Raka dan Vena resmi pacaran. Entah setan apa yang telah merasuki Vena. Setelah mereka berdebat di kafe tempo hari, Raka tak henti-hentinya mengiriminya pesan atau stiker via LINE. Vena pikir Raka tak akan bertingkah segila itu demi meluluhkan hatinya.
Dulu waktu Raka suka sama Kak Letta, dia ngejar Letta samapi segininya gak ya?
Bukan rahasia umum lagi kalau Raka pernah menyukai Letta. Vena sempat tahu saat dia masih berpacaran dengan Angga. Vena sering diajak kumpul berempat dengan mereka. Tidak secara harfiah berkumpul, hanya saja Vena sering sekali diajak Angga kencan di tempat Letta dan Raka asyik mengobrol.
Waktu itu dia hanya sekilas kenal dengan Letta dan Raka. Angga pernah mengenalkan dirinya kepada Raka dan Letta yang disambut dengan senyuman bahagia dari Letta.
Setiap mereka kencan, Angga selalu membawanya ke kafe dimana Raka dan Letta berkumpul. Pertamanya, Angga tetap fokus bicara dengannya. Tapi lama-lama fokus Angga terbagi, antara dirinya atau tawa Letta. Dan yang lebih menyakitkan, Angga lebih sering melirik Letta daripada dirinya.
Letta yang sedang terbahak dengan Raka. Sesekali Angga memandangnya dengan menyunggingkan senyuman. Dan siapapun tahu, rasa Angga bukanlah untuknya. Dia dijadikan pelarian.
Vena masih bersabar, dia menunggu kalau saja Angga akan berpaling padanya. Namun, angan hanya angan. Angga semakin jauh. Dia bahkan menghilang pasca kaburnya Letta entah kemana.
Angga berantakan. Dia lebih sering marah ke Vena karena mengusik waktunya. Padahal, Vena hanya bertanya kabar. Angga sedang sibuk mencari dan menghubungi Letta. Dia melupakan prioritasnya, dirinya.
Buat apa Angga menembaknya jika dia hanya dijadikan pelarian begini? Dan bodohnya lagi, kenapa Vena menerima Angga saat dia tahu lelaki itu hanya sekedar mencari tempat singgah yang lain? Yang akan pergi lagi saat tujuan awalnya terlihat kembali. Bagaimanapu Vena hanyalah tempat singgah bagi Angga, tak lebih.
Akhirnya Vena lelah. Malam itu, dia akhiri semua. Tanpa tangis, tanpa penahanan dari Angga, tanpa kata maaf ataupun pengampunan dari lelaki itu. Dan semua usai.
Anehnya, justru sekarang Angga yang terlihat benci dan marah padanya. Seperti waktu ketumpahan bakso kala itu. Angga memperlihatkan wajah tak suka-nya. Vena tak tahu harus bagaimana. Disisi lain, dia masih memiliki rasa pada Angga. Disisi lain, dia ingin melupakan Angga karena mengingatnya terlalu menyakitkan.
Maka saat Raka menawarkan untuk menyembuhkan lukanya, Vena menerima. Toh apa salahnya berusaha? Kalaupun tak berhasil, atau bahkan menimbulkan luka baru, Vena akan menerimanya.
Rakash Tradjaya
Gd night :)
Jangan kebanyakan
begadang. Aku tahu
kalau kamu berambisi
bgt pengen dapet rank 1Venata Kusuma Laksmi
Tb-tb jd aku-kamu
gini kok aneh ya, Kak?
Jujur gw belum biasaRakash Tradjaya
Biasain dong
makanya
Aku bisa, kamu
juga harus bisa
Katanya mau lupain
si masa lalu itu?Venata Kusuma Laksmi
Gimana mau lupa
kalau dia aja ada
disekeliling kakak?Rakash Tradjaya
Jgn panggil kakak
bisa nggak Ven?
Aku gak setua itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Waiting For A Reason✔
Teen FictionAdalah empat insan yang mencari sebuah alasan sebagai cara untuk bertahan. Adalah empat insan yang ingin bersama, namun semesta terlalu kejam untuk tak mewujudkannya. Adalah empat insan yang saling menyalahkan, terjebak dalam kubangan yang sama, me...