04. Wrong

102 14 9
                                    

"Dunia ini serasa menyembunyikan sesuatu dariku," - Cha Ye Eun.





















Tiba - tiba tangan Chanyeol menahan pergerakan tangan Ji Seo. Sontak Ji Seo terkejut, untung saja keseimbangan tubuhnya terjaga.

"Nona Ahn..."

Ji Seo memandang Chanyeol dengan tatapan penuh tanda tanya di rautnya.



















"Ini milikmu kan?" Tanya Chanyeol menyondorkan gelang tersebut kepada Ji Seo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini milikmu kan?" Tanya Chanyeol menyondorkan gelang tersebut kepada Ji Seo.

Astaga mengapa Ji Seo menjadi seteledor itu? Dimana Chanyeol menemukannya? Namun tak apalah sekarang gelang tersebut sudah berada ditangannya kembali.

"Benar, terimakasih." Balas Ji Seo mengambil gelang itu dari tangan Chanyeol.

============================

Keheningan masih terasa di dalam mobil yang dikemudikan oleh Luhan sedangkan Ye Eun duduk di kursi penumpang sebelah Luhan sambil menatap kosong kearah depan. Perasaan Ye Eun sedikit kesal mengingat hari pertamanya hanya dihabiskan dengan pergi ke salon dan berbelanja.

Bulan masih setia bersinar di atas langit itu. Gemerlap Seoul mulai terasa dijalanan oleh lampu - lampu yang bersinar untuk mempercerah malam, pengganti sang surya.

"Jangan sekali - sekali meminta revisi pada kontrak yang diberikan Sehun!"

Pesan Luhan masih teringiang - ngiang dikepala Ye Eun.

Kontrak macam apa ini? Bahkan pihak kedua tidak memiliki hak menyusun point - point bersama. Ah sudahlah toh ini juga impian Ye Eun. Konyol jika ia harus mengubur impiannya selama ini hanya karena point kontak yang tak masuk akal.

Ini memang bukan pertama kalinya Ye Eun bekerja pada Seo Gyu karena saat ia masih berkuliah Ye Eun magang di Seo Gyu yang berada di London saat itu. Sampai - sampai ibunya selalu memarahi dan mengucilkannya tanpa jelas.

Ye Eun memang tidak tau apa yang ibunya sembunyikan padanya selama belasan tahun belakangan ini. Itu sangat membebani pikiran Ye Eun terlebih ia sangat menyayangi ibunya dengan menghasilkan pundi - pundi uang dari jerit payahnya.

Padahal bekerja pada Seo Gyu cukup efektif untuk medapat upah dengan jumlah yang terbilang tidak sedikit. Apalagi kini dewi Fortuna berpihak padanya dengan memberinya kesempatan emas untuk menjadi sekretaris presdir baru Seo Gyu itu.

"Ada apa dengan raut wajahmu Eun - ya?" Tanya Luhan dengan sorot matanya yang masih fokus ke jalanan di hadapannya.

"Kau tahu itu!"

Luhan terkekeh.

"Aku hanya menjalankan tugasku. Kau tak perlu khawatir, semuanya tetap jadi milikmu meski kau besok di pecat."

ECHASE -OSH [HIAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang