"Jelita....aku menyukai kamu. Aku menyukai kamu bukan sebagai adik tapi sebagai perempuan" Utara Radit dengan ekspresi datar.
Mata Jelita melotot lebar. Ia sangat terkejut atas pengakuan Radit yang tak pernah di duganya.
"Radit apa yang kamu katakan? Kamu bercanda. Kalau emang kamu bercanda, ini benar-benar gak lucu" Jelita bangkit dari kasur seraya memandang Radit dengan penuh tanya.
"Apa wajahku terlihat sedang bercanda" Ucap Radit serius.
Jelita mengeleng-geleng kepala. Ia tetap saja tidak percaya meskipun Radit tampak sangat serius dengan ucapannya.
"Gak....ini gak benar. Kak kita ini kakak adik jadi gak mungkin kamu menyukaiku dan gak boleh seperti ini. Ini gak benar kak" Jelita berusaha menjelaskan pada Radit jika perasaan Radit kepadanya itu tidak boleh terjadi. Ini merupakan aib bagi keluarga Abimanyu pikir Jelita.
"Tapi inilah kebenaran. Kenyataan jika aku menyukaimu tidak bisa aku redam. Inilah perasaanku yang sebenarnya Jelita" Terang Radit benar.
"Gak ini gak mungkin. Kak Radit sudah gila. Sekarang aku mau pulang" Jelitapun berjalan cepat ke arah pintu namun dengan cekatan Radit menarik keras tangan Jelita.
"Kamu mau kemana? Mau pulang pakai apa? Kamu gak liat ini sudah tengah malam. Tidurlah, besok pagi-pagi sekali kita akan pulang ke kota"
"Gak pokoknya aku mau pulang sekarang. Lepasin tangan aku" Suruh Jelita tegas.
"Jika aku katakan tidak maka itu artinya tidak" Larang Radit keras.
Jelita tercengang. Ia sungguh tak habis pikir dengan jalan pemikiran Radit.
"Dan jika aku katakan sekarang maka itu artinya sekarang. Aku mau pulang sekarang" Teriak Jelita.
Jelita mengeliat hebat hingga cengkaman tangan Radit berhasil Ia lepaskan.
Namun....
Lagi-lagi Radit berhasil mencegat langkah Jelita. Raditpun menyenderkan tubuh Jelita pada daun pintu kamar. Nafas keduanya berhembus tak teratur seperti habis lari maraton berkilo-kilo meter. Radit mengunci tangan Jelita dengan kedua tangan kekarnya hingga adiknya itu tidak bisa bergerak kemanapun.
"Jelita tolong jangan memaksaku untuk mengatakan yang sebenarnya" Ucap Radit dengan nafas memburu.
"Sebenarnya apa maksud kamu? Apa yang sudah kamu sembunyikan dari aku?" Tanya Jelita penasaran.
Radit menatap Jelita tajam, Ia mencoba berandai akan sikap Jelita setelah Ia mengatakan yang sebenarnya.
"Jelita sudah aku katakan, jangan memaksaku untuk mengatakan semuanya karna itu akan menyakiti kamu" Jawab Radit rancu.
"Aku tidak peduli. Aku hanya ingin tau yang sebenarnya. Aku ingin tau rahasia apa yang sudah kamu simpan tentang aku. Aku mohon kak, beritahu aku yang sebenarnya" Mohon Jelita.
Radit terdiam sesaat. Ia masih berat memberitahu Jelita tentang asal usul adiknya itu.
"Baiklah jika ini mau kamu. Kamu...bukan anak biologis mama dan papa" Jelas Radit dengan sangat hati-hati.
Seketika mata Jelita mendelik. Ucapan Radit seperti angin puting beliung yang membawaknya terbang tak tentu arah. Hati Jelita begitu sakit menerima kenyataan pahit ini. Ia tidak menyangka jika yang Ia panggil mama dan papa selama ini bukanlah orangtua kandungnya.
Tubuh Jelita terasa lemah begitu saja. Kakinyapun terasa rapuh hingga tak mampu lagi menopang berat tubuhnya. Tangis Jelita akhirnya pecah, Ia meluapkan segala kesakitannya dalam tangisan itu. Hatinya terlalu perih untuk menerima kenyataan sekejam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother is My Love [Tamat]
RomanceSejak kecil kamu selalu bersama, melakukan apapun selalu berdua. Namun saat beranjak dewasa kamipun harus terpisah. Dia pergi ke New York untuk melanjutkan studinya dan aku tetap disini. Entah apa yang terjadi, perasaan itu ada begitu saja. Aku beru...