Aku melepasmu tanpa tahu kau ingin didekapku
-Raka-...
Sudah dua tahun sejak kepergian Letta yang entah kemana. Raka menatap air hujan yang turun dari sudut kamarnya sambil memetik gitar asal. Dirinya merasa sangat bodoh setelah tahu kalau dia telah melepas cinta pertamanya semudah itu.
Sharon Letta Nasution.
Salah satu teman, sahabat, dan cinta yang Raka dan Angga miliki. Sulit bagi Raka untuk bisa seberani Angga dalam hal menyatakan perasaan. Maka kala itu, dia mundur secara teratur saat mengetahui Angga juga menyukai Letta. Dan karena suatu hal yang tak bisa membuatnya bersama dengan Letta.
Raka berhenti. Raka meninggalkan semua rasa sukanya pada Letta. Raka berusaha mencari 'Letta' yang lain hingga dia bertemu Vena yang sedang tertawa lebar bersama teman se-eskulnya, fotografi.
Senyum Vena merekah, sangat cantik. Rambut panjangnya terjuntai bebas dan tangannya dengan hati-hati mengatur kameranya sehingga bisa mendapatkan view yang bagus dalam memotret. Dari sana Raka sadar, dia telah menemukan 'Letta' nya yang lain.
Jadi, dia melepas Letta untuk Angga. Dia merelakan segalanya. Namun, Letta memilih pergi jauh untuk melanjutkan SMA nya, tanpa memberitahu Angga dan Raka. Mereka kelimpungan mencari Letta. Seingat Raka, dia dan Angga menghabiskan waktu hampir sebulan untuk mencari tahu dimana keberadaan Letta, namun tak ada hasil.
"Udah, kita berhenti saja," ujar Raka.
"Maksud lo? Rak, Letta nggak tahu dimana dan lo dengan santainya bilang buat berhenti aja?"
"Letta udah milih jalannya sendiri buat pergi, Ngga. Lo harusnya sadar dan menghormati keputusan dia,"
"Apa?! Menghargai?! Lo bisa-bisanya yang enteng bilang gitu sementara lo nggak tahu betapa Letta-- ah terserah," ujar Angga sambil mengacak rambutnya kasar.
Dia sudah berjanji untuk tidak menceritakan rahasia Letta kepada Raka. Maka, dia memilih bungkam.
Setelah itu, Angga pergi meninggalkan Raka yang masih terdiam di dalam duduknya. Jujur, dia tak ingin berhenti mencari Letta. Tapi dia hanya berpikir rasional saja, mereka harus belajar agar bisa mengikuti tes masuk SMA. Raka hanya tak ingin mereka hancur karena terlalu sibuk mencari Letta.
"Wah, kamu sesekolah lagi sama Angga, Rak?" tanya Ibu Raka sambil mengupas kulit apel.
Ibu Raka yang sedang fokus mengupas sambil melihat televisi hanya bisa tertegun saat Raka tak menjawab pertanyaannya.
"Kamu kenapa, Raka? Berantem sama Angga lagi?"
Raka memutar posisinya agar bisa menghadap Ibunya.
"Bu tahu Letta pindah kemana nggak?"
"Letta anaknya Pak Nasution itu?"
Raka mengangguk.
"Nggak tahu Ibu. Bukannya kamu temannya lebih tahu ya? Apalagi kayaknya kamu suka sama Letta,"
Tersipu, pipi Raka memerah sedikit namun segera dia menggeleng pelan.
"Nggak, Bu. Letta cuma teman Raka saja,"
"Halah, kamu hlo kalau mau mbujuk mbok yo sing pinter toh, Rak. Kelihatan banget kalau kamu suka sama Letta,"
"Dulu. Raka suka sama Letta dulu. Sekarang sudah nggak. Lagian Letta lebih pantas sama Angga daripada sama Raka,"
"Memang kamu siapa sampai bisa bilang pantas atau nggak? Kowe hlo le ijek SMA wae, kok wis weruh awakmu pantes opo ora karo Letta. Hla emang Letta tau nganggep kowe ra pantes karo dheweke? Lak ora toh. Letta saja nggak pernah menjauhi kamu atau Angga kan? Kalian selalu dianggap sama kan? Memang apa yang membuat kamu berpikir begitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Waiting For A Reason✔
Teen FictionAdalah empat insan yang mencari sebuah alasan sebagai cara untuk bertahan. Adalah empat insan yang ingin bersama, namun semesta terlalu kejam untuk tak mewujudkannya. Adalah empat insan yang saling menyalahkan, terjebak dalam kubangan yang sama, me...