Chapter One

138 14 11
                                    

Jason

Aku terbangun saat matahari mulai menampakan dirinya. Sinar matahari mulai memasuki kamarku, menerangi setiap sudut ruangan. Aku menyadari, hari ini akan segera dimulai.

Aku beranjak dari tempat tidur dan segera berjalan menuju kamar mandi, aku menatap cermin dan melihat pantulan diriku di cermin. Wajah pagi saat terbangun dari tidur dan rambut yang berantakan, bukan pilihan yang bagus untuk memulai hari. Aku menyikat gigi dan merapihkan rambut lalu pergi ke dapur untuk mendapatkan sarapan.

"Hey boy! Morning," sapa mom sambil tersenyum ke arahku.

"Hey mom! Morning," sapaku tersenyum ke arahnya.

"Kau ingin bacon atau sosis untuk pagi ini?" Tanya mom. Dia menatap kepadaku lalu memalingkan wajahnya ke arah dimana ia sedang memanggang sosis dan bacon itu.

"Bacon lebih baik," jawabku tanpa basa basi.

"Okay! There you go my boy," kata mom sembari memberiku sepiring bacon dengan telur dan beberapa pancake.

"Ok thanks mom."

Aku makan dengan tenang tanpa berusaha untuk membuat sebuah topik pembicaraan dengan mom. Setelah menyelesaikan sarapan, aku menaruh piringku di tempat cuci piring dan beranjak pergi ke kamar untuk mandi.

Aku membuka pakaianku dan memasuki kamar mandi. Aku menyalakan shower dan mencoba airnya dengan tangan untuk mengetahui apakah airnya sudah cukup hangat, lalu aku mulai membasahi tubuh dan mandi. Beberapa saat kemudian kamar mandi menjadi berkabut karena uap dari air panas, aku menarik handuk dan mengikatkannya di sekitar pinggang lalu keluar untuk mengambil pakaian dari lemari pakaian untuk aku pakai ke sekolah. Aku memilih untuk mengenakan kemeja dan skinny jeans, aku mengambil tas ku dan bersiap untuk pergi ke sekolah.

"Mom aku berangkat," kataku dari pintu depan ketika sedang mengenakan sepatu ku

"Baik sayang, semoga hari mu menyenangkan di sekolah," balas mom. "oh ya Jason hari ini mom akan pulang agak malam, jadi kau bisa makan malam duluan jika kau mau,"

"Baiklah mom, aku berangkat." Jawabku, aku membuka pintu dan berjalan keluar dari rumah.

Aku tidak terbiasa jalan kaki untuk pergi ke sekolah tapi, untuk pagi ini aku pikir sedikit olahraga sebelum sekolah bisa jadi pilihan yang tidak begitu buruk. Aku mulai berjalan di trotoar menuju sekolah, setahuku, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk berjalan dari rumah menuju sekolah.

Sepanjang perjalanan, aku mulai membiasakan diri dengan pemandangan sekitarku, aku tahu ini aneh tapi aku bisa melihat makhluk itu berdiri di ujung gang melihat ke arahku ketika aku berjalan melewatinya. Aku tak ingin ambil pusing dengan itu, jadi aku membiarkannya dan kembali berjalan menuju sekolah. Ya, tepat! aku bisa melihat hantu dan kalian  pasti sudah mengetahui apa maksudnya itu jadi, aku tidak perlu repot-repot untuk menjelaskannya lagi.

Sampai di sekolah, aku kelelahan dengan perjalanan yang cukup panjang itu, beruntung aku tidak memerlukan mandi untuk kedua kalinya pagi ini jadi aku memutuskan untuk berjalan ke halaman sekolah dan mengambil tempat yang nyaman bagiku untuk duduk melepas lelah.

Aku mengeluarkan earphone dari dalam tas lalu memasangkannya pada kedua telingaku. Aku memilih untuk mendengarkan musik dibanding mengobrol dengan teman. Bukan karena aku ini sombong atau apa melainkan aku lebih menikmati duniaku sendiri dari pada harus memikirkan topik apa yang akan aku obrolkan bersama teman. Aku merasakan ada tangan yang menepuk pundakku dan membuatku sadar dari pikiranku.

"Hey Jason!" Aku tak perlu menengok untuk mengetahui siapa yang menyapaku karena aku tahu dengan pasti suara siapa itu, "kau bisa mendengarku?"

"Sangat jelas," jawabku, aku melepas earphone dari kedua telinga ku, lalu melihat ke arah sumber suara tersebut.

"Mengapa kau datang sepagi ini? Jason yang kukenal tidak akan datang sepagi ini di sekolah," Dia tersenyum jahil sambil menatapku.

"Hanya ingin menikmati pagi di sekolah, tunggu, kauu juga tidak biasa datang sepagi ini Sharon Casey," kata ku membalas dan mendorong kecil pundaknya.

"Ok, aku kalah haha," dia tertawa dan mengambil posisi yang enak untuk duduk di sampingku, "bagaimana pagimu? Terasa menyenangkan?"

"Tidak juga, maksudku biasa saja dan tak ada yang menarik," jawab ku datar. Aku menatap lurus ke arah matanya.

"Mungkin kau harus mencari teman," sahut Sharon. Dia menatap ku lekat-lekat.

"Aku tidak ingin membahas itu. Lagi pula aku sudah memiliki teman," jawab ku getir sambil memalingkan pandangan ku dari matanya.

"Aku hanya ngomong." Dia memalingkan wajahnya.

Aku memandang ke arah lapangan basket untuk melihat cowok-cowok yang sedang bermain basket di pagi hari, mereka terlihat keren ketika bermain.

"Apa kau hanya akan memandangi mereka saja seharian?" Tanya Sharon. Dia menyeringai jahil sambil kembali menatapku.

"Of course not! Aku hanya sedang melihat mereka bermain, cara mereka bermain...itu sangat keren," jawabku terbata-bata. Aku bisa melihat kalau Sharon akan tertawa karena perkataanku.

"Kau mudah ditebak Jason!" Dia tertawa dan memukul pundakku.

"Apa katamu saja," jawabku datar.

"Mungkin sebaiknya kau mencoba mengajak kencan salah satu cowok di sekolah ini, eh?" katanya dengan menampilkan senyuman nakal miliknya.

"Tak akan pernah, eh, maksudku tak mungkin. Mustahil untuk datang ke seorang cowok lalu mengajaknya kencan Sharon," jawabku lesu, aku melihat ke arah dimana kakiku.

"Kau terlalu pesimis Jason! Mungkin saja salah satu dari cowok-cowok itu ada yang tertarik denganmu," Suaranya terdengar tanpa keraguan dan penuh dengan percaya diri.

"Mungkin." Aku mengulang kata itu dengan tatapan kosong ke arah kakiku, berharap kalau apa yang dia katakan adalah benar.

Aku yakin Sharon ingin mengatakan sesuatu untuk menghardik ucapan ku barusan namun bel sekolah berbunyi di kejauhan. Aku beranjak berdiri dan membersihkan celanaku dari kotoran.

"Sebaiknya kita pergi!" kataku menatap Sharon, aku menawarkan tangan ku untuk membantunya berdiri.

"Ya... Kau benar." Jawabnya lesu, ia menggapai tanganku dan berdiri.

Kami berjalan menuju ke gedung sekolah dan berpisah di lorong loker.

<A/N>

Aku ingin meminta maaf kalau ceritaku membosankan, aku masih penulis amatiran yang masih harus banyak belajar. Aku harap kalian menikmati ceritaku, aku janji chapter selanjutnya akan lebih seru karena ada 'cowok itu' hehe.

Terima kasih sudah membaca ceritaku.
Don't forget Share, Comment, and Vote ya :)

XOXO

The One Who Saved Me (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang