika yang kebingungan.
"Nih," ucap Renatha sambil menyodorkan kunci mobilnya. Kemudian berjalan ke sudut pintu untuk memakai sepatu.
Mika menerima kunci itu. "Eh dongo! Lo punya mobil tapi ke sekolah naik kopaja. Gimana si lo?!"
Renatha menghela napas kasar sambil membalikkan badannya. "Suka-suka gua lah!"
"Tapi kan lo harusnya gunain apa yang lo punya."
"Lo tuh ya, cowok kenapa rempong banget dah?"
"Bukan rempong! Tapi lo nggak boleh boros."
"Kalo gua pake mobil malah makin boros!" Renatha tak mau mengalah.
"Ya kalo gitu rongsokin aja mobil lo. Gampang kan?" Tandas Mika sambil melipat kedua tangannya.
"Kita jadi berangkat... apa mau perang dulu?!" Omel Renatha.
Mika tersenyum dan menggeleng. "Kita gencatan senjata aja ya?" Jawab Mika sambil mulai melangkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
3600 Detik Bersama Mika
Teen FictionCinta memang buta. Mungkin ungkapan itu adalah sebuah kenyataan, di mana orang yang sedang kasmaran tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri. Di 60 menit terakhirlah makna cinta itu ditemukan, keyakinan untuk mencintai tidak sepenuhnya benar, begit...