" Terimakasih karena kalian sudah mau menampungku di rumah kalian selama 2 minggu lebih ini. Maaf merepotkan" katanya sambil tersenyum.
" Ahahaha, kalo Mama sih no what what ! Sering sering lah dateng kesini! Laen kali mah bawa oleh-oleh atuh" ujar Mama. Harry hanya menggaruk kepalanya.
Hari ini Harry akan pulang ke London. Aku dan Mama mengantar Harry ke bandara dengan menggunakan mobil. Harry memutuskan untuk menyamar dalam perjalanannya pulang karena 'alasan keamanannya'. Dia memakai baju saat aku pertama kali bertemu dengannya. Kaus hitam polos di dalam kemeja kotak-kotak yang tidak dikancing dan celana pendek warna hijau army. Dia juga memakai beanie dan kacamata hitam.
" Dadah my baby Harry!" kata Yomi genit. Uh aku lupa bilang kalau Yomi dan pacar barunya juga ikut. Yomi dengan agresif menggandeng tangan Harry. Kontan saja pacarnya langsung menariknya menjauh dari Harry.
" Pesawat British Airways dengan nomor penerbangan BA-26 akan segera berangkat" kata suara melalui pengeras suara di bandara.
Aku melirik ke arah Harry.
" Hey, tunggu apa lagi? Cepat pergi sana"
Harry menatapku dengan pandangan yang konyol. Lalu dia melompat memelukku. "Janji jangan lupakan aku ya, Raisa" Harry mencubit kedua pipiku. Aku berusaha menyingkirkan kedua tangannya dari pipiku.
" Apa yang akan terjadi kalau aku melupakanmu?"
"Kau akan menyesal seumur hidupmu karena melupakan seorang cowok tampan"
" Oh begitu"
Harry merogoh saku depan tas ranselnya dan mengeluarkan sebuah marker. Dia meraih tanganku dan membuka tutup markernya.
" Hey, apa yang akan kau lakukan?! Sebentar lagi pesawatmu akan berangkat. Apa kamu mau ketinggalan pesawat setelah salah beli tiket kereta?"
Harry nyengir. Dia menahan tanganku yang memberontak dan menggoreskan marker-nya di kulit punggung tanganku. Dia menuliskan beberapa kata dalam bahasa Inggris. Tak lama kemudian dia menutup marker-nya dan memasukkannya kembali ke dalam tas.
" Ok, aku harus benar-benar pergi. Bye! Terimakasih and aku cinta kalian semua!" Harry buru-buru berlari menuju pintu keberangkatan dan melambaikan tangan. Kami semua balas melambaikan tangan padanya. Aku terus menatap punggungnya hilang ditelan kerumunan orang. Penglihatanku kabur dihalangi oleh titik-titik air mata yang mulai menuruni mataku.
Aku melap air mataku dengan punggung tanganku dan aku menyadari kalau ada tulisan di punggung tanganku. Tulisan Harry.
09218327 <= my phone number
i love you so much, Raisa.
HARRY STYLES X
Oh dia juga menandatangani punggung tanganku. Tanda tangannya benar-benar jelek. Jelek sekali.
"Ayo, Dek, kita pulang yuk" Mama menarik bahuku.
Aku mengangguk. Aku melipirkan punggung tanganku yang basah dengan air mata ke baju yang kupakai dan pergi.
***Aku melirik punggung tanganku.
Aku mengambil ponselku dan menyimpan nomor ponsel Harry. Aku memerhatikan kontak Harry yang kusimpan di ponselku lalu memperhatikan punggung tanganku. Aku memutuskan untuk mengabadikan tulisan Harry di tanganku ke dalam foto. Aku menggunakan kamera ponselku untuk memfotonya. Mungkin aku akan mencetaknya dan memajangnya di ruangan tamu. Aku akan memamerkan itu pada semua temanku dan calon anakku kelak.
Aku membuka galeri di ponselku dan melihat fotoku bersama Harry di Gedung Sate. Aku tersenyum. Betapa beruntungnya aku karena mungkin aku satu-satunya orang di dunia yang dapat kesempatan untuk foto bersama Harry Styles di depan Gedung Sate (Yomi gak termasuk hitungan).
Aku melirik jam dinding di kamarku. Harry masih dalam perjalanan.
Aku berlari ke kamar Yomi atau kamar yang sering aku dan Mama sebut kamar Edward. Haha Edward. Betapa tidak kreatifnya Harry dalam membuat nama samaran. Aroma parfumnya masih menguar di kamar Yomi. Aku duduk di pinggir kasur yang pernah Harry tempati dan bertanya-tanya apa aku bisa menemukan rambut keritingnya yang rontok di kasur ini.
Aku menguap. Ok ini sudah malam, aku benar-benar harus tidur. Aku akan menelpon Harry besok pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in Bandung/ h.s
FanfictionHarry Styles, seorang member dari boyband tenar, One Direction, merasa jenuh dengan kehidupannya sebagai member boyband. Dia memutuskan untuk kabur dan menyamar menjadi seorang backpacker bernama Edward Twist. Harry memutuskan untuk "menyepi" di kot...