"Loving can hurt sometimes"
⚪⚪⚪⚪⚪⚪🎶 Photograph - Ed Sheeran 🎶
__________________________________
Fix gue kesel.
Jadwal kak Alwan traktir gue Mekdi hari ini terpaksa batal karena gue meler di rumah. Bangke gak si? Padahal gue kemaren gak makan yang aneh-aneh loh. Gak ujan-ujanan, gak panas-panasan. Kenapa musti meler si elah. Gak satu hati amat sama gue ini hidung perasaan.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk aja, gak di kunci." Teriak gue dari balik selimut.
Sumpah ini dingin banget astaga. Padahal sekarang lagi musim panas loh. Dan jendela kamar gue juga ditutup semua, cuma gordennya aja yang dibuka biar sinar mataharinya masuk dan bisa bikin ruangan panas.
"Hatchim.." Gue bersin saat orang yang ngetuk pintu tadi masuk ke dalam kamar.
Hanya ada satu orang yang selalu ngetuk pintu dulu sebelum masuk ke kamar gue. Dan orang itu adalah kak Alwan. Kebiasaan yang bagus memang.
"Eh kak, baikan lo pake masker deh biar gak ketularan virus gue." Ucap gue sambil mengelap ingus yang meler akibat bersin.
Kak Alwan berhenti melangkah dan memperhatikan sekitarnya sebentar. Mungkin dia sedang mendeteksi keberadaan virus yang gue maksud.
"Maskernya ada di dalem kotak P3K itu, kak."
Kak Alwan kemudian melangkah ke sudut ruangan tempat kotak P3K berada. Setelah mengambil satu lembar masker dia pun langsung memakainya dan lanjut menghampiriku.
"Udah pulang sekolah kak? Hatchim.." Wah parah. Bisa susah ngomong ini gue kalo bersin mulu.
"Iya udah."
Kak Alwan ngambil kursi meja belajar buat duduk di dekat gue. Orang lagi sakit juga. Bukannya jauh-jauh, ini malah deket-deket.
"Ini gue ada bawa coklat-coklatan buat obat flu lo, dek." Kak Alwan memberikan sebuah katong plastik putih kepada gue.
"Hatchim.. Apa? Coklat-coklatan?" Gue muter-muterin kantong plastik itu. "Isinya apa?" Tanya gue sambil ngelap hidung pake tisu.
Terdapat embun air dari luar plastik ini. "Kok basah?"
Kak Alwan mengambil ponsel dari dalam tas dan mulai memainkannya. "Liat aja isinya apa."
Gue pun membuka kantong plastik itu dan mengeluarkan isinya di atas selimut.
"SilverQueen? KitKat? Delfi? Snickers? Es krim coklat?"
Gue bingung. Ini maksudnya kak Alwan apaan coba? Mau jadi sok-sokan goals gitu kah?
Wajah gue langsung berubah begitu melihat barang yang terakhir gue sebutin tadi"Kok lo beliin gue es krim sih kak? Kan gue lagi flu."
"Hatchim.."
"Tuh kan, bersin lagi."
Orang yang gue ajak bicara cuma diam dan nunjukin layar ponselnya yang lagi ngembuka seperti sebuah artikel ke gue.
Gue pun membaca sedikit artikel itu yang kurang lebih seperti ini.
"Aneka makanan coklat yang bisa menjadi obat ketika anda sedang flu. Es krim coklat juga termasuk, loh?"
Gue menatap kak Alwan bingung.
"Lo pengen gue makan es krim coklat, kak?" Tanya gue.
Kak Alwan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
He(a)rts
Teen FictionBertahan itu sulit. Terlebih jika kau bertahan pada pilihan yang salah. Karena itulah Marshall belum bisa memutuskan hati siapa yang akan menjadi pemilik rumahnya ini. Apakah cinta pertamanya yang pernah menghilang dan hadir kembali ke dalam hidupny...