05. Breath

103 7 4
                                    







"Semuanya seperti ilusi, aku tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya?" - Park Chanyeol



















Sepasang hazel milik seorang Park Chanyeol mengamati dengan intens kedua gadis dari kaca jendela yang mengarah kebawah, tepatnya di halaman depan gedung dengan tatapan kosongnya.

Tak pernah disangka sebelumnya bahwa Ji Seo dan Nomi saling mengenal sebelumnya. Bukan dengan hubungan yang baik, mereka bahkan terlihat memiliki perasaan yang jauh dari kata baik dalam diri mereka. Ingatan tentang curhatan adik tirinya itu masih terbekas di benaknya.

Ya Nomi pernah bercerita pada Chanyeol terhitung 8 tahun yang lalu. Adik tirinya itu menyukai seorang pria yang satu sekolah dengannya namun sang pria itu adalah kakak kelasnya. Tak dapat dipungkiri bahwa kesan cinta pertama terkadang jauh dari kata indah seperti kebanyakan kata orang.

Chanyeol tersenyum kecut tatkala netranya menangkap Nomi yang meninggalkan Ji Seo secara sepihak. Perdebatan mereka mungkin telah usai, begitu pikir Chanyeol.

"Chan!"

Seorang pria nampak dari balik pintu ruangan Chanyeol.

"Ah Baekhyun-ah kau sudah pulang rupanya." Chanyeol langsung memeluk pria yang tak lain sahabatnya tadi.

"Seperti yang kau lihat."

Pria yang bernama Baekhyun tadi melepas pelukan Chanyeol.

"Duduklah." Pinta Chanyeol.

"Sudah lama sekali kita tidak bertemu." Keluh Baekhyun.

"Bagaimana kabarmu? Dan bagaimana perjalananmu?"

"Baik seperti terakhir kita bertemu. Ya cukup membosankan, aku jadi rindu pada Seoul."

"Kau kemari hanya pulang atau akan tetap disini?" Tanya Chanyeol.

"Aku tidak tahu." Raut wajah Baekhyun berubah lesu.

"Kau baik - baik saja?"

"Tentu."

Suasana hati Chanyeol seketika berubah, ia menjadi cukup senang kini berkat kunjungan teman lamanya. Byun Baekhyun. Pria berparas cantik yang menjadi temannya sejak sekolah dasar dahulu. Namun kini mereka semakin jarang bertemu mengingat Baekhyun dan Chanyeol mempunyai jalan yang berbeda.

Baekhyun cukup sibuk dengan pekerjaannya sebagai penulis buku best seller Korea yang sudah menembus pasar internasional bahkan salah satu karyanya akan di film - kan.

Terkadang ia harus selalu berpergian ke luar negri karena pekerjaannya. Dan hal itulah yang menyebabkannya jarang bertemu dengan Chanyeol.

============================

Ye Eun memijit pelipisnya dengan jari tangannya. Pening itu kembali mendatanginya tanpa diundang. Langkahnya berbolak - balik tanpa jelas, entah mengapa apa yang menyebabkannya berbuat seperti itu. Ia harus mendapat ide untuk usul pada meeting nanti malam. Ya tentu saja untuk membantu Sehun.

Cukup berat memang, wajar saja banyak dari mantan sekretaris Sehun tidak tahan dengan pekerjaannya. Tapi memang benar tak hanya itu, sikap Sehun juga sangat menyebalkan, ia sungguh keras kepala dan dingin.

Tetapi ada satu hal yang Ye Eun ingin ketahui, sorot mata Sehun itu bagaikan seseorang yang kehilangan sesuatu dalam dirinya. Seolah ingin menggali rasa ingin tahunya itu Ye Eun terkadang selalu menumbuhkan tanda tanya besar dalam kepalanya. Sebenarnya ia hanya menduga hal itu, ia sama sekali tidak tahu kebenarannya. Mungkin ia bisa bertanya pada Luhan.

ECHASE -OSH [HIAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang