2

1K 82 6
                                    

Satu jam berlalu, Luna tetap menunggu di dalam ruang UGD. Melihat beberapa bagian sayatan  yang di jahit sedang dikerjakan tim dokter.

"Akankah dia baik-baik saja?" Tanya Luna.

"Kita hanya bisa banyak-bayak berdoa. Dia kehilangan banyak darah dan oksigen di kepalanya juga berkurang." Jawab dokter itu.

Luna menggigit ujung jarinya.

"Tolong selamatkan dia.." kata Luna pelan.

"Kita butuh dua kantong darah bergolongan A." Ujar suster.

"Aku! Golongan darah ku A! Aku tidak merokok, dan tidak minum alkohol. Aku bisa mendonorkan darah ku." Ujar Luna.

"Baiklah, ikut aku. Aku akan memeriksa tekanan darah mu." Kata suster itu.

Luna tertidur di ranjang rumah sakit di sebelah ranjang yang di tiduri lelaki tersebut.

Luna melirik ke arahnya selagi darahnya sedang disedot keluar.

"Kenapa dia meminta ku untuk membawanya pergi?" Batin Luna beberapa kali.

"Apa dia memiliki banyak hutang?" Alis Luna mengerut memikirkan hal itu.

"Doker, hasil CT-scan sudah keluar." Seorang suster lelaki datang dengan selembar kertas CT-scan.

"Tampaknya ia mengalami pendarahan di bagian kepalanya. Dan pembulu darah di sekitar hidungnya juga pecah. Tidak ada kerusakan organ dalam. Tapi sepertinya kami butuh 2 kantong darah lagi." Ujarnya.

"Apa!! Dua kantong lagi!!??" Luna melotot saking kagetnya.

Dokter melihat kearah Luna dengan tatapan berharao bahwa Luna akan memberinya lebih banyak kantung darah lagi.

"B-baiklah.." kata Luna.

Luna di suapkan makanan dari rumah sakit oleh seorang perawat setelah ia tertidur lemas karena daeahnya terus di sedot keluar.

"Baik! Kantung darah sudah cukup. Pindahkan pasien ke ruang operasi!" Kata dokter itu.

Perawat pun melepas selang suntikan di lengan Luna dan ia memberikan hormat padanya untuk berterima kasih padanya.

"Aduh, kepala ku jadi pusing.." Luna mengerjapkan matanya berkali-kali.

Ia masih berbaring di tempar tidur sambil memandangi para dokter dan suster yang sedang sibuk ingin membawa lelaki di sebelahnya itu ke ruang operasi.

"Kau harus selamat. Aku telah mengorbankan banyak darah untuk mu." Batin Luna dalam hati sambil memandang wajah lelaki itu.

Luna terbangun dari tidurnya dan menyadari bahwa ia masih ada di rumah sakit. Kepalanya terasa pusing dan tubuhnya lemas sekali setelah melakukan donor darah itu.

Luna menjatuhkan kakinya ke lantai, lalu memakai sepatunya. Rupanya jam sudah menujukan pukul 8 malam.

"Dimana keadaan pasien yang tadi?" Tanya Luna pada seorang suster yang melewatinya.

"Lelaki itu sudah di pindahkan ke ruang ICU."

"Ah syukurlah operasinya berjalan lancar.." Luna menghela nafasnya.

Ia kemudian berjalan, mencari letak ruang ICU.

Berjalan pelan melewati lorong berkaca. Terlihat banyak sekali orang di luar sana, kurang lebih gadis remaja semua yang membawa kamera besar. Ada beberapa orang yang menangis diluar sana dan terlihat satu mobil siaran TV yang terparkir disana.

"Apa ada kecelakaan lagi?" Tanya Luna pada dirinya sendiri.

"Ah ini dia ruangannya." Luna memasui ruang ICU dimana lelaki tadi itu berada.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang