4

2.9K 182 4
                                    

Arya menatap tak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Dia baru sadar ketika tangannya tersentak. Arya melihat lengannya dan melepas tangan yang mencekalnya barusan.

"Ya, saya."
Dyah menatap bingung dengan interaksi kedua manusia ini. Yang satu seperti bahagia bertemu dengan orang yang sepertinya telah lama tak jumpai,  yang satu lagi memasang muka datar yang tidak bisa di tebak.

"Mas, lama tak jumpa. Bisa kita ngobrol sebentar?"

Arya mengangguk, lalu melihat manusia di sebelahnya. Dyah yang paham situasi langsung berpamitan.

"Mas, aku jalan dulu"  kata Dyah sambil berlalu tanpa mau repot untuk menungu jawaban dari Arya. Dyah berjalan menuju parkiran mobil. Yang secantik itu saya di abaikan,apalagi aku. 

.
.
                                                                  .

Wanita cantik itu meletakkan cangkir yang barusa saja di sesapnya dengan gaya yang anggun.

"Kapan kamu kembali?" tatapan Arya tajam kepada oramg di hadapannya.

"Seminggu yang lalu, aku lagi mengurus kepindahan ke Indonesia. Mau menetap di tanah sendiri" Senyum cantiknya tidak pernah lepas dari wajahnya yang menawan." Mas, aku minta maaf ya."

"Untuk?."
Wanita itu menegakkan tubuhnya dan menghembuskan nafas pelan, matanya menatap lurus tepat ke arah mata laki-laki di depannya. "Untuk lamaranmu yang kutolak dulu, sekarang aku sadar bahwa tujuan hidupku harusnya kamu." Wajahnya terlihat penuh harap. Tapi sayangnya, kesempatan tidak selalu datang dua kali.

Arya menghela napasnya berat. Kenangan yang harusnya sudah terkubur dalam-dalam kenapa harus muncul lagi diwaktu dan keadaan yang tidak tepat, dan ini membuatnya semakin sulit. Antara hati dan tradisi.

"Aku memaklumi Ara, kamu masih muda saat itu. Aku yang egois, selalu memaksakan semuanya." Mereka kembali terdiam. Arya melihat jam di tangannya. "Aku ada kepentingan,tinggal dulu ya." Arya mendorong kursinya ke belakang, berdiri sambil merapikan jasnya.

Tangannya kembali terasa berat ketika dia merasa ada yg mencekalnya, Arya menunduk dan melihat ada yang masih duduk sambil memegang tangannya. "Ada apa?."

"Mas, bisa kita mulai dari awal... Dan lamar aku lagi" senyum percaya diri muncul dari wajah Ara.

RADEN AYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang