✨Part 7

493 37 5
                                    

"Masalah bukan dihadapi dengan kasar, tetapi disikapi dengan sabar."

- Revan Anggara -

>-00-<

Seorang pria masuk kekelas XI IPS 1, kemudian ia menyuruh semua murid untuk mengumpulkan tugas hasil kerja kelompok.

"Kok cuman segini, jujur kelompok mana yang belum ngumpul!" tegas Pak Ahmad.

Revan, Riko, dan Aldo mati kutu karena hanya kelompok mereka saja yang tidak mengumpulkannya.

"Jujur nggak, atau bapak akan..."

"Saya pak.."

Semua yang ada dikelas langsung menoleh kearah sumber suara yakni suara Riko, Revan dan Aldo. Tapi sorotan mata hanya memandang Revan. Karena menurut mereka Revan yang masih anak baru disini sudah berani tidak membuat tugas.

***

Ditengah lapangan yang panas mereka menjalankan hukuman dari Pak Ahmad yakni berdiri sambil hormat bendera.

"Sial, ini semua gara-gara lo tau nggak?." ucap Aldo mendesis kesal, matanya dengan sinis memandang orang yang disampingnya yaitu Riko.

"Lah kok salah gue?." jawab Riko sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Yaiyalah kan lo.."

"Stop! Sudah cukup nggak ada yang saling menyalahkan, toh nggak ada gunanya jugakan." potong Revan dengan geramnya, ia mendengus kesal.

"sorry." kata mereka berdua serempak.

Keheningan mulai terjadi karena nggak ada yang mau dibicarakan untuk saat ini hingga jam istirahat telah tiba, akhirnya hukuman mereka berakhir.

***

Semua kelas hari ini tidak ada orangn sama sekali karena semua murid pergi ke acara bazar buku di lapangan.

Seseorang masuk ke kelas XI IPS 1 sambil berjalan terburu-buru menuju meja Vira. Kemudian ia menaruh sesuatu di dalam tas Vira lalu pergi gitu aja. Namun disitu tidak ada orang yang mengetahuinya.

"Sudah lo taruh?."

"Sudah dong, gimana ya ekspresinya nanti hahaha."

"Ntah lah."

***

Bel pulang berbunyi semua murid berjalan dengan tertib keluar kelas untuk pulang kerumah mereka masing-masing. Kali ini Vira keluar dari kelas tidak bersama kedua sahabatnya itu karena mereka sedang piket.

Saat asik berjalan tiba-tiba ada orang yang tidak sengaja menyenggol Vira dan pergi begitu saja mungkin saja orang itu sedang terburu-buru.

Tanpa aba-aba dengan sigap seorang pria dari belakang Vira langsung menopang tubuh Vira yang tadi hampir mau jatuh, merekapun sempat bertatapan sebentar.

Dari arah lain ada yang melihat kejadian tersebut dan bahkan sampai memotretnya tanpa sepengetahuan siapa pun.

"Ma.. Makasih ya.." ucap Vira membuka suara dengan sangat gugupnya dan masih dengan posisi yang tadi.

"Iya, lain kali kalau jalan hati-hati." kata pria yang menolong Vira tadi yakni Riko.

Riko pun langsung membantu Vira untuk berdiri.

SHAVIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang