Six

384 53 1
                                    


"Tattoo?" ucap Hanbin pelan sebelum ia memejamkan matanya.

+++++

Disudut ruangan UKS, Jung Yerin, Gadis itu tengah menerka-nerka maksud dari perkataan Hanbin sebelum pemuda itu tak sadarkan diri. Jujur saja, Yerin tak mengerti dengan apa yang Hanbin ucapkan setelah dia melihat tengkuknya. "Tattoo" kata-kata terakhir yang diucapkan Hanbin sebelum pingsan terus menggema didalam kepala Yerin. Yerin bingung dengan perkataan Hanbin.

"Apa maksud Hanbin berkata seperti itu?" tanya Yerin seraya memandang Hanbin yang berbaring lemah diatas matras UKS, dengan wajah yang sangat pucat.

"Apa mungkin Yejin mentattoo bagian yang tak bisa aku lihat?" terka Yerin seraya mengalihkan pandangannya ke lantai serta mengerutkan dahinya.

"Tapi..jika Yejin melakukan sesuatu dengan tubuh ini, dia pasti melapor padaku..memberikan surat, mencoret-coret kaca rias dan tembok..sebentar-sebentar..biar aku ingat-ingat..oh jangan-jangan Yejin memasukkan surat didalam tas ku." lanjutnya melirikan bola matanya ke atas plafon atau atap.

"Tidak ada!" pekiknya pelan seraya mengacak-acak isi dalam tas ranselnya.

"Lalu..jika tidak ada surat atau—"

"Kau mencari ini?" tanya seorang pemuda berperawakan tinggi serta berwajah tampan seraya mengibas-ngibaskan amplop hitam di tangan kanannya..

"Kau siapa?" tanya Yerin yang merasa bingung dengan kehadiran pemuda itu secara mendadak.

"Aku Tiwai.." jawab pemuda itu.

"Ha? Apa maksudnya? Tiwai siapa?" Yerin tidak puas dengan jawaban pemuda itu.

" Calm down honey..akan aku jelaskan kenapa aku tiba-tiba menghampirimu disini.." ucap Taeyong alias Tiwai.

Flashback.

30 menit yang lalu (Setelah Yerin dan Hanbin pergi ke UKS)

Seorang laki-laki berseragam sekolah tengah sibuk mencari kelas gadis yang namanya tertera dalam amplop hitam yang ia temukan. Pemuda itu adalah Lee Taeyong. Jujur saja, Taeyong merasa kesulitan mencari kelas yang diduduki oleh gadis bernama 'Jung Yerin', gadis pemilik surat itu. Taeyong adalah murid SOPA kelas 12-B. Ya! ia sekelas dengan Yerin, namun Taeyong tak menyadarinya karena selama pelajaran Taeyong selalu membolos, jangankan mengenal teman sekelasnya, mata pelajaran sehari-hari saja Taeyong tidak tahu menahu. Selama sekolah, Taeyong hanya membawa satu note book kecil didalam ranselnya.

Tidak hanya itu, saking seringnya membolos, rapor Taeyong tidak ada nilainya sama sekali. Ya! kosong melompong dan Taeyong tidak menyesali itu karena baginya nilai akademis sebagus apapun yang ia raih, orangtuanya tidak akan pernah mau meluangkan waktu untuk melihatnya. Akan aku beri sedikit bocoran mengenai latar belakang keluarga Taeyong. Orang tua Taeyong adalah seorang pengusaha besar. Ayahnya memiliki usaha real estate ternama di Korea Selatan dan ibunya adalah seorang designer ternama di Prancis. Setiap hari orang tua Taeyong tidak pernah ada dirumah, hal itu membuat Taeyong menjadi anak yang malas pulang kerumah karena menurutnya pulang atau tidaknya ia kerumah bukan hal penting karena percuma saja meski ia selalu berada dirumah, ia hanya akan bertemu dengan pembantu dan tukang kebun bukan bertemu orang tuanya. Cukup sekian penjelasan singkat mengenai keluarga Taeyong. Readers, mari kita kembali ke topik awal.

@Kelas 12-A

Seorang laki-laki bertubuh jangkung tengah memunculkan kepalanya di balik jendela luar kelas 12-A. laki-laki itu tengah mencari sosok gadis yang tadi pagi kepergok oleh Mr. Myungsoo, guru PKN yang amat sangat ia benci.

"Tidak ada..apakah dia kena skors? Terus pulang..hmm mungkin sih.." gumam Taeyong seraya menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri.

"Kau cari siapa?" tanya Hoshi, si seksi keamanan kelas 12-A.

"Aku..kau ngomong sama aku?" tanya Taeyong seraya menunjuk dirinya sendiri.

"Iyalah, siapa lagi? Tidak ada orang yang mengintip jendela kelas kami..selain kau.." kali ini gadis berambut pendek berbicara, gadis itu adalah Jeongyeon.

"Ekhem..begini..aku mencari gadis yang bernama 'Jung Yerin', apakah kalian mengenalnya?" tanya Taeyong kepada dua murid bersegaram yang ada dihadapannya.

"Oh si Yerin..dia tadi membopong Hanbin ke UKS..kau siapanya dia?" tanya Jeongyeon kepo.

"Siapa aku itu tidaklah penting..ngomong-ngomong terima kasih atas infonya.." ucap Taeyong lalu ia melangkah pergi meninggalkan kelas itu.

FLASHBACK END

Setelah mendengar penjelasan Taeyong, Yerin menjadi sangat ketakutan karena bukan Hanbin saja yang mengetahui jejak keberadaan Yejin, tetapi Taeyong yang merupakan orang asing pun juga mengetahuinya walaupun ia belum bertemu Yejin secara langsung seperti Hanbin.

"Kau..A..Apakah kau membaca surat itu?" tanya Yerin dengan suara gemetar.

"Hei..tenang! aku tidak membacanya kok, badanmu kenapa gemetaran seperti itu?" tanya Taeyong yang heran saat ia melihat badan Yerin yang tiba-tiba bergetar hebat.

"Tidak..aku..ti..tidak apa-apa" jawab Yerin gelagapan.

"Kau sakit? Sebaiknya kau pulang saja.." ucap Taeyong seraya menempelkan punggung tangannya di dahi Yerin. Yerin yang mengetahui tindakan Taeyong yang secara mendadak itu langsung menepis tangan Taeyong.

"Oh..maaf.." ucap Taeyong seraya membungkuk singkat, ia tahu bahwa tindakan barusan merupakan tindakan yang tak sopan. Meski Taeyong urakan, Taeyong tidak pernah melupakan tata karma dan sopan santun dasar. Tindakan tadi hanyalah tindakan yang tidak sengaja. Ya! tindakan tersebut hanyalah sebagai bentuk respon kepedulian terhadap sesama.

" Tidak apa-apa, tolong berikan surat itu kepadaku.." ucap Yerin seraya menadahkan tangannya.

"Ini..ini suratmu..lain kali kau harus mengecek barang-barangmu di tas sebelum kau pergi..agar kau tidak meninggalkan barang apapun.." saran Taeyong.

"Terima kasih atas sarannya..maafkan aku merepotkanmu.." ucap Yerin seraya membungkuk singkat kepada Taeyong.

"Ania..tidak masalah..itu tugasku sebagai teman satu sekolah.." ucap Taeyong seraya membalas bungkukan Yerin.

"Nah..karena misi ku sudah selesai..aku mau pergi dulu ya..selamat tinggal.." ucap Taeyong yang hanya dibalas dengan senyuman kecil oleh Yerin, lalu ia berlalu pergi.

**

Setelah kepergian pemuda itu, atmosfer ruangan UKS menjadi suram. Yerin, gadis itu kini tengah sibuk membuka amplom hitam yang diberikan oleh Yejin, adik kembarnya. Dengan perlahan-lahan Yerin membuka amplop itu dan setelah amplop itu terbuka dan menampakkan isinya, tangan Yerin yang gemetar itu mencoba untuk membuka kertas surat yang dilipat menjadi empat lipatan. Setelah ia membuka kertas itu, ia memulai untuk membacanya dengan volume lirih dan sepelan mungkin, ia takut jikalau Hanbin tiba-tiba sadar dan mendengar isi surat yang isinya mungkin terdengar menakutkan baginya.

"Hei Ye—" ucap Yerin terpotong saat membaca surat dari Yejin.

"Yerin!" ucap bu Suzy yang tiba-tiba datang memanggilnya.

"I..iya bu.." ucap Yerin seraya menoleh kearah bu Suzy dan ia tetap memegang sepucuk kertas surat dari saudara kembarnya.

"Apa itu? Apa yang kau pegang itu?" tanya bu Suzy seraya menunjuk kearah kertas yang dipegang Yerin.

"I..ini..ini..ad—"

"Sini! Berikan kertas itu kepada ibu!" tegas bu Suzy seraya menadahkan tangannya dihadapan Yerin.

"Tapi..bu.." ucap Yerin tak terima.

"Tapi Apa?" tanya bu Suzy.

"Kertas ini..surat..dari—"

"Yerin! Kau dimana??" suara parau seseorang yang memanggil namanya.

TBC

̯l={LwP 

Another Y (Yerin x Hanbin x Taeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang