Pengakuan Ed...... Harry

1.1K 145 14
                                    

" Ya. Aku Harry Styles" katanya pelan.

Mulutku menganga.

"Se...se....seriusan?"

Edward hanya menghembuskan nafasnya. "Iya. Aku bukan Edward. Itu cuma nama samaran aja. Lagian bukannya kamu udah tau kalau aku itu Harry?" senyumnya pahit. Aku hanya mengangguk. Jujur saja aku bingung mau berkata apa.

" Yah sekarang terserah padamu, apa kamu mau ngelaporin aku ke Mamaku untuk dapat uang atau kamu mau ngebiarin aku"

Aku menggigit bibirku.

" Ka...ka...kamu gak bohong kan?" tanyaku agak gak percaya. Ya aku memang labil. Kemarin aku yakin banget kalau Edward itu Harry, dan sekarang saat dia bilang kalau dia itu Harry aku malah ragu.

Edward mengangguk yakin. Edward membuka kancing bajunya. Membuatku kaget.

" Edward...um maksudku, Harry! Kamu mau ngapain?!"

Edward melepas bajunya, menampakkan dadanya yang penuh dengan tatto. " Harry Styles punya tatto tatto ini, begitupun aku. Karena aku adalah dia" Dia menyeringai. Aku mengamati tatto tattonya sekilas.

" Dan Harry Styles punya 4 nipples. Begitupun denganku" tawanya. Edward kembali memakai bajunya.Lalu dia mengambil tas ranselnya dan mengeluarkan sebuah dompet kulit warna hitam. Dia membuka dompetnya dan mengeluarkan sebuah kartu.

" Kalau kau tidak percaya, ini kartu tanda pendudukku yang asli"

Edward memberikan kartu itu padaku. Ya, nama "Harry Edward Styles" tertera di kartu itu. Aku hanya terdiam sambil memegang kartu itu. Edward memandangiku dan merangkulkan tangannya di bahuku.

" Kamu kenapa sih? Kok tiba-tiba diam gitu?" tanyanya.

" Aku gak nyangka kalau seorang artis ternama bisa tinggal di rumahku selama 2 minggu. Mana kamu artis luar lagi" kataku, walaupun sebenarnya itu berlawanan dengan apa yang hatiku rasakan.

" Yah, awalnya aku gak berniat datang ke Bandung. Aku tadinya mau pergi ke Yogyakarta, tapi entah kenapa aku sampai disini" katanya sambil menggaruk-garuk kepalanya.

" Kenapa..........kenapa kamu bisa kabur? Kamu punya segalanya. Kamu punya banyak uang, popularitas dan fans. Kamu juga kenal banyak artis-artis!"

Edward hanya menyeringai. "Karena semua hal tidak terlihat seperti yang kau lihat, Raisa"

Aku hanya menoleh ke arahnya.

" Kadang-kadang aku merasa sangat senang dengan apa yang kudapat sekarang. Kau memang benar. Aku punya segalanya. Tapi kadang-kadang aku merasa sangat lelah. Management kami selalu memaksa kami untuk kerja keras. Ya aku tahu kerja keras itu perlu. Tapi apakah publicity stunt juga termasuk kerja keras?"

Mataku membelalak. "Apa katamu? Publicity stunt?"

" Ya. Management menyuruh kami untuk fake dating dengan artis-artis yang sedang populer untuk mendongkrak penjualan album baru One Direction. Kau tahu kan tentang hubunganku dengan Taylor?"

Aku mengangguk. Ya, aku ingat Taylor Swift pernah pacaran dengan seseorang bernama Harry Styles.

" Awalnya aku memang menyukai Taylor. Aku menyukainya sejak aku masih kecil. Kau tahulah, dia sangat mempesona. Gadis yang baik" katanya. Aku mengangguk. Aku menyukai Taylor karena dia cantik dan bertalenta.

" Management mendekatiku dengan Taylor. Aku menyukainya tapi dia seperti tidak menanggapiku. Lalu suatu saat manager kami mempertemukanku dengan Taylor dan menyuruh kami fake dating. Taylor sendiri sangat terkejut, dia bilang dia belum siap untuk menjalin hubungan kembali setelah putus dari pacarnya. Jujur saja aku saat itu merasa sangat senang, tapi aku harap kami tidak fake dating. Jadilah kami menjalani hubungan palsu itu. Aku cukup menikmati saat-saat aku menjadi pacar pura-puranya Taylor, tapi Taylor kelihatan tidak senang dengan itu. Lama-lama aku jadi kesal dengannya, jadi ya.......aku agak membiarkannya. Tapi entah kenapa saat aku membiarkannya, dia malah kelihatan perhatian denganku. Perempuan memang makhluk yang sulit dipahami!"

Lost in Bandung/ h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang