Chapter Four

36 5 0
                                    

Jason

Kami berjalan menuju kantin. Sepanjang perjalanan, tidak ada dari kami yang dapat memecah keheningan yang tercipta ini, sehingga kami berjalan tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Kami memasuki kantin, mengambil nampan dan mengantri untuk mendapatkan makanan kami. Aku mengambil sekotak susu dan 2 buah makanan batangan, aku menunggu Colton menyelesaikan sesi mengambil makanannya. Lalu kami berjalan mencari meja yang kosong untuk kami tempati, sejenak aku mencari-cari di mana Sharon berada.

Kami mendapatkan meja yang kosong untuk kami lalu kami makan di sana. Tidak ada obrolan, yang ada hanya keheningan kaku di antara kami semenjak kami berjalan dan duduk makan. Aku berusaha berpikir keras untuk mengangkat sebuah topik pembicaraan agar memecah keheningan yang tidak enak ini—walau di sisi lain aku agak menikmati keheningan ini—namun sayangnya aku bukan orang yang pandai dalam hal mengobrol, untungnya aku melihat Sharon berjalan ke arah kami dengan senyum jahil terpasang di wajahnya.

"Hey guys!" Sharon menyapa kami dengan riangnya. Dia menatapku sesaat lalu pindah menatap Colton dan menatapku lagi dengan senyum jahilnya.

"Oh hey!" Colton balas menyapa Sharon dengan tatapan bingung, lalu menatapku.

"Oh Colton, kenalkan ini Sharon, dia sahabatku." Kataku memperkenalkan Sharon kepada Colton.

"Hi! Senang berkenalan denganmu! Aku Sharon." Sharon berkata dengan sangat percaya diri dan menjulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Colton.

"Hey! Aku Colton." Colton membalas Sharon dan menjabat tangannya.

"Jadi Jason, aku tidak melihatmu tadi. Dari mana saja kau?" Sharon bertanya kepadaku.

"Aku...aku tadi-"

"Dia tadi membantuku menyelesaikan soal Kimia yang tidak kumengerti, dia sangat pintar." Colton menyelesaikan kata-kataku dan memberikanku senyuman.

"Oh, wow." Hanya itu yang bisa Sharon katakan.

"Sudah berapa lama kau berteman dengan Jason? Kedengar dia bukan orang yang suka bergaul?" Colton bertanya kepada Sharon sambil menengok ke arahku, takut jika aku tersinggung dengan pertanyaannya.

"Bisa dibilang cukup lama..." Sharon menjawabnya dengan mengangkat bahu.

"Wah kukira Jason bukan orang yang-"

"Tidak, bukan begitu. Aku hanya...aku hanya merasa..." Aku tidak bisa menyelesaikan kata-kataku dan aku merasa kalau wajahku memerah, aku menundukan kepalaku dan menutupinya dengan tanganku.

Jason kau sungguh payah. Batinku. Aku bahkan tidak tahu harus ngomong apa, Colton tahu aku bukan orang yang suka bersosialisasi.

Bel berbunyi sangat kencang, mengharuskan kami menyelesaikan makan kami secepat mungkin untuk mengejar kelas berikutnya. Kami berdiri dan berpisah di luar kantin untuk melanjutkan kelas kami masing-masing, aku berjalan menuju lokerku untuk mengambil beberapa buku yang dipakai nanti dan menaruh buku yang tak terpakai.

Aku menjalani sisa hariku di sekolah dengan wajar—walau terkadang tenggelam dalam pemikiranku tentang Colton—dan dengan antusias untuk beberapa pelajaran saja.

The One Who Saved Me (boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang