Chapter 4 | Back to December

82 47 40
                                    

Kenapa lo kembali narik gue mendekat waktu gue udah terlalu jauh melangkah mundur? - Hearts (Marshall)
⚪⚪⚪⚪⚪⚪

🎶 Back To December - Taylor Swift 🎶
______________________________________

Gue menatap langit malam yang berawan dari bangku kayu halaman rumah. Angin malam yang bertiup terasa sangat menusuk ke dalam kulit. Terlebih lagi ditambah dengan kehadiran dia yang sekarang sedang duduk di sebelah gue. Hening, hanya ada suara angin dan jangkrik yang menemani kami berdua.

"Gue seneng lo mau ngeluangin waktu sebentar buat ngobrol sama gue. Dengan banyaknya hal buruk yang terjadi diantara kita, gue pikir lo gak mau lagi ngobrol sama gue."

Gue hanya diam mendengarkan setiap kata yang keluar dari bibir tipisnya itu. Jujur, sebenernya gue belum siap untuk kembali akrab atau dekat lagi sama dia, mengingat bagaimana dia pernah nyakitin gue dulu. Dan juga gue rasa luka lama itu belum sembuh seutuhnya.

"So, how's life so far?"

"Yeah, everything is good. I've learned a lot."

Kembali terjadi keheningan di antara kami sebelum dia kembali bicara lagi.

"Keluarga lo baik?"

"Syukurnya baik. Keluarga lo sendiri?"

"Baik juga."

Jangan salahin gue karena bersikap dingin kepadanya. Semua ini gak bakal terjadi kalau bukan karena kesalahan dia sendiri. Andai aja dulu dia gak ngusir gue secara halus di acara ulang tahunnya, mungkin sekarang kita berdua lagi ada dalam keadaan yang baik-baik aja tanpa harus secanggung dan sedingin ini.

"Gue gak nyangka lo bener-bener udah lupa sama gue."

"Lo sendiri yang nyuruh gue buat ngelupain lo." Gue menoleh kepada Adi untuk bertanya lebih serius.

"Kenapa lo gak pernah ngasih tau gue kalo nama lo itu Aidan bukan Adian? Lo malah ngembiarin gue terus-terusan manggil lo dengan panggilan Adi."

"Gue rasa itu bukan hal penting yang harus gue kasih tau. Dan juga, gue seneng tiap kali denger lo manggil gue dengan nama Adi." Dia menatap gue sebentar sebelum kembali menatap lurus ke depan.

Tiba-tiba gue kepikiran akan satu hal yang harus banget gue tanyain ke dia.

"Kenapa lo balik lagi ke sini? Maksud gue, bukannya lo udah bahagia tinggal di Ireland?"

Adi tersenyum tipis sebelum menjawab. "Kebahagiaan gue gak lengkap kalo gak ada lo di sisi gue."

Shit. Maksud dia apa?

Gue diam sengaja gak memberikan respon. Harusnya gue tau kalo Adi bakal menjawab kayak gitu.

"Terakhir kali kita ketemu lo pergi sambil nangis karna kebodohan gue. Dan semenjak hari itu gue ngerasa ada hal yang perlu gue perbaikin."

Gue tau ke mana arah pembicaraan ini akan berakhir. Jadi gue memutuskan untuk hanya menyimak sambil menunggu kata-kata apa lagi yang akan dia ucapkan selanjutnya.

"Sorry. Untuk semua hal yang udah pernah gue lakuin ke lo."

Akhirnya kata-kata itu keluar juga.

"Gue udah lama maafin lo. Lagi pula kejadiannya udah lewat bertahun-tahun yang lalu." Ucap gue.

Gue baik-baik aja sekarang, tanpa dia minta maaf pun sebenarnya gue udah maafin dia dan ngelupain semuanya seolah-olah kejadian itu gak pernah terjadi. Kayak apa yang dia suruh dulu.

He(a)rtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang