Chapter Two

68 7 3
                                    

Jason

Aku berjalan ke arah lorong dimana lokerku berada, aku merogoh saku untuk menemukan kunci gembok lokerku. Aku membuk lokerku dan mengambil beberapa buku yang akan digunakan untuk kelas pagi ini. Aku menemui Sharon di lokernya, ia terlihat sibuk dengan buku-bukunya, kami sepakat untuk bertemu saat jam istirahat nanti, lalu aku berjalan menuju kelas ku untuk memulai pelajaran pertamaku pagi ini.

Aku menemukan bangku kosong di kursi belakang dan mulai berjalan ke arah bangku tersebut berada, aku selalu mencari bangku kosong yang terletak di bagian belakang kelas karena itu adalah posisi yang terasa nyaman dan pas bagiku. Kelas pertama ku adalah ilmu sosial. Bukan pelajaran yang kusuka sejauh ini, karena hampir setiap pertemuan diberi tugas yang mengharuskan kami bersosialisasi dengan teman dan aku sangat tidak menyukai itu.

Mr. Mitchell memasuki ruang kelas. Dia memiliki penampilan yang tidak buruk, maksudku dia memiliki postur tubuh yang keren untuk seorang guru ilmu sosial. Berbadan tegak dan tinggi serta otot tangan dan dada yang terlihat kencang itu membuatnya tidak cocok untuk jadi seorang guru ilmu sosial, mungkin akan lebih baik baginya untuk menjadi guru olahraga.

Mr. Mitch menyapa kami dan memberitahu bahwa mulai hari ini dia akan memasangkan kami dengan seorang teman untuk jadi teman sebangku kelasnya sepanjang semester ini, dia juga memberitahu bahwa dialah yang akan memilihkan pasangan untuk kami sehingga ini akan menjadi adil bagi semua orang.

Kami disuruh berdiri dan dibagi menjadi dua kelompok, cowok di bagian kanan dan cewek di bagian kiri. Mr. Mitch akan memasangkan kami dengan lawan jenis sehingga kami bisa lebih bersosialisasi dengan lawan jenis di kelas.

"Baiklah! Luke kau dengan Cassie akan menjadi partner, silahkan ambil kursi kalian." Ucap Mr. Mitch dengan nada berat nan kencangnya. Meyakinkanku bahwa tak ada seorang pun di kelas yang tidak dapat mendengar suarnya.

Mr. Mitch sibuk memasangkan kami dan ia baru tersadar bahwa jumlah murid cewek di kelas kami lebih sedikit dibanding jumlah murid cowok dan itu terlihat sangat jelas ketika tersisa 4 orang murid yang belum dapat pasangan berdiri di depan kelas, 3 diantaranya cowok dan salah satunya adalah aku.

"Gus kau dengan Thalia!" katanya tegas. Dengan ini tersisalah aku dengan cowok yang memiliki tubuh lebih tinggi dari padaku, ia berdiri cukup jauh dariku dan lagi aku tidak tahu siapa namanya. "apa kalian tidak apa-apa jika aku memasangkan kalian berdua?"

"Tak jadi masalah sir," jawab cowok itu tanpa keraguan di suaranya. Suaranya berat dan dalam, terdengar sangat sexy ditelingaku.

"Baiklah! Jason kau akan berpasangan dengan Colton, kalian bisa duduk di kursi yang tersisa." Dengan ini kami akan menjadi pasangan cowok pertama di kelas. Aku masih tertegun akan pemikiran bahwa aku akan duduk dengan salah seorang cowok di kelas Mr. Mitch untuk semester ini.

"Jason apa kau ikut?" Tanya Colton mengalihkanku pikiranku. Ia memandang ke arahku untuk sesaat lalu berjalan ke arah bangku kami yang terletak di bagian belakang.

"Uhh...ya." Jawab ku gugup.

Mr. Mitch memulai pelajarannya dengan menyuruh kami bercakap-cakap dengan partner kami. Untuk beberapa saat pertama aku merasa sangat gugup. Pertama, aku dan Colton adalah partner pertama di kelas kami yang hanya terdiri dari dua orang cowok. Kedua, entah kenapa aku merasa sangat gugup harus menjadi partner cowok ini.

"Hey, Jason ya?" Tanya nya membuka percakapan kami. Dia menatap mataku dan menunggu jawaban dariku.

"Uh...ya," jawabku gugup, kuharap suaraku dapat keluar lebih tegas dari pada yang barusan.

The One Who Saved Me (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang