Em Pat

108 7 0
                                    

19.59

In the Home

"Baru menemukan kebahagiaan namun pupus begitu saja" ucap lirih Kinan yang bercerita tentang masalahnya pada Kiana.

"Udah kak, this the way, jalanin aja," Ucap Kiana sembari menepuk bahu kakaknya itu,"Tapi kak, emang kakak udah tau, siapa gadis itu?" Tanya Kiana heran

"Ya udah pastilah... pacarnya," Jawab Kinan dengan isak tangisnya."Kak, gadis itu masih sekitar umur 13 tahunan, bisa aja itu adiknya kak Fariz" Jelas Kiana yang tampak ragu,"Udahlah dek, aku capek kalo ada laki-laki yang datang hanya memberikan harapan" Sahut Kinan sembari menarik selimutnya.

Kinan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut,

"Ayo kak, aku tau kakak belum bobok, daripada dibawah selimut muluk, yok buat mie" Ajak Kiana yang langsung mendapat respon Kinan.

In the Kitchen

"Telurnya abis ya?" Tanya Kiana,"Enggak, kakak pindah ke bagian bawah" Jawab Kinan tanpa mengalihkan perhatiannya.

"Kak, ini sayurnya dimasukin dulu apa mie-nya dulu?" Tanya Kiana sambil berteriak, karena Kinan berada di ruang tv.

"Mienya dulu,,," Jawab Kinan yang tiba-tiba berada disamping Kiana."Kak, emang enak ya?" Tanya Kiana ragu,"Enak kok, dulu mama sering buat kayak gini, lah semenjak jarang dirumah, mama gak pernah buatin"Jelas Kinan.

After Cooking

"Wah, sedep banget nih baunya" Ucap Kiana sembari membau masakannya*ralat, yang masak Kinan, yang liat Kiana."Iya, kuy makan" Ajak Kinan sambil menuju ke ruang TV,"Kak, pengen liat MV BTS deh," Pinta Kiana,"Nih kak, aku punya di HP," Lanjutnya.

Mereka menonton MV itu bersama."Aelah, nih apaan coba!? Gantengnya melebihi Fariiiiz!" Tunjuk Kiana pada layar laptopnya yang menapilkan Taehyung.

"Setidaknya kakak udah bisa senyum lagi," Terukir senyuman tipis dibibir Kiana. Namun, jauh dari tempat Kiana dan Kinan ada tempat yang padam nan gelap.

Malam. Satu kata yang memang pantas pada tempat gelap itu. Berantakan, gelap, sunyi nan penuh bekas air mata. Ya, itu kamar Fariz, ia sempat memarahi adiknya, Tasya, karena melakukan yang tidak seharusnya dilakukan didepan Kinan sebelum ia memberitahu Kinan.

Tok... Tok...
Diketuknya kamar adik tercintanya itu.

Suara pintu terbuka bersuara."Apa?" tanya gadis cilik yang kini berada didepan pintu kamarnya,"Maafin kakak ya, dek" Ucap Fariz lirih."Gak papa, sekarang kakak jelasin ke Kak Kinan, tapi nggak pakek halus"Ucap tegas dari bibir Tasya,"Kakak udah nyakitin hati kak Kinan, aku ngerasain kak, sekarang kakak tunggu hari senin" belum selesai mengatakan sesuatu, Fariz memotongnya"Hah!? Senin, besok kan bisa! Ngapain cobak sampek besok senin, malah dianya tambah marah!" Fariz mengungkapkan apa yang ada dipikirannya,"Makannya kakak denger dulu! Kakak kalo besok kerumah kak Kinan, malah bikin dia itu jijik sama kakak, dia bakal nolak respon dari kakak. Nah caranya itu kakak besok senin harus,,,---Sensor---, Oke?" Ucap Tasya."Emm, yakin berhasil?" tanya ragu Fariz. "Kak Kinan itu kayak aku kak!" Sahut Tasya.

Sunday

Di hari minggu Kinan dan Kiana hanya bercerita, nonton Film dilanjut makan lalu tidur, tak ada hal yang dilakukan mereka selain kegiatan itu

Monday

Kinan dan Kiana berangkat naik taksi, karena Ayah, Ibu dan kakak-kakak mereka tidak pulang. Selama perjalanan Kiana terus menanyakan kondisi Kinan.

ChooseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang