Chapter Nine

22 3 0
                                    

Jason

Aku berjalan menyusuri lorong dengan hati-hati, karena tidak ingin membangunkan kedua orang tuaku. Aku tidak ingin mereka menanyaiku berbagai macam pertanyaan yang dapat mereka pikirkan.

Aku menaiki tangga menuju lantai dua, menemukan pintu kamarku, dan segera masuk kedalam tempat ternyaman yang dapat kutemukan di rumah ini.

Aku membaringkan diriku di tempat tidur, menatap langit-langit kamar sembari memikirkan betapa beruntungnya diriku hari ini dapat hangout bersama Colton hampir semalaman.

"Wah wah! Lihat siapa yang baru saja sampai di rumah!"

"Hmm?" Aku mengalihkan pandangaku dan mengambil posisi duduk, "ah, Kau. Ada apa?"

"Hanya bertanya," ia mengangkat bahunya, "kau terlihat senang, apa saja yang kau lakukan dengannya?"

"Oh God! Urus urusanmu sendiri," aku memutar mataku.

Ia mengangkat bahunya lagi, "kau tahu, aku sangat mendukungmu kawan. Semenjak dia meninggal kau tidak pernah seperti dulu lagi,"

"Kau! Jangan coba-coba berbicara mengenainya lagi!" Aku membelalak.

"Oh, Jason, maaf aku tidak-"

"Cukup! Aku...tidak ingin mendengar apa pun lagi!" Aku merasakan air mata menggenang di mataku.

Dia berjalan mendekatiku, "Jason maafkan aku, aku sama sekali tidak bermaksud menyinggung-nyinggung tentang dia. C'mon jangan menangis. Dammit! Andai aku dapat memelukmu!"

Aku hanya dapat menatapnya dan tanpa sadar air mataku terjatuh, tatapanku mulai blur karena air mata. Aku tidak bisa menahannya lagi.

Aku menangis, dan menangis. Mencurahkan semua kepedihan dalam hatiku.

Aku mendekap mulutku agar tidak mengeluarkan suara. Aku juga merasakan hawa dingin di sekitar tubuhku, dia berusaha memelukku.

Aku menangis sampai akhirnya aku terbaring di kasur, menatap ke arah langit-langit.

Air mata masih terjatuh dari mataku, menetes menuju bantalku.

Kenapa?! Kenapa ini semua harus terjadi! Kenapa harus orang yang aku sayangi! Aku sangat merindukannya, sangat!

Andai kau masih ada di sini, bersamaku, aku dapat membayangkan apa yang akan kau katakan ketika kau melihat Colton. Aku bahkan akan cerita banyak tentang Colton terhadapmu.

Aku sangat-sangat merindukanmu.

Aku menangis hingga tertidur, jatuh ke dalam dunia yang sangat gelap.

<A/N>

Ok, aku tahu part ini sangat singkat maafkan aku. Aku tidak bisa konsen menulis saat liburan haha.

Bagiku part ini sangat emosional, ku harap kalian dapat merasakannya juga. Aku menyinggung "dia", orang yang Jason tangisi *nyengir jahat* aku akan memberitahu siapa dia nanti.

XOXO

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The One Who Saved Me (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang